Ia mengatakan perkembangan agama Islam di AS diawali di kota Chicago, Los Angeles, dan Denver. Dia menuturkan berkat dakwah yang dilakukan tim Islamic Centre AS, hampir setiap hari ada orang masuk Islam di AS.
Ia mengatakan dakwah Islam dilakukan justru di tempat-tempat yang tingkat kriminalitasnya tinggi dan di lokasi tempat orang berlibur dengan telanjang yakni di Pantai Miami. Menurut dia di Chicago yang merupakan daerah paling tinggi kejahatannya, saat ini terdapat 1.200 masjid. Padahal untuk membangun masjid di AS memerlukan biaya tinggi dan cukup sulit.
“Biaya membuat masjid di AS minimal memerlukan dana sekitar Rp 14 miliar dan harus mengumpulkan orang-orang Islam dalam satu kawasan baru bisa mendirikan masjid,” tuturnya.
Ia menuturkan dengan dakwah yang terus dilakukan di Pantai Miami, mendatangi satu per satu pengunjung di pantai tersebut dan diberikan pemahaman tentang Islam mereka akhirnya masuk Islam. Dia kemukakan dalam perjalanannya berdakwah selama 40 hari dari kota satu ke kota yang lain bisa mengislamkan 140 orang.
Ia menyampaikan sekarang masjid bisa ditemukan di mana-mana di AS, termasuk di Alaska, Honolulu, dan Hawaii. “Bedanya Islam di Eropa dengan di AS, kalau di Eropa pemeluk Islam adalah para pendatang, sedangkan di AS pemeluk Islam kebanyakan orang AS sendiri,” tuturnya.
Menurut dia orang-orang AS tidak ada kebencian terhadap Islam dan Pemerintah AS tidak membeda-bedakan warganya, semua diperlakukan sama. “Salah satu prinsip negara AS adalah melindungi warganya, apa pun agamanya maupun kulitnya,” ujarnya.