Di antara nikmat yang Allah ‘Azza Wajalla turunkan untuk seorang hamba adalah tidur. Allah berfirman,
وَمِنْ آيَاتِهِ مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.” (QS. Ar-Rum: 23)
Dalam ayat yang lain, Allah ‘Azza Wajalla juga berfirman,
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِبَاسًا وَالنَّوْمَ سُبَاتًا وَجَعَلَ النَّهَارَ نُشُورًا
“Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha.” (QS. Al-Furqan: 47)
Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy rahimahullahu menjelaskan,
من رحمته بكم ولطفه أن جعل الليل لكم بمنزلة اللباس الذي يغشاكم، حتى تستقروا فيه وتهدؤوا بالنوم وتسبت حركاتكم
“Di antara rahmat Allah adalah Dia menjadikan malam sebagaimana pakaian yang kalian kenakan yang bisa menutupi diri kalian. Sehingga kalian dengan hikmat bisa merehatkan diri dengan tidur.” (Tafsir As-Sa’diy 584)
Oleh karenanya, tidak selayaknya seorang muslim menjadikan tidur sebagai sekedar rutinitas belaka. Ia bisa mengisinya dengan banyak ketaatan sebelum tidur sebagai bukti bahwa seluruh lini hidupnya adalah menghamba kepada Allah ‘Azza Wajalla.
Bacaan-bacaan doa sebelum tidur
Di antara yang diajarkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama ketika seorang muslim beranjak tidur adalah (kami sarikan dari tulisan di islamqa.info):
Membaca Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas (Masing-masing 3 kali)
Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan,
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ : جَمَعَ كَفَّيْهِ ، ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا ، فَقَرَأَ فِيهِمَا : قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ، وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ، وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ، ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ ، يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ ، يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
“Bahwasanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama ketika hendak tidur di malam hari, beliau menangkupkan kedua telapak tangannya dan meniupnya sembari membaca Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas. Kemudian mengusapkan ke bagian tubuh yang dapat dijangkaunya mulai dari kepala, wajah, dan bagian depan tubuhnya. Beliau melakukannya sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari 5017)
Membaca ayat Kursi (1 kali)
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
وَكَّلَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِحِفْظِ زَكَاةِ رَمَضَانَ ، فَأَتَانِي آتٍ ، فَجَعَلَ يَحْثُو مِنْ الطَّعَامِ ، فَأَخَذْتُهُ فَقُلْتُ : لَأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – فَذَكَرَ الْحَدِيثَ – فَقَالَ : إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِيِّ ، لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنْ اللَّهِ حَافِظٌ ، وَلَا يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ . فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ ، ذَاكَ شَيْطَانٌ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama menugaskanku untuk menjaga zakat Ramadan. Kemudian ada seorang penyusup yang ingin mencuri makanan. Aku pun menangkapnya dan mengatakan, ‘Aku benar-benar akan menyerahkanmu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama.’ (Kemudian perawi menceritakan hadis yang cukup panjang). Penyusup tadi mengatakan, ‘Jika engkau hendak berbaring, maka bacalah ayat Kursi, dengan demikian engkau akan senantiasa dijaga Allah dan tidak didekati setan hingga pagi hari.’ (Mendengar hal tersebut) Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda, ‘Ia telah jujur kepadamu, meski sebenarnya ia adalah seorang pendusta, itu tadi setan.’” (HR. Bukhari 2311)
Membaca dua ayat terakhir surah Al-Baqarah (1 Kali)
Abu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu menuturkan, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda,
مَنْ قَرَأَ بِالْآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ
“Barangsiapa yang membaca dua ayat terakhir surah Al-Baqarah di malam hari, maka hal tersebut mencukupinya.” (HR Bukhari 2311)
Yakni, Allah akan menjaga orang yang mengamalkannya di malam itu.
