Oleh : KH Abdullah Gymnastiar
ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah Swt, tiada yang kuasa menandingi keagungan-Nya. Dialah Allah yang menciptakan alam semesta dan segala isinya serta mencukupi rezeki seluruh makhluk-Nya. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada kekasih Allah, baginda nabi Muhammad Saw.
Rasululloh Saw. bersabda,“Hendaklah kalian jujur, karena kejujuran itu menunjukkan kepada kebaikan. Dan, kebaikan menunjukkan jalan menuju surga.”(HR. Bukhori).
Saudaraku, mengapa masih saja ada pedagang yang diam-diam mengurangi takaran, mencurangi timbangan. Mengapa masih saja ada pegawai yang diam-diam menggelapkan anggaran. Mengapa masih saja ada pengusaha yang diam-diam memberi suap atau sogokan, dan mengapa masih saja ada oknum pejabat yang leluasa saja menerimanya.
Jawabannya adalah karena orang-orang seperti ini tidak yakin kepada Allah. Tidak yakin kepada Dzat yang Maha Mengetahui, Maha Mendengar dan Maha Melihat. Sehingga ia berani berbuat tidak jujur. Padahal kejujuran adalah bukti kemuliaan seseorang.
Kejujuran adalah cermin dari kebeningan hati. Orang yang selalu berusaha jujur di dalam hidupnya baik dalam niat, ucapan dan perbuatan, bisa dipastikan memiliki moral yang baik dan akhlak mulia. Bahkan, di dalam Al Quran disebutkan bahwa Allah akan menyandingkan orang-orang jujur dengan para nabi, para syahid dan orang-orang sholeh.
Allah Swt. berfirman,“Barangsiapa taat kepada Allah dan rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah : yaitu para nabi, orang-orang yang jujur, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shaleh..”(QS. An Nisaa [4] : 69).
Siapapun menyukai kejujuran. Seorang atasan akan suka pada karyawannya yang jujur. Rakyat akan cinta pada pemimpinnya yang jujur. Seorang suami atau istri akan sayang kepada pasangannya yang jujur. Pembeli akan senang kepada pedagang yang jujur. Fitrah manusia itu mencintai kejujuran.
Hal yang sangat berharga sebagai buah dari kejujuran adalah rasa tenang. Padahal ketenangan adalah hal yang tidak bisa dinilai dengan materi. Apa gunanya harta kekayaan yang berlimpah jika berasal dari ketidakjujuran. Yang akan lahir hanyalah resah dan gelisah, takut jika sumber kekayaannya terbongkar. Sedangkan jika rasa resah dan gelisah sudah ada di dalam hati, maka rumah yang luas pun hanya akan terasa bagai penjara. Hati terasa sempit.
Sebaliknya, orang yang jujur selalu tenang, karena yang ia genggam adalah embun kebenaran, bukan bara ketidakjujuran. Ketenangan mengantarkan pada kebahagiaan. Meskipun hidup alakadarnya, orang yang jujur akan senantiasa diliputi rasa tenang dan kebahagiaan. Rumah yang sederhana terasa luas, dengan jiwa yang lapang dan hati yang tentram.
Rasululloh Saw. bersabda,“..maka sesungguhnya kejujuran adalah ketenangan, dan kebohongan adalah keraguan..”(HR. Turmudzi). Rasululloh Saw. juga bersabda,“..Janganlah kalian berdusta, karena dusta akan mengantarkan pada kejahatan, dan kejahatan akan membawa ke neraka.”(HR. Bukhori dan Muslim).
Oleh sebab itu, marilah kita berlomba-lomba menjadi pribadi-pribadi yang jujur. Demi Allah, kejujuran adalah jalan menuju keberuntungan. Kejujuran adalah jalan menuju kemuliaan sejati. Kejujuran ciri dari tauhid yang kuat dan keyakinan yang lurus kepada Allah Swt.Wallohualam bishowab.