SUNAH Rasul dalam pandangan syariat adalah sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah Shallalhu alayhi wa Sallam menjalani hidupnya atau suatu aktivitas dilakukan oleh Rasulullah Shallalhu alayhi wa Sallam dengan penjagaan Allah Taala.
Namun dalam pergaulan sehari-hari, sering kita dengar istilah “sunah rasul” pada malam Jumat. “Sunah Rasul” populer di malam Jumat adalah hubungan suami-istri atau ML.
Apakah yang melatarbelakangi penyebutan sunah rasul menjadi sebuah aktivitas seks? Benarkah malam Jumat sebagai malam yang dianjurkan untuk berhubungan seksual? Berikut ini beberapa jawabannya:
1. Ada perkataan yang dianggap hadis:
“Barangsiapa melakukan hubungan suami-istri di malam Jumat (Kamis malam) maka pahalanya sama dengan membunuh 100 Yahudi.” [Dalam hadis yang lain disebutkan sama dengan membunuh 1000 atau 7000 yahudi.]
Hadis di atas tidak akan Anda temukan dalam kitab manapun. Baik kumpulan hadis daif apalagi sahih. Artinya, hadis “sunah rasul” pada malam Jumat tersebut, apalagi sama dengan membunuh 100 Yahudi, adalah bukan hadis alias palsu yang dikarang oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
So, setop mengatakan sunah rasul sebagai pengganti dari istilah berhubungan suami-istri.
2. Ada hadisnya sahih namun tidak mengatakan secara gamblang bahwa itu adalah hubungan seks suami-istri yaitu:
Dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah Shallalhu Alayhi Wa Sallam bersabda: “Barangsiapa mandi di hari Jumat seperti mandi janabah, kemudian datang di waktu yang pertama (mendatangi masjid untuk salat Jumat), ia seperti berkurban seekor unta. Barangsiapa yang datang di waktu yang kedua, maka ia seperti berkurban seekor sapi. Barangsiapa yang datang di waktu yang ketiga, ia seperti berkurban seekor kambing gibas. Barangsiapa yang datang di waktu yang keempat, ia seperti berkurban seekor ayam. Dan barangsiapa yang datang di waktu yang kelima, maka ia seperti berkurban sebutir telur. Apabila imam telah keluar (dan memulai khutbah), malaikat hadir dan ikut mendengarkan zikir (khutbah).”(HR. Bukhari no. 881 Muslim no. 850)
Hadis tersebut menunjukkan keutamaan salat Jumat, namun di situ disebutkan juga tentang mandi junub (ghuslal janabah) pada hari Jumat. Sedangkan mandi junub salah satunya dilakukan setelah ada aktivitas hubungan seksual. Mungkin, daripada melakukan mandi besar tanpa alasan, maka dibuatlah alasannya.
Jika kita menganggap pendapat ini adalah pendapat kuat, maka anjuran melakukan hubungan intim di hari Jumat seharusnya dilakukan sebelum berangkat salat Jumat di siang hari, bukan di malam Jumat, karena batas awal waktu mandi untuk salat Jumat adalah setelah terbit fajar hari Jumat.
Lalu sebenarnya sunah apa yang dilakukan Rasulullah Shallalhu Alayhi Wa Sallam di malam/hari Jumat? Sunah rasul untuk dilakukan pada malam/hari Jumat, di antaranya:
1. Memperbanyak membaca salawat
Sabda Nabi Shallalhu Alayhi Wa Sallam, “Perbanyaklah salawat kepadaku setiap hari Jumat karena salawatnya umatku akan dipersembahkan untukku pada hari Jumat, maka barangsiapa yang paling banyak bersalawat kepadaku, dia akan paling dekat derajatnya denganku”. (HR. Baihaqi)
2. Membaca Alquran khususnya surat Al Kahfi.
Sabda Nabi Shallalhu Alayhi Wa Sallam,: “Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat akan diberikan cahaya baginya di antara dua Jumat”. (HR. Al Hakim). Tentu saja lebih baik lagi jika dikaji dan ditadabburi ayat-ayatnya.
3. Memperbanyak doa
Rasulullah Shallalhu Alayhi Wa Sallam bersabda, “Hari Jumat itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah SWT dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ashar”. (HR. Abu Dawud)
4. Salat Jumat
Rasulullah Shallalhu alayhi wa Sallam bersabda, “Salat Jumat itu wajib atas tiap muslim dilaksanakan secara berjemaah terkecuali empat golongan yaitu hamba sahaya, perempuan, anak kecil dan orang sakit”. (HR.Abu Daud dan Al Hakim).
Demikian penjelasan tentang malam Jumat. Semoga bermanfaat.