Di antara sunnah puasa Ramadhan adalah menyegerakan berbuka dan membaca doa buka puasa. Bagaimana doa buka puasa, kapan dibaca dan apa keutamaannya?
Sebagai pengantar sebelum mengetengahkan doa buka puasa, perlu diketahui bahwa dalam hadits tidak hanya satu bentuk doa. Ada beberapa yang bisa diamalkan karena derajat haditsnya shahih atau setidaknya hasan. Dan ini justru memudahkan kita hendak memilih yang mana di antara doa yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Doa Buka Puasa Dzahaba Dzoma’u
Lafadz doa pertama adalah yang dikenal sebagai doa buka puasa dzahaba dzoma’u. Bacaan doanya adalah sebagai berikut:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
(Dzahabadh dhoma-u wabtalatil uruq wa tsabatal ajru insyaa-aLlah)
Artinya: “Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap insya Allah”
Para ulama menilai doa ini paling baik derajat haditsnya sehingga banyak ulama menyimpulkan bahwa doa inilah yang paling utama dibaca sebagai doa buka puasa.
Doa ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Daruquthni, dihasankan Syaikh Nasiruddin Al-Albani dalam Irwaul Ghalil, Misykatul Mashabih dan Shahih Abi Dawud.
Dalam Fiqih Sunnah, Syaikh Sayyid Sabiq menegaskan keshahihan doa ini. Demikian pula Syaikh Yusuf Qardhawi, beliau mencantumkan doa ini sebagai doa yang shahih dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dalam Fiqhush Shiyam.
Doa Buka Puasa Allahumma Laka Shumtu
Lafadz doa kedua dikenal juga dengan doa buka puasa Allahumma laka shumtu. Bacaan doanya adalah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
(Allohumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthortu)
Artinya: “Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rezeki-Mu aku berbuka”
Doa ini diriwayatkan oleh Abu Dawud, dinilai hasan oleh Syaikh Nasiruddin Al-Albani dalam Misykatul Mashabih, namun didhaifkannya dalam Shahih wa Dhaif Al Jami’u Ash Shaghir dan kitab-kitab lainnya.
Doa yang populer ini juga dicantumkan Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah sebagai doa buka puasa setelah beliau mencantumkan doa pertama di atas. Yang artinya, kedua doa ini boleh dipilih.
Doa Gabungan
Selain kedua doa di atas, yang masing-masingnya terpisah dan boleh dipilih yang mana, ada pula doa gabungan dari kedua doa di atas. Di Indonesia, doa ini lebih populer karena sering ditampilkan di televisi.
Doa gabungan ini ada dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu yang disusun oleh Prof. Dr. Wahbah Az Zuhaili. Beliau menyebutnya sebagai doa buka puasa yang ma’tsur.
Bacaan doanya adalah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَ بِكَ آمَنْتُ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى يَا وَاسِعَ الْفَضْلِ اغْفِرْلِىيْ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَعَانَنِيْ فَصُمْتُ وَرَزَقَنِيْ فَأَفْطَرْتُ
(Allohumma innii laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthortu wa ‘alaika tawakkaltu wa bika aamantu, dzahabadh dhoma-u wabtalatil uruq wa tsabatal ajru insyaa-aLlahu ta’ala. Yaa waa si-al fadhli ighfirlii, alhamdulillaahil ladzii a’aananii fashumtu wa rozaqonii fa-afthortu)
“Ya Allah, sesungguhnya aku berpuasa karena-Mu dan aku berbuka dengan rezeki-Mu. Kepada-Mu aku bertawakal dan kepada-Mu aku beriman. Dahaga telah lenyap, urat-urat telah basah dan pahala telah pasti didapatkan, insya Allah. Wahai Tuhan yang luas karunia-Nya, ampunilah dosaku. Segala puji bagi Allah yang telah membantuku sehingga ku dapat berpuasa dan memberiku rezeki sehingga aku dapat berbuka.”
