TIDAK sedikit manusia yang seperti ini. Munafik. Ia mengatakan sesuatu yang tidak sinkron antara apa yang ia katakan dengan hatinya. Hatinya berkata tidak, tetapi mulutnya malah berkata iya.
Jika kita contohkan dengan keimanan seseorang, orang yang beriman iya percaya bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan nabi Muhammad ﷺ adalah utusan Allah.
Selain itu, orang yang beriman juga melafadzkan nya dengan mulut, seperti membaca syahadat. Ketika manusia sudah melafadzkan syahadat, maka ia harus percaya itu. Bukan hanya seksdar ucapan di mulut saja. Karna kepercayaan letaknya di hati.
Munafik, Gombal
Hati dan mulut tidak sinkron juga bisa diumpamakan kepada orang-orang yang suka gombal. Ia berkata seperti ini: “MasyaAllah, alangkah cantiknya ciptaanmu ini”.
Biasanya para lelaki mengatakan seperti ini kepada wanita yang iya cintai, padahal dihatinya tidak seperti itu, yang ada di hatinya adalah ucapan seperti ini “dih, cantik dari mananya, jelek iya”.
Ini perbuatan yang tidak baik. Tidak seharusnya kita mencontohnya.
Munafik, sebutan ini juga bisa diberikan kepada orang yang hati dan mulutnya tidak sinkron. Orang yang munafik tidak bisa dipercaya. Terdapat dalam sebuah hadist. Tanda-tanda orang munafik ada tiga, jika berbicara berdusta, jika berjanji mengingkari, dan jika diberi amanah mengkhianati.” (HR Bukhari dan Muslim).
“Jika berbicara berdusta” maksudnya adalah, ucapan yang keluar dari mulutnya berbeda dengan apa yang ada di hatinya. “lain di mulut lain di hati”.
Munafik, Jauhi Meskipun Pahit
Seorang muslim tidak seharusnya memiliki sifat ini. Karena kejujuran itu penting meskipun pahit, dari pada berbohong demi diri sendiri. Ketika mulut dan hatu sudah tidak sinkron, maka itu adalah awal dari perselisihan.
Mulut bisa berkata iya, tapi hati belum tentu bisa. Karena hati yang bisa merasakan, sedangkan mulut hanya bisa berucap. Didalam hidup kita bisa merasakan sedih dan senang, dan perasaan itu munculnya dari hati. []
Oleh: Uli Qurrata A’yuni Candra
Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI Depok
candrauli8@gmail.com