Seruan Tuhannya Manusia untuk Seluruh Manusia

Seruan Tuhannya Manusia untuk Seluruh Manusia (Bag. 2)

Seruan pertama: seruan untuk beribadah hanya kepada-Nya

Seruan pertama adalah seruan Allah Ta’ala kepada seluruh manusia untuk beribadah kepada-Nya. Inilah kunci kesuksesan dan kebahagiaan seorang hamba. Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai manusia, sembahlah Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa” (QS. Al-Baqarah: 21).

Allah Ta’ala yang telah menciptakan manusia dari tiada menjadi ada. Allah Ta’ala juga yang telah menciptakan manusia sebelum kita. Allah Ta’ala menyeru kita untuk beribadah hanya kepada-Nya. Hakikat ibadah adalah mengerjakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan membenarkan berita dari-Nya. Allah Ta’ala memerintahkan manusia untuk melakukan sesuatu yang menjadi tujuan penciptaan manusia. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ

“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepada-Ku” (QS. Adz-Dzariyat: 56).

Maksud ayat ini adalah Allah Ta’ala menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada Allah Ta’ala dengan khusyuk dan ikhlas, sampai seakan-akan mereka melihat-Nya. Jika mereka tak bisa melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihat mereka. Allah Ta’ala lah yang telah memberikan manusia beragam kenikmatan. Allah Ta’ala menciptakan manusia setelah sebelumnya tidak ada. Allah Ta’ala menciptakan orang-orang sebelum mereka. Allah Ta’ala pun memberikan nikmat lahir dan batin kepada manusia. Semua itu mengharuskan manusia untuk beribadah dan bersyukur kepada-Nya.

Jika Anda telah beribadah kepada Allah Ta’ala semata, ibadah itu telah melindungi Anda dari kemurkaan dan azab Allah. Anda telah mengambil sebab untuk menangkal azab dari Allah Ta’ala. Anda menjadi orang yang bertakwa dan Anda pun akan selamat dari azab dan kemurkaan Allah Ta’ala. Hal ini akan mewujudkan kebahagiaan Anda di dunia dan di akhirat.

Ayat di atas juga menggabungkan perintah untuk beribadah kepada Allah Ta’ala semata dengan larangan beribadah kepada selain-Nya (lihat ayat selanjutnya, Al-Baqarah: 22, pent.). Sebagaimana orang yang beriman pada kekuasaan Allah Ta’ala dengan iman yang benar, maka dia akan beriman bahwa Allah Ta’ala satu-satunya yang menciptakan, memberi rezeki, dan mengatur alam semesta. Keimanan ini juga mengharuskan seseorang untuk beriman bahwa tak ada sekutu dalam peribadatan kepada Allah Ta’ala. Ini adalah dalil aqli yang paling jelas atas Kemahaesaan Allah Al Baari Subhaanahu wa Ta’ala.

Al-Qur’an juga menginformasikan bahwa seruan untuk beribadah kepada Allah Ta’ala semata adalah seruan yang dilakukan oleh seluruh Nabi – semoga selawat dan salam Allah Ta’ala limpahkan pada mereka semua-. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ

“Tidaklah Kami mengutus sebelum kamu seorang rasul pun kecuali Kami wahyukan kepadanya bahwa sesungguhnya tak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Aku, maka beribadahlah kepada-Ku” (QS. Al-Anbiya: 25).

Seruan kedua: peringatan agar waspada dari permusuhan setan kepada manusia

Seruan kedua adalah peringatan kepada manusia agar waspada dengan permusuhan setan kepada manusia. Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُواْ مِمَّا فِي الأَرْضِ حَلالاً طَيِّبًا وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِين

“Wahai manusia, makanlah segala yang halal dan baik yang ada di atas muka bumi. Dan jangan kalian ikuti jejak langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kalian” (QS. Al-Baqarah: 168).

Ini merupakan seruran Allah Ta’ala pada seluruh umat manusia. Allah Ta’ala memberikan nikmat pada manusia untuk menikmati semua yang ada di atas bumi. Nikmat tersebut misalnya berupa biji-bijian, buah-buahan, dan beragam hewan, kecuali apa yang haram dimakan atau didapatkan dari sesuatu yang haram. Makanan tersebut halal selama makanan itu bukan sesuatu yang menjijikkan, seperti bangkai, darah, daging babi, dan apa-apa yang diharamkan dan didapatkan dari sesuatu yang haram.

Ketika Allah Ta’ala memerintahkan manusia dengan perintah-Nya (yang merupakan kebaikan untuk mereka), Allah Ta’ala pun melarang mereka juga untuk mengikuti jalan dan perintah dari setan. Perintah setan adalah segala bentuk maksiat berupa kekufuran, kefasikan, kezaliman, dan termasuk di dalamnya menikmati makanan yang haram.

Setan itu melakukan permusuhan yang nyata kepada manusia. Perintah setan kepada manusia pasti akan menipu dan menyebabkan manusia menjadi penghuni neraka. Maka Allah Ta’ala bukan sekedar memerintahkan kita untuk tidak mengikuti langkahnya, Dia juga mengabarkan kita tentang permusuhan setan kepada kita agar kita waspada. Allah Ta’ala lah yang Maha Benar perkataan-Nya.

Tak cukup sampai disana, setan juga memerintahkan kita dengan hal-hal yang sangat buruk dan membawa kerusakan besar. Setan memerintahkan manusia untuk melakukan seluruh perbuatan maksiat dan berkata tentang Allah Ta’ala tanpa ilmu, baik tentang syariat-Nya maupun tentang kekuasaan-Nya.

Siapa saja yang menyifati Allah Ta’ala bukan dengan sifat yang Dia tunjukkan atau yang ditunjukkan oleh Rasul-Nya, maka orang itu telah berkata tentang Allah Ta’ala tanpa ilmu. Siapa saja yang meniadakan sesuatu yang Dia tetapkan untuk diri-Nya atau menetapkan sesuatu yang Dia tiadakan untuk diri-Nya, maka orang itu telah berkata tentang Allah Ta’ala tanpa ilmu. Siapa saja yang mengatakan bahwa Allah Ta’ala memiliki sekutu berupa sesembahan yang sesembahan itu bisa mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, maka ia telah berkata tentang Allah Ta’ala tanpa ilmu. Siapa saja yang mengatakan bahwa Allah Ta’ala menghalalkan ini, mengharamkan itu, memerintahkan ini atau melarang itu tanpa bukti, maka ia telah berkata tentang Allah Ta’ala tanpa ilmu.

***

Penerjemah: Amrullah Akadhinta, ST.

Sumber: https://muslim.or.id/73448-seruan-tuhannya-manusia-untuk-seluruh-manusia-bag-2.html