Membaca surah Al-Kafirun (1 kali)
Abu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu menuturkan, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda,
اقْرأ : ( قُلْ يا أيُّها الكافِرُونَ ) ثُمَّ نَمْ على خاتِمَتِها ، فإنَّها بَرَاءَةٌ مِنَ الشِّرْكِ
“Bacalah surah Al-Kafirun, kemudian tidurlah, maka hal tersebut akan menjadi sebab terjaga dari kesyirikan.” (HR. Abu Dawud 5055 dan dihasankan oleh Ibnu Hajar rahimahullahu dalam Nataaij Al-Afkaar 3/61)
Membaca Surah Al-Isra dan Az-Zumar (1 kali)
Aisyah radhiyallahu ‘anhu mengisahkan,
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ لا يَنَامُ حَتَّى يَقرَأَ بَنِي إِسرَائِيلَ وَالزُّمَر
“Bahwasanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama tidaklah beranjak tidur, kecuali setelah membaca Al-Isra dan Az-Zumar.” (HR. At-Tirnidzi 3402 dan dihasankan oleh Ibnu Hajar rahimahullahu dalam Nataaij Al-Afkaar 3/65)
Membaca doa (1 kali)
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,
كانَ النَّبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ إذَا أرَادَ أنْ يَنَامَ قالَ: باسْمِكَ اللَّهُمَّ أمُوتُ وأَحْيَا
“Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama ketika beranjak tidur beliau meletakkan tangannya di bawah pipinya kemudian membaca,
باسْمِكَ اللَّهُمَّ أمُوتُ وأَحْيَا
Bismikallahumma amuutu wa ahyaa
(Ya Allah, dengan nama-Mu aku mati dan hidup).” (HR Bukhari 6324)
Membaca doa (1 kali)
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Bara bin Azib radhiyallahu ‘anhu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda,
إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الْأَيْمَنِ ، ثُمَّ قُلْ : اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ : وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ ، لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ ، اللَّهُمَّ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ . فَإِنْ مُتَّ مِنْ لَيْلَتِكَ فَأَنْتَ عَلَى الْفِطْرَةِ ، وَاجْعَلْهُنَّ آخِرَ مَا تَتَكَلَّمُ بِه
“Jika kalian hendak tidur, maka berwudulah sebagaimana wudu untuk salat. Kemudian berbaringlah ke arah kanan dan berdoa dengan,
اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ : وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ ، لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ ، اللَّهُمَّ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ
Allahumma aslamtu wajhii ilaik. Wa fawwadhtu amrii ilaik. Wa alja’tu dzahrii ilaik. Raghbatan wa rahbatan ilaik. La malja’a walaa manjaa minka illa ilaik. Allahumma aamantu bi kitaabika alladzii anzalta, wa bi nabiyyika alladzii arsalta
(Ya Allah aku berserah diri kepadamu, kupasrahkan semua urusanku kepada-Mu, dan aku sandarkan diriku kepada-Mu, dengan harap dan takut kepada-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan tempat menyelematkan diri dari siksa-Mu, melainkan dengan berjalan menuju-Mu. Ya Allah aku beriman dengan kitab yang Engkau turunkan dan kepada Nabi yang Engkau utus.)
Jika kalian meninggal di malam itu, maka sungguh kalian meninggal dalam keadaan lurus. Dan jadikanlah doa ini sebagai akhir ucapanmu di hari itu.” (HR Bukhari 6311 dan Muslim 2710)
Membaca doa (1 kali)
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama juga mengajarkan sebuah doa yang hendaknya dibaca menjelang tidur,
بِاسْمِكَ رَبِّ وَضَعْتُ جَنْبِي ، وَبِكَ أَرْفَعُهُ ، إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا ، وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ
Bismika Rabbi wadha’tu janbi. Wa bika arfa’uh. In amsakta nafsii farhamha wa in arsaltaha fahfadzha bimaa tahfadzu bihi ibaadakas shaalihin
“(Ya Allah, dengan nama-Mu aku meletakkan lambungku. Dan dengan nama-Mu aku bangun darinya. Jika Engkau menahan ruhku, berilah rahmat kepadanya. Dan jika Engkau melepasnya, maka peliharalah sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang saleh).” (HR. Bukhari 6320 dan Muslim 2714)
Membaca tasbih, tahmid, dan takbir (masing-masing 3 kali)
Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, tatkala Fathimah radhiyallahu ‘anha datang kepada Nabi meminta seorang pelayan, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama menjawab,
أَلَا أُخْبِرُكِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكِ مِنْهُ ، تُسَبِّحِينَ اللَّهَ عِنْدَ مَنَامِكِ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ ، وَتَحْمَدِينَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ ، وَتُكَبِّرِينَ اللَّهَ أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ
“Maukah kuberitahukan hal yang lebih baik dari permintaanmu itu? Bacalah tasbih sebelum tidur sebanyak 33 kali, tahmid 33 kali, dan takbir 33 kali.” (HR Bukhari 5362 dan Muslim 2727)
Membaca doa (1 kali)
Hafshah radhiyallahu ‘anha menceritakan,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْقُدَ وَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى تَحْتَ خَدِّهِ ثُمَّ يَقُولُ : ( اللَّهُمَّ قِنِى عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ ) ثَلاَثَ مِرَارٍ
“Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama ketika menjelang tidur beliau meletakkan tangan kanan di bawah wajah beliau sembari mengucapkan,
اللَّهُمَّ قِنِى عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ
Allahumma qinii adzaabaka yauma tab’atsu ibaadak
(Ya Allah jagalah aku dari siksa-Mu di hari di mana kelak Engkau bangkitkan hamba-hamba-Mu.)” (HR Abu Dawud 5045 dan disahihkan oleh Ibnu Hajar dalam Fath Al-Baari 11/119)
Membaca doa (1 kali)
Diceritakan oleh Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama ketika hendak berbaring di tempat tidur beliau membaca,
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَكَفَانَا وَآوَانَا فَكَمْ مِمَّنْ لَا كَافِيَ لَهُ وَلَا مُؤْوِيَ
Alhamdulillahi alladzii athamana wa saqaana wa kafaanaa wa aawaanaa fakam mimman laa kaafiya lahu walaa mu’wiya
“Segala pujian hanya untuk Allah, Zat yang memberikan makan dan minum, serta mencukupi kebutuhan dan perlindungan kepada kami, betapa banyak orang yang tidak memiliki kecukupan dan perlindungan.” (HR. Muslim 2715)
Membaca doa (1 kali)
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya menyarankan kepada seorang laki-laki ketika hendak tidur agar membaca,
اللَّهُمَّ خَلَقْتَ نَفْسِي وَأَنْتَ تَوَفَّاهَا ، لَكَ مَمَاتُهَا وَمَحْيَاهَا ، إِنْ أَحْيَيْتَهَا فَاحْفَظْهَا ، وَإِنْ أَمَتَّهَا فَاغْفِرْ لَهَا ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ
Allahumma khalaqta nafsii wa anta tawaffahaa, laka mamaatuha wa mahyaaha, in ahyaitaha fahfadhza wa in amattahaa faghfir lahaa, allahumma inni as’aluka al-aafiyah
(Ya Allah, Engkaulah Zat yang menciptakan diriku dan yang mematikannya. Matiku dan hidupku hanya untuk-Mu. Jika Engkau menghidupkan diriku, maka jagalah. Dan jika Engkau mematikannya, maka ampunilah. Ya Allah, aku memohon keselamatan kepada-Mu) (HR. Muslim 2712)
Membaca doa (1 kali)
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama sebelum beranjak tidur juga kadangkala membaca doa,
اللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ وَرَبَّ الْأَرْضِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ، رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى ، وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْفُرْقَانِ ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ ، اللَّهُمَّ أَنْتَ الْأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ ، وَأَنْتَ الْآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُونَكَ شَيْءٌ ، اقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ ، وَأَغْنِنَا مِنْ الْفَقْرِ
Allahumma rabbas samaawaati wa rabbal ardhi wa rabbal arsyil adziim. Rabbanaa wa rabba kulli syai’in. Faaliqal habbi wan nawaa. Wa munzilat taurati wal injiili wal furqaani. Audzu bika min syarri kulli syaiin anta aakhidun binaashiyatih. Allahumma antal awwalu falaisa qablaka syaiun. Wa antal aakhiru falaisa ba’daka syaiun. Wa antadz dzaahiru falaisa fauqaka syaiun. Wa antal baathinu falaisa duunaka syaiun. Iqdhi ‘annaddaina wa aghinaa minal faqr
