Oleh: Moch Hisyam
Para jamaah haji Indonesia gelombang pertama secara bertahap telah berangkat ke Tanah Suci. Bagi kita yang belum berkesempatan menunaikan ibadah haji tahun ini, hendaknya merasa bersyukur dan berbahagia atas keberangkatan saudara-saudara kita ke Tanah suci.
Salah satu bentuk rasa syukur kita bisa diwujudkan dengan mengiringi para calon jamaah haji dengan doa. Ibadah haji merupakan ibadah yang cukup berat di samping harus memahami dan melaksanakan rukun dan wajib haji. Jamaah pun dihadapkan dengan medan yang cukup berat yang membutuhkan fisik dan mental prima.
Calon jamaah haji harus rela dan ikhlas meninggalkan keluarga yang dicintainya dan juga pekerjaan serta hartanya. Karena berat dan mulianya melaksanakan ibadah haji, Rasulullah SAW menyamakan ibadah haji dengan jihad fi sabilillah, terutama jamaah haji wanita dan lanjut usia. “Jihad orang yang telah lanjut usia, orang lemah, dan wanita adalah haji yang mabrur.” (HR an-Nasa’i).
Dorongan doa dari kita sangat dibutuhkan jamaah haji. Karena, doa mempunyai kekuatan besar dalam menyukseskan prosesi haji. Dengan doa yang kita panjatkan, dapat mengubah suatu ketetapan (takdir) Allah pada takdir yang lain, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Dan tiada yang dapat menolak takdir, kecuali hanya dengan doa.” (HR Ibnu Majah).
Doa untuk para jamaah haji adalah, “Aku memasrahkan agamamu, kepercayaanmu, dan kesudahan amalmu kepada Allah. Mudah-mudahan Allah membekalimu dengan ketakwaan, mengampuni dosamu, dan memudahkan kebaikan bagimu di manapun kamu berada.”
Doa tersebut mengandung beberapa permohonan kepada Allah untuk para jamaah haji. Pertama, menitipkan dan memasrahkan agama, iman, dan kesudahan amal jamaah haji kepada Allah SWT. Dengan permohonan ini, akan mengantarkan Allah SWT memberikan keselamatan dan perlindungan kepada jamaah haji dari kekafiran, syirik, dan kesombongan.
Hal ini sangat penting karena tidak ada musibah yang terbesar kecuali musibah yang menimpa kepada agama dan keimanan seseorang. Sebab, bila agama, keimanan, dan amal jamaah haji rusak, bukan hanya ibadah hajinya tertolak, juga menyebabkan kemurtadan.
Kedua, memohon kepada Allah SWT agar Dia membekali calon jamaah haji dengan ketakwaan. Ketakwaan merupakan bekal yang paling utama yang harus dimiliki jamaah haji. Dengan ketakwaan, akan menjadi sarana meningkatnya iman dan amal jamaah haji selama berada di Tanah Suci.
Ketiga, berisi permohonan kepada Allah SWT agar Allah memberikan pengampunan dosa kepada jamaah haji dan memudahkannya untuk berbuat kebaikan di Tanah Suci. Dengan pengampunan dosa dan kemudahan untuk berbuat kebaikan, akan menjadi sebab ibadah haji yang dilakukannya diterima oleh Allah SWT dan sarana tercapainya haji yang mabrur.
Rasulullah SAW bersabda, “Umrah ke umrah lainnya adalah penghapus dosa-dosa di antara keduanya dan haji yang mabrur tidak mempunyai balasan kecuali surga.” (HR Bukhari). Untuk itu, marilah kita doakan saudara-saudara kita yang akan menunaikan ibadah haji dengan doa tersebut diiringi dengan kesungguhan, keikhlasan, dan kesyukuran.
Semoga jamaah haji dapat melaksanakan ibadah hajinya dengan lancar, amalnya diterima, dan doanya diijabah Allah SWT serta meraih predikat haji mabrur. Amin. Wallahu a’lam.