Rezeki adalah segala hal yang dapat dimanfaatkan manusia, baik yang halal atau haram, yang baik maupun yang buruk. Rezeki yang diberikan Allah SWT kepada manusia tidak hanya berupa harta, tetapi meliputi semua karunia dan bakat yang ada pada manusia, seperti ilmu, kecerdasan otak, kefasihan lidah berbicara, dan kekuatan tubuh.
Semua yang tidak dimanfaatkan, meskipun milik kita, belum tentu rezeki kita. Boleh jadi itu rezeki orang lain. Sesuatu baru menjadi rezeki kita apabila dapat kita manfaatkan.
Rezeki yang dimanfaatkan menuju pada tiga arah. Apa yang dimakan akan menjadi kotoran, apa yang dipakai menjadi sampah, dan apa yang disedekahkan menjadi tabungan abadi di akhirat. Rasulullah SAW bersabda, ”Anak Adam berkata hartaku, hartaku. Sesungguhnya harta milik seseorang menuju tiga arah, apa yang dimakan akan lenyap, atau apa yang dipakai akan rusak, atau apa yang disedekahkan akan abadi.” (HR Muslim).
Semua rezeki datang dari Allah dan Dia menjamin rezeki setiap makhluk, termasuk manusia yang ingkar sekalipun. Allah SWT berfirman, ”Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allahlah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudh).” (QS 11: 6).
Meskipun rezeki semua manusia dijamin Allah, tetapi mereka tetap diperintahkan berusaha dan bekerja keras menggunakan ilmu dan keterampilan untuk mendapatkan rezeki tersebut. Allah SWT menilai setiap kerja yang dilakukan manusia. Firman-Nya, ”Dan katakanlah, ‘Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kenakan’.” (QS 9: 105).
Iman, takwa, dan sikap tawakal yang melekat pada diri seseorang merupakan garansi mendapatkan rezeki dan karunia Allah. Allah SWT berfirman, ”Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS 65: 2-3).
Ridho dan syukur terhadap rezeki dan nikmat yang telah diterima dapat mengundang datangnya rezeki Allah lebih banyak dari sebelumnya. Allah SWT berfirman, ”Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS 14: 7).
Mereka yang selalu memohon ampun dan memperbanyak istighfar kepada Allah atas dosa yang pernah dilakukan membukakan curahan rezeki dari-Nya dengan cara tiada diduga. Rasulullah SAW bersabda: ”Siapa yang senantiasa ber-istighfar, Allah akan melapangkannya dari berbagai kesempitan hidup, akan membebaskannya dari berbagai kedukaan, dan memberinya curahan rezeki dari berbagai arah yang tiada diperkirakan sebelumnya.”