(Ya Allah, Rabb langit yang tujuh dan Rabb ‘arsy yang agung. Rabb kami dan Rabbnya segala sesuatu. Yang membelah biji-bijian dan biji kurma. Yang menurunkan Taurat, Injil dan Al-Qur`an. Aku berlindung kepada-Mu dari semua kejahatan. Engkaulah Yang memegang ubun-ubunnya. Ya Allah, Engkaulah Yang Awal maka tidak ada sesuatu pun yang sebelum-Mu. Dan Engkaulah Yang Akhir yang tidak ada sesuatu pun setelah-Mu. Dan Engkaulah Yang Zhahir (Maha Tinggi) maka tidak ada sesuatu pun yang ada di atas-Mu. Dan Engkaulah Yang Bathin (Maha Dekat) maka tidak ada sesuatu pun yang lebih dekat daripada-Mu. (Ya Tuhanku) lunasilah utang kami dan cukupilah kami dari kemiskinan.) (HR .Muslim 2713)
Membaca doa (1 kali)
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu mengajarkan doa yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama ketika beranjak tidur,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِوَجْهِكَ الْكَرِيمِ وَكَلِمَاتِكَ التَّامَّةِ مِنْ شَرِّ مَا أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ ، اللَّهُمَّ أَنْتَ تَكْشِفُ الْمَغْرَمَ وَالْمَأْثَمَ ، اللَّهُمَّ لَا يُهْزَمُ جُنْدُكَ ، وَلَا يُخْلَفُ وَعْدُكَ ، وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ ، سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ
Allahumma inni audzu bi wajhikal kariimi wa kalimatika at taamati in syarri maa anta aakhidun binaashiyatih. Allahumma anta taksyifu al maghrama wal ma’tsama. Allahumma laa yuhzamu junduk. Walaa yukhlafu wa’duk. Walaa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu. Subhaanaka wabihamdik
(Ya Allah, aku berlindung dengan wajah-Mu yang mulia, dan kalimat-kalimat-Mu yang sempurna dari keburukan apa saja yang Engkau menguasai ubun-ubunnya, Ya Allah Engkaulah Yang Maha menyingkap utang dan dosa, Ya Allah yang tentara-Mu tidak terkalahkan, dan janji-Mu tidak diingkari, dan tidak bermanfaat disisi-Mu kekayaan karena kekayaan itu berasal dari-Mu. Mahasuci Engkau dan segala puji bagi-Mu.)
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dalam Sunan Abu Dawud no. 5052 dan disahihkan oleh An-Nawawi dalam Al-Adzkar hlm. 111 dan Ibnu Hajar dalam Nataaij Al-Afkar 2/384.
Membaca doa (1 kali)
Doa lain yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama menjelang tidur adalah sebagaimana diriwayatkan oleh Abul Azhar al Anmaary radhiyallahu ‘anhu,
بِسْمِ اللَّهِ وَضَعْتُ جَنْبِي ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي ، وَأَخْسِئْ شَيْطَانِي ، وَفُكَّ رِهَانِي ، وَاجْعَلْنِي فِي النَّدِيِّ الْأَعْلَى
Bismillahi wadha’tu janbii. Allahumma ighfir lii dzanbii. Wa akhsi’ syaithaani. Wa fukka rihaani. Waj’alnii fin nadiyy al a’laa
(Ya Allah, aku rebahkan diriku. Ampunilah semua dosaku, cacatkanlah setanku, lepaskanlah gadaiku, dan jadikanlah aku berada pada jajaran malaikat.)
Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Sunan Abu Dawud no. 5054 dan dihasankan oleh Imam An-Nawawi dalam Al-Adzkar hlm. 125 dan Ibnu Hajar dalam Nataaij Al-Afkaar 3/60.
Apakah harus semua dibaca?
Tidak harus. Akan tetapi, sesekali waktu kita beralih dari satu doa ke doa yang lain agar kita mengamalkan semua hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama. Syekh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullahu mengatakan,
أن العبادات إذا وردت على وجوه متنوعة فإنها تفعل على هذه الوجوه، على هذه مرة، وعلى هذه مرة
“Ketika suatu ibadah disebutkan dengan beberapa versi, maka masing-masing dari semua versi di kerjakan secara bergantian.” (Shifatu Shalaatin Nabi hlm. 5)
Beliau rahimahullahu melanjutkan tentang faidah mengamalkan semua versi yang disebutkan adalah:
Pertama, mengamalkan semua sunah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama.
Kedua, menjaga sunah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama.
Ketiga, agar tidak menjadi sekedar rutinitas semata.
Wallahu a’lam
***
Penulis: Muhammad Nur Faqih, S.Ag.
© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/80269-doa-sebelum-tidur.html