Amalan Mulia di Hari Jumat

عن  أبي عبدِ الله سَلْمان الفارِسي رضي الله عنه قال : قال رسول الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم :« لاَ يَغْتَسِلُ رَجُلٌ يَوْمَ الجُمُعة وَيَتَطهّرُ ما اسْتَطاعَ منْ طُهر وَيدَّهنُ منْ دُهْنِهِ أوْ يَمسُّ مِنْ طيب بَيْته ثُمَّ يَخْرُجُ فَلاَ يُفَرِّقُ بَيْنَ اثْنينْ ثُمَّ يُصَلّي ما كُتِبَ له ُ ثُمَّ يُنْصِتُ إذَا تَكَلَّمَ الإمامُ إلا غُفِرَ لهُ ما بَيْنَهُ وَبَين الجمُعَةِ الأُخْرَى » رواه البخاري

“Dari Abu Abdillah iaitu Salman al-Farisi رضي الله عنه  berkata : Rasulullah صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم  bersabda yang maskudnya :  “Tidaklah seseorang itu mandi pada hari Jum’at dan ia bersuci sekuasa yang dapat ia lakukan, juga berminyak dari minyaknya atau pun mengenakan sesuatu dari minyak harum yang ada di rumahnya, kemudian ia keluar – ke masjid, lalu ia tidak memisah-misahkan antara dua orang – yang sedang duduk, selanjutnya ia shalat apa yang ditentukan atasnya – yakni shalat sunnah tahiyyatul masjid – dan seterusnya ia mendengarkan jikalau imam berbicara – atau berkhutbah, melainkan orang yang melakukan semua itu tentu diampunkan untuknya antara hari Jum’at yang dilakukan itu dengan hari Jum’at yang lainnya – iaitu hari Jum’at berikutnya.”*

Hari Jum’at adalah Hari Raya

عَنْ عَامِرِ بْنِ لُدَيْنٍ الْأَشْعَرِيِّ قَالَ سَأَلْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ عَنْ صَوْمِ الْجُمُعَةِ فَقَالَ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ يَوْمُ عِيدٍ فَلَا تَجْعَلُوا يَوْمَ عِيدِكُمْ يَوْمَ صِيَامٍ إِلَّا أَنْ تَصُومُوا قَبْلَهُ أَوْ بَعْدَهُ

Dari ‘Amir bin Ludain Al Asy’ari ia berkata; Aku bertanya kepada Abu Hurairah tentang puasa pada hari jumat, maka ia menjawab; Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Hari Jumat adalah hari raya, maka janganlah kalian jadikan hari raya kalian untuk berpuasa, kecuali jika engkau berpuasa sebelum atau sesudahnya.”
(HR. Imam Ahmad no. 10470 Kitab Baqi Musnad Al Mukatsirin)

أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً

“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yg banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.”
(HR. Baihaqi,Hadits Hasan lighairihi dalam Sunan Al Kubra)

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ

“Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at.”

(HR. An Nasa’i dan Baihaqi hadits Shahih / Shahihul Jami’ no 6470

sumber: HIDAYATULLAH

5 Keutamaan Sholawat di Hari Jumat yang Sangat Dahsyat

Dalam Al Quran surat Al Ahzab ayat 56 Allah SWT berfirman mengenai perintah umat Islam bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Allah swt dan para malaikat juga melakukan hal tersebut.

Arab: اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

Latin: innallāha wa malā`ikatahụ yuṣallụna ‘alan-nabiyy, yā ayyuhallażīna āmanụ ṣallụ ‘alaihi wa sallimụ taslīmā

Artinya: Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.

Memperbanyak sholawat di malam Jumat memiliki keutamaan tersendiri. Apa saja?
Berikut keajaiban shalawat di hari Jumat:

1. Disaksikan Nabi Muhammad

Sholawat yang dibaca pada hari Jumat akan disaksikan sendiri oleh Nabi Muhammad SAW. Dikutip dari buku ‘Rahasia & Keutamaan Hari Jumat’ karya Komarudin Ibnu Mikam, Rasulullah pernah bersabda

“Sesungguhnya harimu yang paling utama ialah hari Jumat, maka perbanyak lah shawalat kepadaku di hari itu, karena ucapan shalawatmu akan dihadapkan (sampai) kepadaku!”

