Di luar sepuluh malaikat, ada malaikat-malaikat lain yang memiliki banyak tugas
“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu” (QS Fathir 1).
Fathir merupakan salah satu surah dalam Alquran yang berbicara tentang malaikat. Prof Dr M Yunan Yusuf dalam Tafsir Al Izzah menjelaskan, kata Fathir mengandung makna pencipta awal yang tiada bahan sebelumnya.
Itulah apa yang ditangkap Ibnu Abbas dari pembicaraannya dengan seorang Arab dusun tentang kata Fathir tersebut. Imam Ibnu Katsir pun menurunkan sebuah riwayat berkaitan dengan ayat ini yang berasal dari Ibnu Abbas.
“Dahulu aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan faathirus samaawati wal ardli (Yang menciptakan langit dan bumi) hingga dua orang Arab desa datang kepadaku berselisih tentang satu buah sumur. Salah satu dari kedua orang tersebut berkata kepada temannya: ‘Ana fathartu haa samaawaati wal ardli’, yaitu Badi’ius samaawati wal ardli (Pencipta pertama kali langit dan bumi). Karena itu, kata fathir disimpulkan sebagai pencipta awal, yakni mengawali penciptaan sesuatu. Dalam kaitan ini, Allah adalah Pencipta, yakni sebagai penciptaan awal yang memulai adanya langit dan bumi.”
Untuk menyelenggarakan tata kelola langit dan bumi, Allah menciptakan malaikat seperti yang tercantum dalam ayat pertama surah Fathir di atas. Ayat tersebut menjelaskan, para malaikat berfungsi sebagai utusan Allah dalam arti mewakili-Nya dalam mengatur dan melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan bagi mereka masing-masing.
Alquran tidak menyebutkan kejadian malaikat itu dibuat dari bahan apa. Hanya, ada hadis yang menjelaskan jika malaikat diciptakan dari nur atau cahaya.
Ayat di atas menggambarkan tentang malaikat-malaikat yang mempunyai sayap. Ada yang dua, tiga dan empat. Para ulama memiliki perbedaan pandangan mengenai sayap-sayap ini. Ayat di atas menggambarkan tentang malaikat-malaikat yang mempunyai sayap. Ada yang dua, tiga dan empat.
Ada yang memahaminya dalam arti hakiki, jika malaikat itu memang memiliki sayap sebagaimana disebut dalam teks Alquran. Ada juga yang memandang ungkapan tersebut hanya kiasan. Artinya, tingkat kecepatan gerak malaikat itu sangat tinggi dengan sayap-sayap yang dimiliki masing-masing malaikat.
Ada juga gambaran dari Rasulullah SAW mengenai makhluk Allah yang ghaib ini. “Sesungguhnya aku melihat apa yang tidak kalian lihat. Aku mendengar sesuatu yang tidak kalian dengar. Langit merintih.. Dan layak baginya untuk merintih. Tidak ada satu ruang selebar empat jari, kecuali di sana ada malaikat yang sedang meletakkan dahinya, bersujud kepada Allah. Demi Allah, andaikata kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan sedikit menangis… “ (HR Ahmad dan Tirmidzi).
Hadis ini menjelaskan, tidak ada satu ruang selebar empat jari kecuali di sana ada malikat yang sedang meletakkan dahinya sedang bersujud kepada Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Ungkapan ini adalah kalimat simbolis atas malaikat yang sangat banyak. Meski demikian, dalam Arkanul Iman, dijelaskan hanya ada sepuluh malaikat yang wajib dipercaya Allah sesuai dengan tugas masing-masing. Demi Allah, andaikata kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan sedikit menangis.
Di luar sepuluh malaikat, memang ada malaikat-malaikat lain yang memiliki banyak tugas. Ada yang bertugas pada malam hari saja. Ada juga yang tugasnya hanya pada siang hari. Para malaikat ini akan serah terima pada waktu Subuh dan Ashar dengan catatan masing-masing. Mereka pun membuat laporang khusus siapa saja hamba-hamba Allah yang sedang melaksanakan shalat.
“Malaikat bergantian melihat kalian pada siang dan malam. Para malaikat itu bertemu di Shalat Subuh dan Shalat Ashar. Kemudian, yang bermalam dengan kalian naik (ke langit) dan ditanya oleh Rabb mereka, dan Dia lebih tahu keadaan hamba-hambanya. Bagaimana kondisi hamba-hamba Ku ketika kalian tinggalkan? Para malaikat menjawab, “Kemi meninggalkan mereka dalam keadaan shalat dan kami mendatangi mereka dalam keadaan shalat.” (HR Bukhari dan Muslim. Tidak ada satu ruang selebar empat jari kecuali di sana ada malikat yang sedang meletakkan dahinya sedang bersujud kepada Allah.
Hadis lainnya dari Imam Muslim meriwayatkan, ada juga malaikat yang berdiri di depan pintu masjid setiap Jumat. Dia mencatat satu persatu siapa yang memasuki masjid untuk shalat Jumat sampai khatib naik mimbar. Malaikat itu pun ikut mendengarkan khutbah dari khatib tersebut.
Sementara, hadis lain dari Imam Bukhari dan Muslim menceritakan jika malaikat lainnya mencatat orang yang pergi mencari rezeki. Dia memperoleh rezeki itu dengan ikhlas dan menafkahkan untuk kebaikan.
Malaikat pun mendoakannya agar rezekinya ditambah lebih banyak lagi. Jika dia tidak menginfakkannya, malaikat akan mendoakannya agar harta itu dipunahkan.
Begitulah kuasa Allah bersama pasukannya para malaikat. Karena itu, kita wajib mengimani makhluk Allah yang ghaib itu.
Wallahu a’lam.
OLEH A SYALABY ICHSAN