Jangan Berlebihan dalam Berpolitik

Jangan Berlebihan dalam Berpolitik! Dalam Islam, Politik Hanya Sarana Bukan Tujuan

Apakah ketika Rasulullah berhasil membangun komunitas atau negara kecil di Madinah itu berarti Rasulullah diutus untuk membangun sebuah negara? Apakah karena Rasulullah menjadi pemimpin agama sekaligus pemimpin negara, berarti risalah Rasulullah termasuk risalah politik?

Penting ditegaskan sejak awal bahwa misi Rasulullah adalah menyampaikan risalah untuk membangun peradaban yang berakhlak mulia. Sangat kecil jika membicarakan Rasulullah hanya dalam konteks negara, tetapi sebuah peradaban manusia. Politik adalah salah satu sarana membangun masyarakat, tetapi tidak menjadi inti pokok dalam agama.

Inti pokok dalam Islam, adalah keimanan, syariah dan akhlak. Politik  adalah sarana bagaimana keimanan itu tegak, syariah itu tertanam dan akhlak itu terimplementasi dalam kehidupan masyarakat.

Jangan d ibalik, politik menjadi inti dengan cara memperalat agama. Dalil agama diputar-putar dan dieksploitasi karena hanya ingin menegakkan politik kekuasaan. Pemikiran itu menyesatkan dan terlalu berlebihan dalam mikirin politik.

Kenapa ini penting ditegaskan? Kecenderungan saat ini adalah tokoh agama yang hanya membicarakan terus menerus politik dari A sampai Z sehingga lupa mengurusi keimanan, syariah dan akhlak umatnya. Ada pula media Islam yang isinya hanya mempersoalkan politik melulu dan porsi edukasi umatnya tentang pokok-pokok agama menjadi minor.

Jika yang diajarkan terus menerus tentang politik baik sistem politik, aliran politik, sekularisme, kapitalisme, sosialisme yang diangkat terus menerus tanpa henti, porsi membicarakan hal keimanan, praktek ibadah dan memperbaiki akhlak umat menjadi terbengkalai.

Bukan salah membicarakan politik, tetapi jadikanlah politik sebagai sarana bukan tujuan pokok dalam beragama. Misalnya, terus menerus mengkader anak-anak muda berbicara khilafah, memperjuangkan politik Islam, mengkritik sistem yang ada, dan sebagainya hanya menjerumuskan mereka pada hal sarana, bukan tujuan. Lahirlah kader-kader instan yang pintar berbicara politik, tetapi minim pengetahuan keagamaan.

Membangun peradaban yang islami dimulai dari keimanan yang kuat, konsisten dalam ibadah dan mempraktekkan akhlak yang mulia. Itu pilar Islam sebagaimana dalam hadist Nabi. Selanjutnya, kader-kader muda muslim harus diarahkan pada hal yang bermanfaat untuk peradaban manusia. Tidak semua kader muslim kita dicetak jadi aktivis politik yang hanya berbusa-busa berbicara khilafah.

Contoh-contohlah tokoh-tokoh Islam yang bisa membangun peradaban dengan pengetahuan yang kuat. Sebutlah Ibnu Sina, Al-Farabi, Ibnu Rusyd, Al-Khawarizmi, Ibnu al-Haytham, Ibnu Khaldun, Jabir bin Hayyan, dan masih lagi ilmuwan muslim yang berpengaruh terhadadap peradaban dunia.

Peradaban pengetahuan kita saat ini dikuasai Barat dengan dinamika penemuan teknologi dan ilmu yang terus dikembangkan. Sementara anak-anak muslim kita selalu disibukkan dengan urusan politik dan pertentangan politik. Itu layaknya kondisi di Timur Tengah yang selalu disibukkan dengan perebutan politik kekuasaan, mudah diintervensi asing dan tidak mempunyai waktu yang cukup mengembangkan pengetahuan dan teknologi.

Jadi, jika kita jauh ketinggalan dengan dunia Barat bukan karena sistem politik yang ada tidak mendukung. Tetapi energi umat Islam saat ini hanya berbusa-busa dalam politik dan terkadang harus bertikai dengan sesama muslim.

Kita menjadi lupa mendidik kader handal dalam berbagai ilmu pengetahuan. Seolah kita hanya mau mendidik anak-anak militan yang selalu siap perang. Seolah-olah Islam sudah terkepung dari berbagai penjuru sehingga perlu kader handal dalam politik kekuasaan. Anak-anak muda muslim selalu didoktrin tentang peta politik dan impian membangun politik kekuasaan masa lalu.

Mari luruskan kembali tugas membangun umat dan peradaban Islam. Jangan selalu cekoki anak-anak muda muslim dengan berbagai politik aliran dan gairah politik kekuasaan. Kembangkan keahlian dan kreatifitas kader muda muslim dalam berbagai bidang. Munculkan kader-kader muslim yang handal dalam berbagai bidang yang dijiwai dengan keimanan yang kuat, konsisten dalam ibadah dan berperangai akhlak yang mulia.

ISLAMKAFFAH