2. Dibalas oleh Allah SWT

Dalam hadist riwayat Ahmad dari Abu Thalhah Anshari, Nabi Muhammad pernah suatu hari berseri-seri wajahnya. Para sahabat pun bertanya mengapa wajahnya memperlihatkan kegembiraan, Nabi pun bersabda,

“Memang, malam tadi ada yang datang kepadaku dari Tuhanku azza wa jalla, firman-Nya, ‘Siapa saja di antara umatmu memberi satu shalawat kepadamu, Allah akan mencatatkan baginya sepuluh kebajikan dan menghapus darinya sepuluh kejahatan serta meninggikan derajatnya sepuluh tingkat dan menjawab shalawatnya itu.”

3. Dekat dengan Rasulullah di Hari Kiamat

Dalam hadist riwayat Turmudzi, dari Ibnu Mas’ud RA, Rasulullah SAW pernah bersabda, “Orang yang paling dekat denganku nanti pada hari kiamat adala mereka yang paling banyak membaca shalawat untukku.”

4. Dikabulkan Doa

Dalam Kitab Lubabul Hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tiada lah sebuah doa, kecuali antara doa dan langit terdapat sebuah hijab (penghalang) hingga ia bershalawat kepadaku. Jika bershawalat kepadaku, terkoyak lah hijab tersebut dan terangkat doanya.”

5. Orang yang Tidak Bershalawat Termasuk Golongan Hina dan Kikir

Dalam hadits riwayat Turmudzi, dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad bersabda, “Sungguh hina orang yang mendengar namaku disebut, kemudian ia tidak membacakan shalawat untukku.”

Sementara itu, sholawat yang dibaca pada hari Jumat adalah “Allahumma shalli ‘ala Muhammadin Nabiyyi wa-azwajihi ummahatil mukminina wa dzuriyatihi wa-ahlibaitihi kama shallaita ‘ala aali ibrahima innaka hamidun majiid.”

Artinya: Ya Allah beri lah shalawat kepada Muhammad yang menjadi Nabi itu dan kepada istri-istrinya, ibu kaum mukminin. Begitupun kepada anak cucu dan kaum keluarganya, sebagaimana telah Engkau berikan kepada keluarga Ibrahim, sungguh Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.

Sahabat Hikmah, jangan lupa keutamaan shalawat di hari Jumat ya!

Detik

Hari Jumat, Saatnya Mengingatkan untuk Memperbanyak Shalawat

Hari ini kembali Jumat datang. Anjuran memperbanyak shalawat di hari Jum’at mungkin banyak kita lupakan. Oleh karena itu, nasehat kali ini untuk mengingatkan hal ini.

Keutamaan shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diuraikan oleh ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ أَوْ سَأَلَ لِي الوَسِيْلَةَ حَقَّتْ عَلَيْهِ شَفَاعَتِي يَوْمَ القِيَامَةِ

“Barangsiapa bershalawat kepadaku atau meminta agar aku mendapatkan wasilah, maka dia berhak mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat nanti.” (Hadits ini terdapat dalam Fadhlu Ash Sholah ‘alan Nabiy no. 50, Isma’il bin Ishaq Al Jahdiy. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani).

Kemudian Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا

“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim no. 408)

Membaca shalawat juga diperintahkan Allah SWT, sebagaimana termaktub dalam Alquran (QS. Al Ahzab: 56) :

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya” (QS. Al Ahzab: 56).

Anjuran memperbanyak shalawat di hari Jumat ini juga termaktub pada sabda Rasulullah di bawah ini :

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً

“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jumat. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.” (HR. Baihaqi dalam Sunan Al Kubro. Hadits ini hasan ligoirihi –yaitu hasan dilihat dari jalur lainnya).

