Haji Sebagai Jihad

Seorang laki-laki menemui Nabi SAW, lalu berkata, “Saya ini seorang yang penakut dan lemah.” Maka Nabi bersabda, “Ayulah berjihad yang tidak ada kesulitan di dalamnya, yaitu menunaikan ibadah haji.” (HR Abur Razak dan Thabrani dari Hasan bil Ali ra).

“Jihad untuk orang yang sudah tua, orang yang lemah dan kaum wanita adalah menunaikan ibadah haji.” (HR Nasai dari Abu Hurairah). Aisyah ra berkata kepada Rasulullah SAW,” Wahai Rasulullah, jihad adalah amal yang paling utama. Bukankah kami harus berjihad”” Nabi bersabda, “Untuk kalian (kaum wanita) ada jihad yang lebih utama, yaitu haji mabrur.” (HR Bukhari-Muslim).

Bukhari dan Muslim juga meriwayatkan dari Aisyah, bahwa ia bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, bolehkah kami (kaum wanita) ikut berperang dan berjihad besama tuan-tuan semua?” Rasulullah SAW bersabda, “Bagi kalian ada jihad yang lebih baik dan lebih indah, yaitu haji,  haji mabrur.” Aisyah berkata, “Setelah mendengar jawaban dari Rasulullah SAW, maka kau tidak pernah berpikir meninggalkan ibadah haji.”

Dan bagi orang yang berjihad di jalan Allah SWT dengan harta dan diri, berarti ia telah melakukan suatu perniagaan yang hasilnya adalah pembebasan dan keselamatan dari siksa neraka, mendapatkan pengampunan dosa dari Allah, dimasukkan ke dalam surga ‘Adn, juga pertolongan serta kemenangan yang dekat.

Firman Allah yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kami dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang0orang yang beriman.” (QS Ash Shaff: 10-13).

Dikatakan Ustaz Muhammad Rusli Amin dalam bukunya berjudul ‘Misteri Wukuh di Arafah yang diterbitkan Pustaka Al Mawardi, bahwa orang-orang yang berjihad di jalan Allah, sebagaimana mereka juga beriman dan berhijrah, mereka dinaungi rahmat Allah, karena memang mereka mengharap rahmat Allah itu. Ini, kata dia, seperti terungkap dalam firman-Nya yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al Baqarah: 218).

“Siapa yagn beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mendirikan shalat dan puasa Ramadhan, maka ada hak atas Allah untuk memasukkannya ke surga, apakah ia berjihad di jalan Allah atau duduk di tempat dimana ia berjihad di jalan Allah atau duduk di tempat di mana dia dilahirkan.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, tidak bolehkah kami memberitahukan berita gembira ini kepada manusia?” Beliau bersabda, “Sesungguhnya di dalam surga ada seratus derajat yang disiapkan Allah bagi orang-orang yang berjihad di jalan Allah, yang jarak antara satu dengan yang lain seperti jarak antara langit dan bumi. Jika kalian memohon kepada Allah, maka mohonlah surga Firdaus, karena ia merupakan surga yang paling tengah dan paling tinggi. Aku menduga di atasnya ada Arsy Ar-Rahman, dan darinya mengalir sungai-sungai surga.” (HR Bukhari dan At-Turmudzi dari Abu Hurairah ra).

 

sumber: Republika Online