Berzikir Mengingat Allah untuk Meredakan Marah

DI SAMPING bersikap sabar, terdapat berapa hal yang bisa dilakukan untuk meredakan marah. Di antaranya adalah berzikir mengingat Allah. Hal itu bisa memberikan rasa takut kepada-Nya.

Rasa takut tadi membuat kita menjadi taat sehingga kembali kepada adab yang diajarkan-Nya. Ketika itulah, amarah tersebut akan hilang. Allah berfirman; وَاذْكُر رَّبَّكَ إِذَا نَسِيتَ “Ingatlah kepada Tuhanmu ketika engkau lupa.” (QS: al-Kahfi: 24).

Menurut Ikrimah, maksudnya adalah ketika engkau marah.

Allah berfirman;

وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللّهِ

“Dan jika kamu mendapat godaan dari setan, maka berlindunglah kepada Allah.” (QS: al-A’raf: 200).

Makna dari mendapat godaan di atas adalah membuatmu marah. Maka, ketika itu hendaknya meminta perlindungan kepada Allah. Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Artinya, Dia mendengar ucapan bodoh orang yang bertindak bodoh, serta mengetahui apa yang bisa melenyapkan amarahmu.

Diceritakan bahwa Raja Persia menulis sebuah catatan lalu memberikan kepada menterinya seraya berkata, “Jika aku marah berikan catatan tersebut kepadaku!” Isi catatan itu adalah: “mengapa harus marah? Engkau hanya seorang manusia. Sayangi yang dibumi, pasti yang di langit menyayangi-Mu.”

Ahli hikmah berkata, “Siapa yang mengingat kekuasaan Allah tentu tidak akan mempergunakan kekuasaannya dalam berbuat zalim kepada hamba.” Abdullah bin Muslim bin Muharib berkata kepada Harun ar-Rasyid, “Wahai Amirul Mukminin, aku memohon kepadamu agar memaafkanku berkat Zat yang di hadapan-Nya engkau lebih hina daripada diriku di hadapanmu. Serta berkat Zat yang lebih kuasa menghukummu daripada dirimu dalam menghukumku.” Maka Harun ar-Rasyid memaafkannya saat diingatkan kepada kekuasaan Allah.

Cara lain untuk meredakan marah adalah mengingat mati. Diceritakan bahwa seseorang mengadukan kekesatan hatinya kepada Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam. Maka, beliau bersabda: “Lihatlah kubur dan ambil pelajaran dengan pengumpulan makhluk di hari akhir.” (HR Baihaqi)

Ada penguasa kabilah yang apabila marah diberi kunci kubur para raja. Dengan begitu, marahnya hilang. Karena itu, Umar bin Khaththab radiyallahu anhu berkata, “Siapa yang banyak mengingat mati, ia akan ridha dengan dunia yang sedikit.”

Di antara cara lainnya adalah dengan berpindah dari kondisi saat marah kepada kondisi lain hingga amarah tersebut hilang. Ini adalah cara Khalifah Ma’mun saat marah.

Orang Persia berkata, “Jika orang yang sedang berdiri marah, hendaknya ia duduk. Jika orang yang sedang duduk, hendaknya ia berdiri.”*/dikutip Dr. Aidh al-Qarni, dari bukunya Laa Taghdhab-Jangan Marah.*

 

HIDAYATULLAH