Mari memperbanyak shalawat di hari Jumat ini. Ingatlah, makna shalawat adalah sebagaimana yang dikatakan oleh Abul ‘Aliyah,

صَلاَةُ اللَّهِ ثَنَاؤُهُ عَلَيْهِ عِنْدَ الْمَلاَئِكَةِ

“Shalawat Allah adalah pujian-Nya kepada Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam di hadapan para malaikat.” (HR. Bukhari no. 10).

Sebagian ulama mengatakan makna shalawat dari Allah adalah rahmat, dari malaikat adalah istigfar (mohon ampunan) dan dari manusia adalah do’a. Semoga kita dimudahkan Allah untuk mengamalkan shalawat ini. Semoga Allah selalu memberi kita ilmu yang bermanfaat. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shollallahu ‘ala nabiyyiina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

KLIKKBMI

Masjidil Haram Bakal Padat, Jamaah Haji Diimbau Sholat Jumat di Masjid Terdekat

Pada Jumat, bus shalawat disetop pada pukul 09.00 waktu setempat.

Jamaah haji Indonesia diimbau menunaikan sholat Jumat di masjid terdekat atau di hotel yang menyelenggarakan sholat Jumat.

“Besok itu bertepatan dengan hari Jumat dan Masjidil Haram akan sangat padat. Demi menjaga keselamatan dan keamanan jamaah haji, kami mengimbau alangkah baiknya kalau jamaah manfaatkan masjid-masjid sekitar hotel atau hotel yang menyelenggarakan Jumatan,” ujar Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Subhan Cholid, di Kantor Daerah Makkah PPIH Arab Saudi, Kamis (22/6/2023).

Menurut Subhan, pada Jumat, semua angkutan transportasi disetop pada pukul 09.00 waktu setempat. Kemudian, baru beroperasi kembali seusai sholat Jumat.

Di sisi lain, bus-bus juga sudah mulai ditarik untuk persiapan angkutan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). Dampaknya, jamaah haji akan kesulitan mendapatkan bus untuk kembali ke hotel.

“Kalau besok tetap akan Jumatan di Masjidil Haram, siap-siap pulang naik taksi,” kata Subhan.

Selanjutnya, bus-bus shalawat akan sepenuhnya berhenti beroperasi pada Sabtu (24/6/2023). Bus shalawat merupakan transportasi dari area perhotelan jamaah haji Indonesia ke Masjidil Haram dan sebaliknya. Bus shalawat baru akan kembali beroperasi seusai puncak haji, yakni mulai 14 Dzulhijjah (2 Juli 2023).

Pengasuh Pondok Pesantren Darul Musthafa Jakarta KH Zulfa Mustofa mengingatkan jamaah tentang kesepakatan ulama. Menunaikan sholat, khususnya sholat berjamaah, di mana pun di Tanah Haram, ganjaran pahalanya sama dengan sholat di Masjidil Haram.

Selain itu, demi menjaga kondisi tubuh, jamaah haji sebaiknya fokus pada puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). “Dalam Islam kita harus memahami skala prioritas. Karena haji intinya Armina, maka sebaiknya terkait sholat Jumat besok, sholatlah di masjid terdekat atau di hotel yang menyediakan,” kata Kiai Zulfa.

IHRAM

Adakah Keutamaan Khusus Mencari Rezeki setelah Shalat Jum’at?

Pertanyaan:

Apakah benar ada keutamaan khusus untuk bekerja mencari rezeki atau berjualan di hari Jum’at setelah shalat Jum’at? Mohon penjelasannya, jazakumullah khairan.

Jawaban:

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, ash-shalatu wassalamu ‘ala asyrafil anbiya’ wal mursalin, nabiyyina Muhammadin, wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in, amma ba’du.

