Umumnya, manusia akan menyesal setelah melakukan kesalahan. Ketika melakukan kesalahan, ia merasa ada sesuatu yang tidak tepat yang tidak dilakukan. Permasalahannya, ia mau tidak mengakuinya sebagai kesalahan. Banyak juga yang sulit untuk mengakuinya, karena sekian alasan. Begitu juga kesalahan yang berupa dosa. Allah Swt. sebenarnya begitu luas rahmat-Nya untuk menerima permohonan ampun berupa bertaubat. Tapi adakah waktu terbaik untuk bertaubat ?
Untuk menjawab itu, saya mengutip penjelasan Syaikh Wahbah Az-Zuhaili, mendiang ulama Suriah, pakar fikih, tafsir, dan ilmu-ilmu keislaman lainnya dalam bukunya Akhlaq al-Muslim wa ‘Alaaqatuh bi al-Khaliq (Akhlaq Seorang Muslim: Hubungan Muslim dengan Tuhannya). Menurut Syaikh Wahbah, taubat yang diridhai dan diterima (meski bukan berarti di waktu lain ditolak sama sekali) adalah taubat yang dilakukan segera atau sesaat setelah berbuat dosa atau maksiat tanpa ditunda-tunda. Dan, taubat tersebut tetap diterima baik melakukan maksiat itu karena tidak tahu, sengaja, atau secara terpaksa. Dalilnya adlaah surah An-Nisa’ ayat 17-18,
إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِنْ قَرِيبٍ فَأُولَٰئِكَ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا *** وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّىٰ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ ۚ أُولَٰئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
Sesungguhnya taubat di sisi Allah itu hanyalah bagi mereka yang melakukan keburukan disebabkan karena kejahilan, kemudian mereka bertaubat segera (setelah tahu itu keburukan). Maka sesungguhnya mereka itulah yang disisi Allah taubatnya. Dan Allah itu maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan taubat tidaklah terdapat pada orang-orang yang melakukan aneka keburukan sampai ketika kematian menemui mereka, mereka (baru berkata) sesungguhnya sekarang saya sudah bertaubat, dan tidak juga (taubat) diberikan kepada mereka yang meninggalkan dalam keadaan tidak beriman. Mereka itulah yang telah Kami sediakan azab yang pedih.
Hakikatnya, pintu taubat itu selalu terbuka selama manusia itu hidup dan belum sampai masa sakaratul maut, yaitu ketika ruh sudah berada di kerongkongan. Kenapa di saat sudah sakaratul maut tersebut tidak diterima ? Menurut Syaikh Wahbah, karena taubat tidak lagi bisa bermanfaat. Taubat itu bermanfaat di kehidupan, karena kehidupan itulah ruang yang terbuka bagi manusia untuk memperbaiki kesalahan, dan jihad manusia untuk menjadi pribadi yang lurus, mulia, pemurah dan tidak menjadi hina. Maksiat, sesungguhnya membuat manusia terhina, dan ia senantiasa merasa gelisah akibat kemaksiatan yang dilakukan dan penyimpangannya. Wallahu A’lam.