Demo lagi demo lagi. Celaan demi celaan, tuntutan demi tuntutan, hingga bermuara pada rencana melengserkan sang presiden. Itulah secuil dari kerusakan yang sangat banyak akibat sistem demokrasi ala barat. Tidakkah kita berpikir sejenak “Andai kita jadi presiden”, mampukah kita menunaikan amanah berat jabatan presiden?
Inilah sebagian ciri-ciri kepala negara yang baik dalam syari’at Islam yang perlu Anda miliki seandainya Anda menjadi kepala negara:
Menjadi Imam Yang Adil
Jika anda berhasil menjadi imam yang adil, di antara balasannya Anda mendapat naungan Allah di hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya, namun tahukah Anda adil itu bagaimana?
Ulama telah menjelaskan tentang ciri pokok keadilan seorang imam adalah berhukum dengan Syariat Islam, maka barangsiapa yang tidak berhukum dengan syari’at Islam ia bukanlah imam yang adil. Iitulah tafsiran imam adil yang terbaik.
Artinya, jika Anda menjadi presiden, maka perlu memiliki ilmu syari’at Islam yang dalam dan keberanian untuk berhukum dengannya di tengah-tengah arus hukum yang batil.
Berat? Jika Anda merasa tidak mampu menjadi kepala negara yang baik, maka do’akanlah presiden Anda!
Doakan semoga Allah memberi petunjuk kepadanya, berilah nasihat dengan adab Islami dan jangan cela beliau di hadapan publik.
Memilih penasihat, menteri, dan pejabat sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya radhiallahu ‘anhum contohkan.
Contohlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam bermusyawarah dengan dua sosok sahabatnya yang berilmu dan bertakwa, yaitu Ali dan Usamah radhiyallahu ‘anhuma dalam masalah berita dusta yang disebarkan oleh ahlul ifki (para penebar isu) tentang ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha.
Contohlah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu,
وكان القراء أصحاب مشورة عمر كهولا كانوا أو شبانا، وكان وقّافا عند كتاب الله عز وجل.
“Dahulu orang-orang yang diajak musyawarah Umar radhiyallahu ‘anhu adalah Al-Qurra`, baik tua maupun muda dan mereka benar-benar berpegang teguh dengan Al-Qur`an“.
Dijelaskan oleh Ibnu Hajar rahimahullah bahwa makna Al-Qurra` adalah Ulama Ahli Al-Qur`an dan As-Sunnah serta Ahli Ibadah . Berat? Jika Anda merasa tidak mampu menjadi kepala negara yang baik, maka do’akanlah presiden Anda!
Mampu mengendalikan nafsu dengan memilih apa yang Allah ridhai
Presiden, beliau memiliki kekuasaan dan harta yang besar yang seandainya keduanya itu menjadi milik kita belum tentu kita mampu mengendalikan nafsu arogansi & kezaliman dengan kekuasaan, harta, atau wanita. Pantaslah jika ia berhasil mengendalikan nafsu, ta’at kepada Rabbnya, dan adil maka akan ditempatkan di atas mimbar dari cahaya.
Berat? Jika Anda merasa tidak mampu menjadi kepala negara yang baik, maka do’akanlah presiden Anda!
Hindari menggibah (menggunjing) beliau lewat WA, facebook, twiter, dan yang lainnya. Bagaimana jika Anda merasa memiliki saran yang membangun untuknya? Tentu bukan disampaikan dengan cara demo sebagai jalan keluarnya, bukan pula statement yang memanaskan suasana, bahkan menjatuhkan martabatnya. Namun,
Ambillah secarik kertas dan tulislah
Dengan tulus ikhlas yang mendalam & mutaba’ah (evaluasi) yang baik dan goresan tinta kasih sayang diiringi pilihan kata yang diberkahi dari ucapan-ucapan Salafus Shalih, maka tuliskanlah untuknya (baca: untuk presiden Anda) perkataan yang lembut dan menyentuh hati.
Kepada yang kami hormati Bapak Presiden -semoga Allah membimbing dan menjaga Anda-,
Ingatlah,bahwa Imam yang adil adalah sosok pemimpin yang berada di antara Allah dan hamba-hamba-Nya (baca: rakyat). Ia ta’at kepada-Nya dan menuntun mereka/masyarakat, untuk ta’at pula kepada-Nya seperti dirinya,
ia suka mengingat-Nya dan menuntun mereka suka mengingat-Nya seperti dirinya.
Wahai Bapak Presiden -semoga Allah memasukkan Anda sekeluarga dalam surga-Nya-,
Sesungguhnya sosok imam yang adil adalah figur pemimpin yang siap meluruskan penyimpangan rakyatnya, melindungi mereka dari kezaliman, memperbaiki setiap kerusakan, menguatkan yang lemah serta menolong orang yang butuh bantuan.
Imam yang adil,wahai Bapak Presiden, adalah seperti sosok bapak yang sangat mencintai anak-anaknya, mencukupi mereka saat kecil, memberi bekal hidup saat mereka dewasa, mempersiapkan bekal akhirat untuk kehidupan sesudah kematian mereka.
Imam yang adil, wahai Bapak Presiden, adalah seperti sosok ibu yang sangat menyayangi buah hatinya, ia rela susah payah mengandungnya, susah payah melahirkannya, susah payah mendidiknya, ikut sedih saat anaknya sedih, bahkan ikut “demam” saat anaknya demam, terkadang disusuinya anak itu, walau kelak harus tega menyapihnya.
Wahai Bapak Kepala Negara,
bahwa sesungguhnya Anda kelak akan memiliki tempat kedudukan yang bukan seperti kedudukan Anda sekarang,
yaitu sebuah tempat kedudukan yang memisahkan Anda dengan orang yang Anda cintai dan pendukung setia Anda di dunia, mereka akan mengantarkan Anda hanya sampai ke dalam lubang sempit, setelah itu mereka pun meninggalkan Anda sendirian, maka carilah bekal untuk hidup di suatu hari yang ketika itu seseorang akan lari dari tuntutan saudara, ibu, bapak, istri, dan anaknya.
Dan hati-hatilah terhadap sekelompok manusia yang tega menjerumuskan Anda menikmati kelezatan hidup di dunia yang sementara, namun dengan konsekuensi hilangnya kelezatan hidup Anda selamanya di Akherat.
Wahai Presiden, Pemimpin kaum muslimin,
Janganlah Anda tertipu dengan derajat Anda sekarang, namun perhatikanlah derajat Anda kelak ketika Anda harus mempertanggungjawabkan perbuatan Anda di hadapan Rabbul ‘Alamin.
Terakhir, satu permohonan kami, yaitu posisikanlah surat kami ini selayaknya surat yang datang dari seorang sahabat akrab yang paling mencintai Anda, ikhlas lillahi Ta’ala dengan harapan Anda sudi menerima risalah ini.
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
***
[Digubah dan dipetik dari surat yang ditulis oleh Al-Hasan Al-Bashri kepada Kepala Negara Umar bin Abdul Aziz rahimahumallah Ta’ala, diambil dari Al-`Aqdul Fariid, Ibnu Abdi Rabbihi Al-Andalusi 1/33 Maktabah Syamilah]
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/24049-andai-anda-jadi-presiden.html