Memberikan Kenyamanan
MENYAKITI tetangga adalah sebuah kejahatan yang sangat diharamkan dalam Islam. Diriwayatkan oleh Abu Syuraih, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Demi Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman. Ditanyakan kepada beliau, ‘Siapa orang itu wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab, ‘Mereka itu adalah orang-orang yang tetangganya tidak merasa aman dengan gangguannya.” (HR. Bukhari)
Memberi perlindungan bagi tetangga yang lain dari sesuatu hal, misalnya saja pencurian, penipuan dan lain sebagainya adalah anjuran Islam. Sudah jelas bahwa Rasulullah SAW mengulang kalimatnya sampai tiga kali bagi siapa yang membuat rasa ketidaknyamanan bagi tetangganya. Untuk itu, ketika kita mengendari mobil, motor bahkan menyetel musik sebaiknya sekedarnya saja, bisa jadi ada tetangga yang merasa terganggu dengan suara gaduh tersebut.
Dikisahkan ada seorang ‘abid yang mempunyai tetangga non-muslim. Sang tetangga memiliki kamar mandi di atas rumahnya, dan bocor. Sehingga air merembes masuk ke dalam rumah muslim tersebut.
Setiap hari Ia selalu menadahi air yang berasal dari kamar mandi tetangganya dengan ember. Suatu ketika seorang ‘abid ini sakit parah, dan tetangga non-muslim pun menjenguknya. Ketika sang tetangga ini memasuki rumahnya, sang tetangga tahu bahwa air yang menetes itu berasal dari kamar mandinya. Ia pun bertanya, “air dari manakah ini”? sang ‘Abid pun mencoba mengalihkan pembicaraannya. Tetapi sang tetangga terus bertanya, air dari manakah ini yang Anda tampung? Akhirnya Ia menjawab, “Bahwa air itu adalah air rembesan dari kamar mandi Anda”.
Sang tetangga terus bertanya, “Berapa lama Anda menampungnya”? sudah 18 tahun, jawab sang ‘abid. Kenapa anda tidak megadukannya padaku? Sang ‘abid menjawab : “Barang siapa beriman kepada Allaah dan hari akhir, hendaknya memuliakan tetangganya, anda adalah tetangga saya maka kewajiban saya adalah memuliakan anda“. Betapa terkejutnya sang tetangga itu, Ia merasa takjub dan akhirnya sang tetangga non-muslim tersebut masuk Islam.
Penutup
Dalam pergaulan sehari-hari tentu peran tetangga sangat penting, baik sebagai teman ngobrol, teman berbagi serta ladang untuk menuai pahala dari Allah SWT. Beruntung jika memiliki tetangga yang baik, karena tetangga yang baik itu lebih mahal dari harga rumah atau tanah yang kita tempati, tetangga yang baik tidak ternilai harganya.
Rasulullah SAW menganjurkan kita berdoa agar terhindar dari tetangga yang jahat. Karena memiliki tetangga yang jahat bisa menjadikan rasa tidak aman, bahkan seluruh kampung tersebut akan terkena dampaknya. Untuk itu maka ketika mencari rumah baru, yang harus diutamakan adalah mencari lingkungan (tetangga) yang baik lebih dahulu, atau dengan kata lain memilih tetangga sebelum memilih rumah.
Menjalani kehidupan bertetangga dengan baik dan saling menunaikan hak masing-masing merupakan suatu kebahagiaan dan tanda kebaikan sebuah masyarakat. Rasulullah SAW bersabda, “Ada empat perkara yang termasuk dari kebahagiaan: istri yang shalihah, tempat tinggal yang luas, tetangga yang shalih dan tunggangan (kendaraan) yang nyaman. Dan ada empat perkara yang termasuk dari kesengsaraan; tetangga yang jelek, istri yang jahat (tidak shalihah), tunggangan yang jelek, dan tempat tinggal yang sempit.” (HR. Ibnu Hibban)
Dalam hadits lain rasulullah SAW bersabda,“Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah mereka yang terbaik kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah yang terbaik kepada tetangganya.”(HR. at-Tirmidzi) Marilah kita berbuat baik terhadap tetangga, serta memberikan hak-hak atasnya. Sebelum memasuki Bulan Ramadhan, mari cek kembali bagaimana hubungan kita dengan tetangga sekitar. Jika belum baik, tidak ada salahnya untuk diperbaiki. Jika sudah baik, silakan dipertahankan dan terus dijaga. Semoga kita termasuk orang-orang yang memuliakan tetangga. Amīn []