Benar, hal ini disebutkan oleh sebagian ulama. Bahwa ada keutamaan untuk mencari rezeki di hari Jum’at setelah shalat Jum’at. Allah ta’ala berfirman:

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Apabila telah ditunaikan shalat (Jum’at), maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. al-Jumu’ah: 10)

Ibnu Katsir rahimahullah ketika menjelaskan ayat ini, beliau berkata:

كما كان عراك بن مالك رضي الله عنه إذا صلى الجمعة انصرف فوقف على باب المسجد فقال : اللهم إني أجبت دعوتك وصليت فريضتك وانتشرت كما أمرتني فارزقني من فضلك وأنت خير الرازقين رواه ابن أبي حاتم 

Sebagaimana yang dilakukan oleh ‘Arak bin Malik radhiyallahu ‘anhu. Jika sudah selesai shalat Jum’at, beliau beranjak dan berdiri di pintu masjid sambil berdoa: “Ya Allah, aku telah penuhi panggilan-Mu, dan aku telah kerjakan shalat wajib untuk-Mu, dan aku akan bertebaran di muka bumi sebagaimana Engkau perintahkan, maka berilah aku rezeki dari karunia-Mu, Engkau adalah sebaik-baik pemberi rezeki.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim)

وروي عن بعض السلف أنه قال : من باع واشترى في يوم الجمعة بعد الصلاة بارك الله له سبعين مرة لقول الله تعالى ” فإذا قضيت الصلاة فانتشروا في الأرض وابتغوا من فضل الله

Dan diriwayatkan dari sebagian salaf, bahwa mereka berkata: “Siapa yang berjual-beli di hari Jum’at setelah shalat Jum’at, Allah akan memberinya keberkahan 70 kali. Berdasarkan firman Allah ta’ala (yang artinya): Apabila telah ditunaikan shalat (Jum’at), maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah (QS. al-Jumu’ah: 10).”

(Tafsir Ibnu Katsir, 8/122-123)

Wallahu a’lam. Semoga Allah memberi taufik dan rezeki yang melimpah.

***

Dijawab oleh Ustadz Yulian Purnama, S.Kom.

Referensi: https://konsultasisyariah.com/39372-adakah-keutamaan-khusus-mencari-rezeki-setelah-shalat-jumat.html

Hukum Mencicil Bacaan Surah Al-Kahfi di Hari Jumat

Di antara perkara yang sering ditanyakan sebagian orang adalah mengenai hukum mencicil bacaan surah Al-Kahfi di hari Jumat. Pasalnya, terdapat sebagian orang yang tidak bisa menuntaskan bacaan surah Al-Kahfi dengan sekali duduk, melainkan harus dicicil hingga dua sampai tiga kali agar surah Al-Kahfi itu bisa sempurna dibaca. Sebenarnya, bagaimana hukum mencicil bacaan surah Al-Kahfi di hari Jumat?

Menurut para ulama, kesunnahan waktu membaca surah Al-Kahfi di hari Jumat dimulai sejak matahari terbenam di hari Kamis hingga matahari terbenam di hari Jumat. Selama surah Al-Kahfi dibaca dalam rentang waktu tersebut, baik dibaca dengan sekali duduk selesai maupun dicicil hingga dua sampai tiga kali, maka hal itu sudah memenuhi kesunnahan membaca surah Al-Kahfi di hari Jumat.

Oleh karena itu, boleh bagi seseorang mencicil bacaan surah Al-Kahfi di hari Jumat. Ia boleh mencicil bacaan surah Al-Kahfi sampai dua atau tiga kali hingga dia bisa merampungkan bacaan surah Al-Kahfi itu dengan sempurna.

Ini sebagaimana disebutkan dalam Fatawa Syabakah Islamiyah berikut;

وظاهر الأحاديث أنه لا يلزم أن تقرأ السورة دفعة واحدة، بل لو فرق قراءتها في أثناء اليوم حصل المأمور به، إذ المقصود أن تقع قراءة جميع السورة في ذلك الوقت المخصوص، وكذا لو قرأها في الصلاة فلا بأس، إذ المقصود من قراءتها يحصل بذلك وإن كانت المبادرة إلى قراءتها وعدم تأخير قراءة شيء منها أولى مسارعة إلى فعل الخير وامتثالاً لقوله تعالى فاستقبوا الخيرات

Berdasarkan redaksi hadis-hadis (mengenai keutamaan membaca surah Al-Kahfi di hari Jumat) diketahui bahwa surah Al-Kahfi tidak harus dibaca langsung sekaligus, bahkan bila dibaca terpisah di siang hari (Jumat), maka perintah telah dijalankan, karena maksud perintah untuk membaca seluruh surat di waktu khusus tersebut telah dijalankan. Begitu juga tidak masalah membaca surah Al-Kahfi saat shalat. Walaupun tentunya menyegerakan membaca dan tidak menundanya itu lebih baik dalam menunaikan kebaikan dan juga telah sesuai dengan apa yang difirmankan oleh Allah; Maka berlomba-lombalah kalian dalam berbuat kebajikan.

