Kisah seorang ikhwah.
Yang amat mencintai istrinya.
Namun istrinya tak mencintainya.
Ia mengharapkan lelaki lain.
Yang lebih darinya.
Wanita itu telah pandai bahasa arab.
Sementara suaminya.
Hanya memahami bahasa indonesia.
Wanita itu telah lama mengaji.
Sementara suaminya.
Sibuk membanting tulang mencari nafkah.
Tuk membahagiakan kekasihnya.
Wanita itu telah banyak menghafal alquran.
Sementara suaminya tak banyak bisa menghafal.
Mungkin.
Kini suaminya sudah tak berharga di matanya.
Mungkin.
Kini cintanya telah pudar di hatinya.
Karena tak sesuai harapannya.
Demikianlah.
Kisah cinta yang bertepuk sebelah.
Karena istrinya tertipu oleh kepintarannya.
Ilmu tak membuatnya semakin sayang pada suaminya.
Ilmu tak membuatnya semakin berbakti kepada suaminya.
Ilmu membuatnya angkuh.
Tak ada lagi cinta di hatiku kilahnya.
Saudariku.
Engkau boleh lebih berilmu dari suamimu.
Tapi mungkin suamimu lebih takut kepada Allah darimu.
Engkau boleh punya banyak kelebihan di atas suamimu.
Tapi suamimu.
Mungkin lebih dicintai oleh Rabbmu karena ketawadu’annya.
Al Hasan Al Bashri rahimahullah berkata.
Ilmu itu bukanlah dengan banyak menghafal riwayat.
Namun ilmu adalah yang menimbulkan rasa takut kepada Allah.
Dimanakah hadits yang telah engkau hafal, “Suamimu adalah surgamu dan nerakamu.”
Ya Rabb.
Berilah kami ilmu yang bermanfaat.
[Ust. Badrus Salam, Lc]
– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2311112/duhai-istri-suamimu-adalah-surgamu-dan-nerakamu#sthash.TrsPOzHX.dpuf