Hukum Mengambil Gaji Buta

Hukum Mengambil Gaji Buta

Gaji buta adalah istilah yang ditujukan kepada pegawai ataupun karyawan yang tetap menerima gaji walaupun dia tidak bekerja sebagaimana mestinya atau sama sekali tidak menunaikan kewajibannya. Lantas, bagaimanakah hukum mengambil gaji buta?

Dalam literatur kitab fikih, seorang karyawan diharuskan untuk melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya berdasarkan kontrak yang telah dibuat antara dirinya dan pihak kantor. Apabila dia tidak melaksanakan tugas sebagaimana mestinya atau sama sekali tidak menunaikan kewajibannya, maka dihukumi haram selama tidak ada toleransi dari pihak yang berwenang.

Sebagaimana keterangan dalam Darul Ifta Mesir berikut,

إذا تعارض الواجب والمستحب لزم تقديم الواجب، وقيام العاملين والموظفين بما أنيط بهم من مهام وتكاليف هو أمر واجب التزموا به بموجب العقد المبرم بينهم وبين جهة العمل، فانصرافه وتشاغله عنه -ولو بالعبادة المستحبة- حرامٌ شرعًا؛ لأنه تشاغلٌ بغير واجب الوقت، ما لم يكن ذلك مسموحًا به في لوائح العمل؛

Artinya : “Jika terjadi pertentangan antara perkara wajib dan sunnah, maka perkara wajib harus didahulukan. Melaksanakan tugas bagi karyawan terhadap segala hal yang dipercayakan padanya adalah hal wajib yang menyebabkan mereka terikat berdasarkan kontrak yang dibuat antara mereka dan majikan. Sehingga jika mereka beralih kepada aktifitas lain sekalipun dengan melaksanakan ibadah Sunnah maka dihukumi haram selama belum ada toleransi dari pihak yang berwenang.”

Selain itu, apabila seorang karyawan menerima gaji disaat tidak menjalankan kewajibannya sebagaimana mestinya atau sama sekali tidak menunaikan kewajibannya, maka gaji yang didapat dihukumi haram dan tidak boleh untuk disedekahkan. Hal ini karena dia telah mengambil upah dari perkara maksiat yang diharamkan.

Sebagaimana dalam penjelasan kitab Ahkamul Fuqoha berikut,

وفى نفس الكتاب اجرة العمل الذى يتعلق بالمعصية حرام والتصدق به منها لايجوز ولايصح إهـ

Artinya : “Dalam redaksi kitab upah seseorang dari pekerjaan yang berhubungan dengan perkara maksiat dihukumi haram. Tidak diperbolehkan untuk disedekahkan dan dihukumi tidak sah.”

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa apabila seorang karyawan menerima gaji disaat tidak menjalankan kewajibannya sebagaimana mestinya atau sama sekali tidak menunaikan kewajibannya, maka gaji yang didapat dapat dihukumi haram dan tidak boleh untuk disedekahkan.

Demikian penjelasan mengenai hukum mengambil gaji buta. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.

BINCANG SYARIAH