Dengan demikian, selama surah Al-Kahfi itu dibaca dalam rentang waktu antara terbenamnya matahari di hari Kamis dan terbenamnya matahari di hari Jumat, baik dibaca utuh sekali duduk maupun dicicil, maka hal itu sudah dinilai telah memenuhi kesunnahan membaca surah Al-Kahfi di hari Jumat.

BINCANG SYARIAH

Berapa Kali Sebaiknya Membaca Surah Al-Kahfi di Hari Jumat?

Pada malam atau hari Jumat, kita dianjurkan untuk membaca surah Al-Kahfi. Berdasarkan beberapa hadis, terdapat beberapa keutamaan membaca surah Al-Kahfi di hari Jumat, di antaranya perbuatan dosa kita diampuni oleh Allah hingga Jumat berikutnya. Namun berapa kali sebaiknya kita membaca surah Al-Kahfi di hari Jumat, apakah cukup hanya sekali saja?

Menurut para ulama, membaca surah Al-Kahfi di hari Jumat tidak ada batasan maksimalnya. Kita dianjurkan untuk membaca surah Al-Kahfi sebanyak yang kita bisa di hari Jumat. Semakin banyak surah Al-Kahfi yang kita baca, maka semakin banyak pahala dan keutamaan yang akan kita peroleh.

Bahkan menurut sebagian ulama Syafiiyah, dianjurkan membaca surah Al-Kahfi hingga tiga kali, dan ini merupakan batas minimal dari anjuran memperbanyak membaca surah Al-Kahfi. Lebih dari tiga kali, maka hal itu lebih baik.

Ini sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Abu Bakar Syatha dalam kitab I’anatut Thalibin berikut;

وأن يكثر منها) أي ويسن أن يكثر من قراءة سورة الكهف، وأقل الاكثار ثلاث مرات، كما في حواشي المحلى، وحواشي المنهج

Dianjurkan memperbanyak membaca surah Al-Kahfi, artinya disunnahkan memperbanyak membaca surah Al-Kahfi, dan batasan minimal dalam hal ini adalah tiga kali, sebagaimana disebutkan dalam kitab Hawasyi Al-Mahalli dan Hawasyi Al-Minhaj.

Bahkan dalam kitab Al-Bujairimi ‘ala Al-Khatib disebutkan bahwa memperbanyak membaca surah Al-Kahfi di malam dan hari Jumat lebih baik dibanding memperbanyak membaca shalawat kepada Nabi Saw. Syaikh Sulaiman Al-Bujairimi berkata sebagai berikut;

ويستحب الاكثار من قراءتها وأقل الاكثار ثلاث مرات، وهي افضل من الصلاة على النبي صلى الله علىه وسلم

Dianjurkan memperbanyak membaca surah Al-Kahfi dan batasan minimalnya dalam hal ini adalah tiga kali. Hal itu lebih utama dibanding membaca shalawat atas Nabi Saw.

Dengan demikian, berdasarkan keterangan di atas, dapat diketahui bahwa tidak ada batasan maksimal dalam membaca surah Al-Kahfi di malam atau hari Jumat. Kita dianjurkan untuk sebanyak mungkin membacanya, setidaknya hingga tiga kali. Wallahu a’lam bis shawab wa muradih.

BINCANG SYARIAH

Allah Membagi Tiga Waktu pada Hari Jumat

 Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa dalam setiap harinya Allah telah menentukan ciptaan-Nya. Allah menciptakan bumi pada hari Ahad dan Senin, menciptakan gunung pada hari Selasa, menciptakan tumbuh-tumbuhan, air dan perkambungan pada hari Rabu, menciptakan bintang, matahari, bulan dan malaikat pada hari Kamis.

