MUNGKIN kita akan bertanya kenapa Allah menciptakan setan? Andaikan setan itu tidak tercipta, manusia akan aman dan damai tanpa pengganggu.
Pertama, tidak ada ciptaan Allah yang buruk. Seluruh ciptaan-Nya selalu yang terbaik. Tidak ada yang keluar dari Allah kecuali yang terindah, “Yang Memperindah segala sesuatu yang Dia Ciptakan” (As-Sajdah 7).
Termasuk ciptaan Allah yang bernama setan. Pada awalnya dia adalah ciptaan yang indah seperti makhluk yang lain. Tampak kebesaran Allah pada dirinya. Beribu taun dia beribadah. Namun ketika Adam tercipta, dia sombong dan berpaling. Dan dia pun menjadi makhluk terkutuk karena perbuatannya. Bukan karena asal ciptaannya.
Kedua, Allah ciptakan manusia dan jin untuk beribadah. Karena itu Allah jadikan dunia ini tempat ujian. Ada perintah yang dibaliknya berbonus pahala, ada larangan yang dibaliknya ada ancaman siksa.
Manusia dan seluruh makhluk yang diberi taklif (termasuk jin), diberi kemampuan untuk taat dan kemampuan untuk bermaksiat. Mereka mampu melakukan keduanya dan Allah memberi mereka kebebasan untuk memilih, “Dan Kami telah Menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan).” (Al-Balad 10)
Di dunia ini, jika tidak ada makhluk seperti setan maka tidak akan dikenal yang bernama ketaatan. Ketika ada panas maka dingin mulai dikenal. Ketika ada pelanggaran maka ketaatan mulai tampak.
Ketiga, setelah setan melanggar, Allah swt memberinya kemampuan untuk “mengajak” manusia, bukan “memaksa”. Mereka yang tertipu dengan rayuan setan akan ikut bersamanya. Namun Allah telah menurunkan para nabi, memberi kita fitrah untuk mencari kebenaran dan memberi akal sehat untuk selalu mengingatkan kita bahwa setan adalah musuh. Tinggal sekarang, pilihan ada ditangan kita.
Nama-nama setan
Dalam Al-Quran, ada beberapa nama untuk setan. Yang pertama Iblis, setan, was was (karena selalu membisikkan kejahatan), Khonnas (yang bersembunyi) dan Safih (dungu) seperti Firman Allah swt ketika mengutip perkataan jin yang berkomentar tentang setan, “Dan sesungguhnya orang yang bodoh di antara kami dahulu selalu mengucapkan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah.” (Al-Jin 4)
Sementara dalam riwayat, nama-nama setan adalah azazil, thowusul malaikat (burung meraknya malaikat ketika masih belum berpaling), abu murroh, al-muhlik (yang membinasakan), al-hobits (yang busuk) dan al-hawiyah.
Musuh yang Nyata
Al-Quran berulang kali menjelaskan bahwa setan adalah musuh manusia. Dia adalah musuh yang nyata. Selalu berusaha menghancurkan kehidupan anak Adam. Allah mengulangnya berkali-kali agar manusia sadar dan waspada untuk tidak mengikuti ajakannya, “Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia.” (Yusuf 5)
“Sungguh, setan adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (Al-Isra 53)
“Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh.” (Fathir 6)
“Bukankah Aku telah Memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu” (Yasin 60)
Apa yang diserukan oleh Setan?Apa yang diserukan setan sehingga lebih banyak dari anak Adam yang mengikutinya dari pada mengikuti Allah swt?Pertama, Setan mengajak manusia untuk berbuat keji, “Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu agar berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang tidak kamu ketahui tentang Allah.” (Al-Baqarah 169).
Kedua, Menakut-nakuti manusia dengan kemiskinan. Manusia paling takut dengan kemiskinan, melalui selah ini setan mengambil kesempatan untuk menakut-nakuti manusia agar dia menghalalkan segala cara untuk lepas dari kemiskinan. Dengan cara ini juga setan mengajak manusia untuk kikir dan menimbun hartanya, “Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir).” (Al-Baqarah 268)
Ketiga, Janji palsu dan Angan-angan kosong, “(Setan itu) memberikan janji- janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka.” (An-Nisa 120)
Keempat, Menciptakan kebencian dan permusuhan, “Dengan minuman keras dan judi itu, setan hanyalah bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu, dan menghalang-halangi kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan shalat maka tidakkah kamu mau berhenti?” (Al-Maidah 91).