Waktu Membaca Doa Buka Puasa
Kapan waktu terbaik membaca doa buka puasa tersebut? Jika doa-doa lainnya biasa dibaca sebelum memulai sesuatu, seperti doa makan, doa berpakaian, dan doa naik kendaraan, doa buka puasa di atas dibaca setelah berbuka. Ada pun sebelum berbuka, membaca basmalah.
Lalu, anjuran memperbanyak doa saat berbuka itu kapan? Maksudnya adalah memperbanyak doa menjelang berbuka. Jadi, sebelum berbuka, perbanyaklah doa. Doa apa saja baik untuk kebaikan dunia maupun untuk kebaikan akhirat. Untuk kebaikan akhirat ini jangan sampai dilupakan.
Di Makkah dan Madinah, karena memahami keutamaan doa menjelang buka puasa, banyak kaum muslimin yang menengadahkan tangan untuk berdoa sejak satu jam sebelum adzan Maghrib. Sebab saat-saat itu adalah saat mustajabah untuk berdoa.
Bagaimana di negeri kita? Banyak masyarakat yang justru dibodohi oleh televisi. Menjelang buka puasa, ditayangkan program-program yang menarik yang membuat masyarakat menunggu buka puasa sambil menonton televisi. Banyak yang tidak beranjak dari depan televisi kecuali setelah terdengar adzan. Akhirnya waktu yang mustajabah itu lewat begitu saja. Padahal doa-doa di waktu itu akan dikabulkan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Bisa dibayangkan jika seluruh umat Islam di Indonesia berdoa di waktu mustajabah itu memohon agar dikaruniai kebaikan negeri ini, memohon pertolongan Allah, memohon negeri ini dijadikan menjadi negeri yang Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur, insya Allah doa itu akan dikabulkan Allah dan negeri ini akan diubah dan diperbaikiNya. Namun lebih banyak yang terlena di depan layar kaca atau asyik dengan gadgetnya.
Keutamaan Doa Menjelang Buka Puasa
Seperti telah disinggung di atas, saat-saat menjelang berbuka puasa adalah saat-saat mustajabah untuk berdoa. Doa pada saat itu tidak akan ditolak oleh Allah Subhanahau wa Ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ
“Sesungguhnya do’a orang yang berpuasa ketika berbuka tidaklah tertolak.” (HR. Ibnu Majah; hasan)
Yang dimaksud dalam hadits ini adalah doa menjelang dan saat berbuka. Bagi orang yang berpuasa, sepanjang waktu puasa adalah waktu mustajabah untuk berdoa.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
ثَلَاثٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ فَوْقَ السَّحَابِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak: Pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai dia berbuka, dan doa orang yang didzalimi, Allah angkat di atas awan pada hari kiamat.” (HR. Tirmidzi dan Thabrani; hasan)
Jadi sepanjang waktu puasa mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari adalah waktu yang mustajabah untuk berdoa. Namun yang lebih mustajabah lagi adalah menjelang berbuka puasa. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Tirmidzi:
ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا فَوْقَ الْغَمَامِ وَتُفَتَّحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَيَقُولُ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ وَعِزَّتِى لأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ
“Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak: Pemimpin yang adil, orang yang berpuasa ketika dia berbuka, dan doa orang yang didzalimi. Doa mereka di angkat ke atas awan dan dibukakan pintu langit untuknya. Rabb Azza wa Jalla berfirman: “Demi kemuliaanku, engkau akan kutolong meski beberapa saat lamanya.” (HR. Tirmidzi dan Thabrani; hasan)
Maka perbanyaklah doa-doa menjelang berbuka. Doa apa saja, untuk kebaikan dunia dan akhirat. Sebagaimana nasehat Syaikh Yusuf Qardhawi dalam Fiqih Shiyam, selain doa dari Rasulullah, umat Islam juga diperbolehkan berdoa dengan doa apa saja untuk kebaikan dunia dan akhiratnya. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]