Sedangkan pada hari Jumat Allah membagi tiga waktu. Waktu pertama di hari Jumat, Allah menetapkan ajal hidup dan matinya seseorang. Waktu kedua di hari Jumat, Allah menetapkan nasib, keberuntungan atau cobaan.

“Dan waktu ketiga di hari Jumat, Allah menciptakan Adam dan menempatkannya di surga,” jelas Ustaz H. Saifuddin Aman dalam bukunya Jumat Hari bertabur Kebajikan terbitan AMP Press tahun 2016.

Penjelasan tentang penciptaan makhluk itu disebutkan Allah dalam Alquran. Allah Swt berfirman,

{قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الأرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَادًا ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ (9) وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ (10) ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلأرْضِ اِئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ (11) فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (12) }

“Katakanlah, “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itulah Tuhan semesta alam.” Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa genap. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi, “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab, “Kami datang dengan suka hati.” Maka Dia menjadikan tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS Fussilat ayat 9-12).

Lebih lanjut, Ustaz H. Saifuddin Aman menjelaskan bahwa Hari Jumat adalah hari kemuliaan. Siapa saja yang berbuat kebajikan di hari ini berhak mendapat kemuliaan dari Allah. Hari Jumat sebenarnya sudah ditawarkan oleh Allah kepada umat-umat terdahulu untuk dijadikan hari besar. Allah telah menwarkan kepada kaum Bani Israil, tetapi mereka menolak dan memilih hari Sabtu. Padahal, Allah telah memebrikan kelebihan bagi mereka, memebrikan kitab dan hikmah, tetapi mereka berkata sami’na wa ‘ashaina (kami dengar tapi kami langgar).

IHRAM

Ini Tujuh Amalan Sunah di Hari Jumat

Jumat merupakan hari yang paling istimewa dan mulia dalam Islam. Bahkan dalam hadis hari Jumat disebut juga dengan hari raya umat Islam, selain Idul Fitri dan Idul Adha. Sebab itu, Rasulullah menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak ibadah dan amal shaleh di hari Jumat.

Imam al-Ghazali, sebagaimana dikutip Syekh Nawawi al-Bantani dalam Kitab Maraqil Ubudiyah,menjelaskan ada tujuh kesunnahan atau adab yang perlu diperhatikan ketika hari Jum’at, penjelasannya sebagai berikut

Pertama, bersiap untuk menyambut datangnya hari Jumat semenjak hari Kamis, dengan membersihkan baju, menyiapkan parfum, banyak beristighfar dan bertasbih pada Kamis sore karena keutamaannya menyamai keutamaan waktu mustajab pada hari Jumat.

Kedua, jika tiba waktu subuh, segeralah mandi karena waktu mandi Jumat telah masuk dengan datangnya waktu shubuh.

Ketiga, bersihkan badan dengan mencukur rambut dan bulu, semisal mencukur bulu ketiak dan kemaluan, dan memotong kuku.

Keempat, berangkatlah ke masjid pada awal waktu. Pada hari Jumat, awal waktu dimulai semenjak terbitnya fajar.

Kelima, apabila sudah masuk masjid, carilah saf pertama karena memiliki banyak keutamaan.

Keenam, apabila orang-orang sudah berkumpul, jangan maju ke depan dengan cara melangkahi pundak mereka.

Ketujuh, jangan berjalan atau lewat di depan orang shalat.

Tulisan ini sudah dipublikasikan di Islami.co

BINCANG SYARIAH

Doa Menyambut Pagi di Hari Jumat

Hari Jumat atau yang biasa disebut dengan sayyidu al-ayyam (rajanya hari-hari) dipandang mulia oleh umat Islam. Hari dimana Nabi Adam diciptakan dan dimasukkan ke dalam surga. Hari saat Nabi Adam diturunkan ke bumi dan hari diterima taubatnya. Hari dimana salat Jum’at dilaksanakan, dan hari dimana orang-orang muslim berkumpul. Hari Jum’at adalah hari raya bagi kaum mukmin, yakni hari raya keimanan. Sebagai muslim, kita sudah semestinya melantuntkan doa menyambut pagi di hari Jumat dengan bahagia.

