Jumlah kasus positif Covid-19 terhadap jamaah umrah mengalami penurunan. Kepala Sub Direktorat Pemantauan dan Pengawasan Umroh dan Haji Khusus, M Noer Alya Fitra, menyebut hal ini terlihat dalam data yang disajikan Kementerian Kesehatan.
“Betul. Angkanya (jamaah umroh terkonfirmasi positif Covid-19) terus menurun,” kata dia saat dihubungi Republika, Selasa (1/2).
Berdasarkan data yang didapat Republika, positivity rate pada 30 Januari sebesar 7,74 persen. Dari 801 jamaah yang tiba, 62 orang di antaranya dikonfirmasi positif Covid-19.
Pada kedatangan 27 Januari, 61 jamaah terdetekai positif dari total keseluruhan 161 jamaah umroh. Kedatangan sebelumnya, pada 26 Januari, 16 dari 40 jamaah terkonfirmasi terpapar virus ini.
Sehari sebelumnya, 29 dari 436 jamaah yang kembali dari Tanah Suci dikonfirmasi positif Covid-19. Positivity rate dari kedatangan tanggal 25 Januari ini sebesar 18,81 persen.
Nafit, panggilan akrabnya, menyebut sampai saat ini karantina kepulangan jamaah umroh masih dilakukan di hotel-hotel yang terdaftar di Satgas Covid-19.
Terkait keberangkatan jamaah umrah, ia menyebut Kemenag masih memberlakukan sistem satu pintu atau One Gate Policy (OGP). Namun, karantinya h-1 keberangkatan tidak lagi terpusat di Asrama Haji Pondok Gede.
“Saat ini sudah dapat dipilih, antara asrama haji atau hotel, tapi tetap menggunakan skema OGP,” ujarnya.
Ia menekankan, harus dilakukan screening atau pantauan kesehatan jamaah umroh satu hari sebelum berangkat. Tak hanya itu, keberangkatan mereka wajib dilaporkan di Siskopatuh Kemenag.
Untuk keberangkatan umroh di Februari ini, ia menyebut sudah ada jadwal keberangkatan setiap harinya. Jumlah jamaahnya pun bervariasi.
Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Eko Hartono, menyampaikan sampai saat ini ada 16 negara yang mengirimkan jamaah umrohnya. Jika dihitung, total jamaah yang masuk sampai awal Januari 2022 sekitar 176ribu jamaah.
“Sampai sekarang ada 16 negara yang mengirim jamaah umroh. Jumlahnya sampai awal Januari 2022 sekitar 176.000 jamaah. Masih jauh dari target Saudi, sekitar 1 juta per-bulan,” ucap dia.
Jika dalam kondisi normal, ia menyebut jamaah umrah dalam setahun mencapai angka 19juta. Arab Saudi memiliki target pada 2030 menerima sekitar 30 juta Muslim dalam satu tahun.
Terkait aturan pelaksanaan umroh, Eko menyebut ada pengetatan menyusul munculnya varian Omicron. Salah satunya dengan dikembalikannya aturan jaga jarak dan wajib menggunakan masker di dalam Masjid Suci.
“Sejak adanya Omicron memang diperketat lagi dengan jaga jarak dan wajib masker. Tapi tidak ada batasan jumlah jamaah per-harinya,” katanya.
Terkait aturan karantina saat kedatangan jamaah umroh, ia menyebut hal ini masih sesuai dengan aturan otoritas penerbangan Saudi atau GACA. Jamaah umroh yang tiba harus menjalani karantina selama lima hari.
Kepala Kanwil Provinsi Sumatra Barat melepas keberangkatan jemaah umroh untuk kedua kalinya sejak pandemi Covid-19, Senin (31/1). Rombongan jamaah umrah berjumlah 70 orang ini dari Bandara Internasional Minangkabau menuju hotel karantina di Jakarta.
Kepala Bidang Penyelenggara Haji Umrah (PHU) Sumbar, Joben, mengungkapkan pengawasan pemberangkatan umrah dimasa pandemi ini merupakan tugas Kementerian Agama. Karena itu, ia mengingatkan jamaah umrah agar selalu mematuhi protokol kesehatan.
“Kepada bapak ibu jamaah umroh, diharapkan selalu mematuhi protokol kesehatan selama menjalankan prosesi ibadah umrah, seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan menjaga kesehatan,” ujar dia.
Kementerian Agama disebut tetap memproses keberangkatan jamaah umrah dan menerapkan skema kebijakan satu pintu atau OGP.
Kepala Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU), Joben mengingatkan agar manajemen PPIU dapat memberikan kepastian dalam setiap pemberangkatan jamaah umrohnya.