Pemerintah Indonesia untuk pertama kalinya menerbangkan jamaah umroh ke Saudi, setelah sempat ditutup sementara aksesnya. Namun, kedatangan mereka di Kerajaan Saudi sempat mengalami kendala.
Konsul Jenderal Republik Indonesia (Konjen) RI Jeddah Eko Hartono menyebut 25 orang perwakilan dari asosiasi umroh ini harus menjalani karantina selama lima hari. Hal ini tidak sesuai dengan kesepakatan yang telah diambil sebelumnya, bersama Kementerian Haji dan Umrah Saudi.
“Ya, memang ada ganjalan, yaitu semua jamaah harus karantina lima hari, seperti edaran GACA. Ini berarti mereka seperti penumpang umum,” kata dia saat dihubungi Republika, Senin (27/12) malam.
Menurut aturan yang berlaku bagi jamaah umroh yang dikeluarkan Kementerian Haji dan Umrah Saudi, jamaah yang telah divaksin menggunakan empat vaksin yang dipakai Saudi bisa langsung menjalankan ibadah. Namun, jamaah yang divaksinasi selain itu harus menjalani karantina selama tiga hari.
Ia pun menyebut ketentuan tentang jamaah umroh itu tidak dikomunikasikan dengan otoritas bandara Saudi atau GACA sehingga, pihak maskapai penerbangan pun tidak mengetahui kondisi tersebut.
“Ketentuan tentang umroh itu yang tidak dikomunikasikan dengan GACA, sehingga airlines tidak tahu. Mereka tetap patuh GACA. Itu intinya,” lanjut dia.
Pihak KJRI pun disebut telah menyampaikan perihal aturan ini kepada GACA. Mereka disebut akan melakukan komunikasi dengan Kementerian Haji dan Umrah.
Saat rombongan pertama ini tiba, Eko menyebut pengaturan yang ada masih belum disesuaikan mengingat waktu yang sudah dekat. Indonesia pun disebut belum berencana mengirim jamaah lagi, sampai pihak Saudi siap.
“Koordinasi terus kita lakukan. Semoga bisa segera diselesaikan,” ujarnya.
Terakhir, ia menyebut rombongan pertama ini telah menyelesaikan masa karantina mereka selama tiga hari di Jeddah. Pun, kini mereka telah mulai melaksanakan ibadah umrohnya.