Dalam kitab Majmu’ah Ahzab wa Awrad Al-Syaikh Al-Akbar Ibnu Arabi, terdapat doa menyambut pagi di hari Jumat yang dibaca oleh Ibrahim bin Adham sebagai berikut;

مَرْحَبًا بِيَوْمِ الْمَزِيدِ وَالصُّبْحِ الْجَدِيدِ وَالْكَاتِبِ الشَّهِيدِ يَوْمُنَا هَذَا يَوْمُ عِيدٍ اكْتُبْ لَنَا فِيهِ مَا نَقُولُ : بِسْمِ اللَّهِ الْحَمِيدِ الْمَجِيدِ الرَّفِيعِ الْوَدُودِ الْفَعَّالِ فِي خَلْقِهِ مَا يرِيدُ أَصْبَحْتُ بِاللَّهِ مُؤْمِنًا وَبِلِقَاءِ اللَّهِ مُصَدِّقًا وَبِحُجَّتِهِ مُعْتَرِفًا وَمِنْ ذَنْبِي مُسْتَغْفِرًا وَلِرُبُوبِيَّةِ اللَّهِ خَاضِعًا وَلِسِوَى اللَّهِ جَاحِدًا وَإِلَى اللَّهِ تَعَالَى فَقِيرًا وَعَلَى اللَّهِ مُتَوَكَّلًا وَإِلَى اللَّهِ مُنِيبًا أُشْهِدُ اللَّهَ وَأُشْهِدُ مَلَائِكَتَهَ وَأَنْبِيَاءَهُ وَرُسُلَهُ وَحَمَلَةَ عَرْشِهِ وَمَنْ خَلَقَ وَمَنْ هُوَ خَالِقٌ بِأَنَّ اللَّهَ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَالنَّارَ حَقٌّ وَالْحَوْضَ حَقٌّ وَالشَّفَاعَةَ حَقٌّ وَمُنْكَرًا وَنَكِيرًا حَقٌّ وَلِقَاءَكَ حَقٌ وَوَعْدَكَ حَقٌ وَوَعِيدُكَ حَقٌّ وَالسَّاعَةَ آتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ عَلَى ذَلِكَ أَحْيَا وَعَلَيْهِ أَمُوتُ وَعَلَيْهِ أُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Artinya:

Selamat datang hari bertambahnya kebaikan, pagi yang baru, dan pencatat yang bersaksi. Hari kami ini adalah hari raya, maka tulislah bagi kami apa yang kami ucapkan di dalamnya:

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Terpuji, Maha Agung, Maha Tinggi, Maha Sayang, Maha Berbuat terhadap apa yang Dia kehendaki atas makhluk-Nya. Aku masuk pagi dengan beriman kepada Allah, membenarkan perjumpaan dengan Allah, mengakui hujja-Nya, minta ampun dari dosaku, tunduk terhadap ketuhanan Allah, menyangkal kepada selain Allah, butuh kepada Allah, bertawakkal kepada Allah, kembali kepada Allah.

Aku mempersaksikan pada Allah, dan mempersaksikan pada malaikat-Nya, para nabi-Nya, para utusan-Nya, malaikat pemikul ‘Arasy-Nya, dan yang menciptakan bahwa tiada Tuhan kecuali Dia, tiada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, bahwa surga adalah benar, neraka adalah benar, telaga adalah benar, syafaat adalah benar, munkar dan nakir adalah benar, berjumpa dengan Engkau adalah benar, janji-Mu adalah benar, ancaman-Mu adalah benar, dan kiamat akan datang tanpa ada keraguan di dalamnya, dan Allah akan membangkitkan orang-orang yang ada dalam kuburan, atas semua itu aku hidup, aku mati, dan aku dibangkitkan, insyaallah.

BINCANG SYARIAH