Fatwa Syekh Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baz
Pertanyaan:
Saya pernah mendengar hadis berbunyi,
الصبر عند الصدمة الأولى
“Sabar itu terletak di awal musibah.”
Apakah makna hadis tersebut?
Jawaban:
Hadis tersebut adalah hadis sahih. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melihat seorang wanita sedang menangisi seseorang, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menasihatinya. Lalu wanita itu berkata,
إليك عني فإنك لم تصب بمثل مصيبتي
“Pergilah dariku! Sesungguhnya kamu tidak pernah tertimpa musibah seperti yang aku alami.”
Ketika wanita tersebut dikabarkan bahwa yang berbicara kepadanya adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dia menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di rumahnya. Dia tidak menjumpai orang yang menjaga rumahnya, lalu dia meminta izin masuk dan mengatakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa dia tadi tidak mengenalnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu bersabda kepadanya,
إنما الصبر عند الصدمة الأولى
“Sesungguhnya kesabaran terletak di awal musibah.”
Yaitu, maknanya adalah sabar yang terkandung di dalamnya pahala adalah kesabaran pada saat awal terjadi musibah, wafatnya saudara, sakit, atau sesuatu yang merugikan seseorang. Dia bersabar dan berharap pahala, tidak mengeluh, tidak berkata buruk, dan tidak melakukan perbuatan yang tidak sepantasnya dilakukan saat awal musibah dialami. Maka, dia akan dibalas pahala atas hal tersebut.
Adapun jika dia telah melakukan tindakan yang tidak sepantasnya dilakukan, kemudian bersabar setelahnya, maka kesabarannya tidak bermanfaat. Kesabaran harus dilakukan. Ia akan bersabar. Ia akan terhibur setelahnya seiring waktu. Sabar demikian layaknya kesabaran binatang ternak, maka tidak bermanfaat sama sekali.
Sabar yang mendapatkan pahala yang besar adalah kesabaran di awal musibah, di awal turunnya musibah, dari musibah kematian atau selainnya. Dia menerima tanpa mengeluh, tanpa menarik-narik rambut, merobek pakaian, tanpa berteriak dengan seruan rapatan. Demikianlah kesabaran. Justru dia menerima dan memohon taufik kepada Rabbnya, dia bekata,
إنا لله وإنا إليه راجعون، قدر الله وما شاء فعل
“Sesungguhnya kami adalah milik Allah. Dan sesungguhnya kami hanya kepada-Nya kembali. Takdir Allah dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi.”
Kemudian tidak mengeluh, tidak melakukan tindakan yang tidak pantas, tidak berkata buruk.
Demikian. Semoga bermanfaat.
***
Penerjemah: dr. Abdiyat Sakrie, Sp.JP, FIHA
© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/87706-fatwa-ulama-makna-sabar-terletak-di-awal-musibah.html