jangan sombong

Jangan Sombong

Kesombongan adalah dosa yang paling Allah benci.

Dosa pertama yang diperbuat makhluk adalah dosa kesombongan. Aktornya iblis yang menolak perintah Allah SWT untuk melakukan sujud penghormatan kepada Nabi Adam AS. Alasannya karena iblis diciptakan dari api, sementara Nabi Adam diciptakan dari tanah.

Di mata iblis, zat api lebih mulia dari pada zat tanah. Iblis berkata, “Ana khairun minhu khalaqtanii min naarin wa khlaqtahuu min thiin.” (QS Sad: 76). Allah SWT berfirman tentang kesombongan iblis tersebut, “Abaa wastakbara wa kaana minal kaafiriin (ia enggan dan sombong karenanya ia menjadi kafir).” (QS al Baqarah: 34).

Kesombongan adalah dosa yang paling Allah benci. Dalam hadis Qudsi Allah SWT berfirman, “Alkibriyaau ridaaii, wal izzu izaari, faman naza’ani waahidan minhuma qazaftuhu fin naar (kesombongan adalah selendangku, dan keperkasaan adalah pakaianku, siapa yang mau menandingiku salah satu dari keduanya, pasti akan Aku masukkan ia ke neraka).” (HR Abu Daud).

Sebuah deklarasi bahwa yang berhak sombong hanya Allah. Selain-Nya hanya makhluk yang tidak berdaya. Maka apapun kehebatan makhluk tidak lain hanyalah karunia-Nya. Dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Laa yadkhulul jannata man kaana fii qalbihii mitsqaala zarratin min kibr (tidak akan masuk surga orang yang di hatinya ada kesombongan sekalipun hanya sebesar atom).” (HR Muslim).

Dalam surah al-A’raf, dengan tegas Allah mengancam orang-orang yang sombong.

Pertama, bahwa mereka tidak akan bisa masuk surga sampai kapan pun, “Innalladziina kazzabuu biaayaatina wastakbaruu ‘anha laa tufattahu lahum abwaabas samaai wa laa yadkhuluunal jannata hattaa yalijal jamalu fi sammil khiyaath” (QS al A’raf: 40).

Kedua, bahwa mereka pasti masuk neraka dan kekal di dalamnya, “Walladziina kazzabuu biaayaatina wastakbaruu anhaa ulaaika ashahabunnari hum fiiha khaaliduun.” (QS al-A’raf: 36).

Memang aktor dosa kesombongan pertama adalah iblis. Tetapi dalam perjalanannya, iblis tidak sampai ke level berani mengaku dirinya sebagai Tuhan.  Beberapa ayat telah merekam pernyataan iblis yang mengatakan kepada Allah SWT “rabbi” (wahai Tuhanku) dan “fabiizzatika” (maka dengan keperkasaan-Mu). Artrinya, iblis masih mengakui ketuhanan dan keperkasaan Allah SWT, sekalipun dalam perilakunya iblis membangkang kepada-Nya.

Pada saat memohon kepada Allah agar usianya ditangguhkan sampai hari kiamat, iblis berkata: “rabbi anzhirnii ilaa yaumi yub’atsuun” (QS Sad: 79). Lalu pada saat sesumbar akan menyesatkan semua manusia di muka bumi, iblis berkata: “fabi’izzatika laughwiyannahum ajma’iin” (QS Sad: 82).

Justru, puncak kesombongan itu ternyata diperbuat oleh manusia pengikut iblis. Dialah Fir’aun yang mendeklarasikan dirinya sebagai Tuhan. Fir’aun berkata, “Ana rabbukumul a’laa (aku tuhanmu yang paling tinggi).” (QS an-Nazi’at: 24).

Padahal, di hadapan badai, pasukan belalang, kutu, katak, dan banjir darah yang Allah kirimkan kepadanya, Fir’aun tidak berdaya. Itu pun ia masih sombong. Karena itu Allah menghinakannya.

DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute

KHAZANAH REPUBLIKA