Hikmah dari Kisah Sahabat: Tabiat Bermasyarakat

MANUSIA tidak hidup sendirian. Lahir dan tumbuh besar berproses bersama orang lain. Dalam berinteraksi dengan orang lain pasti ada seribu satu macam cerita, mulai dari cerita yang mengerikan dan mengenaskan sampai pada cerita menghibur dan membahagiakan.

Berbagai cerita itu tidak dimonopoli oleh satu orang melainkan dibagi rata pada semua orang. Karena itu tak perlulah kita berputus asa saat ditimpa derita dan tak perlu sombong saat diguyur anugerah. Jalani biasa-biasa saja.

Mari kita mengambil hikmah dari kisah sahabat Rasulullah yang bernama Umar bin Khattab. Suatu hari sahabat yang bergelar al-Faruq ini mendengar seorang lelaki berdoa: “Ya Allah, jadikanlah saya sebagai orang yang tidak lagi membutuhkan manusia.” Sayyidina Umar berkata: “Kamu minta mati ya? Cukuplah engkau berdoa ‘Ya Allah, lindungi aku dari kejahatan manusia dan jangan butuhkan aku pada kejahatannya.”

Dua poin bisa diambil dari kisah singkat tersebut di atas. Pertama, tidak ada orang yang tidak membutuhkan orang lain. Sekaya dan setinggi apapun pangkat seseorang pastilah membutuhkan kehadiran orang lain dalam hidupnya. Tidak semua hal bisa diatur oleh dompet dan telunjuk. Belum ada ceritanya mayat bisa jalan sendiri dan menguburkan dirinya sendiri. Ia butuh orang lain. Karena itu, teruslah berbuat baik kepada sesama, tutuplah kemungkinan kita menjadi penyebab derita orang lain.

Poin kedua adalah bahwa kita perlu membentengi diri dari kejahatan atau perilaku jelek seseorang. Membentengi diri dengan doa adalah jalan yang sangat mulia karena bermakna kita memasrahkan jalan hidup kita kepada Dzat Yang maha Pengatur. Bukan tidak boleh secara dhahir memiliki satpam dan atau petugas keamanan lainnya, namun jangan lupakan mohon perlindungan kepada Dzat Yang Maha Tahu atas sesuatu yang belum kita tahu.

Semoga Allah senantiasa bersama kita. Salam, AIM. [*

 

Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi 

INILAH MOZAIK