“PERGI kau dari sini! Pengemis tua sepertimu tidak pantas menginjakkan kaki di rumah ini,” ucap seorang pengawal yang menjaga rumah mewah tersebut.
Pemilik dari bangunan megah bak istana raja tersebut adalah seorang saudagar yang sangat kaya dan memiliki bisnis yang sukses. Menurut cerita, seluruh tanah yang ada di sekitar tempat tinggalnya di salah satu wilayah kota Baghdad tersebut adalah miliknya. Sang saudagar juga memiliki pengawal dan pelayan yang setia. Kemanapun ia pergi, ia selalu diiringi dengan kendaraan mewah. Namun, masyarakat di sana begitu membencinya, karena ia begitu rakus dan pelit.
Hingga pada suatu hari seorang pengemis yang ingin mengharapkan sebagian dari rezekinya datang, lalu justru diusir oleh para pengawalnya. Tentu saja hal ini membuat sang pengemis tua bersedih hati. Ia pun berdoa kepada Allah agar kekayaan dicabut dari saudagar yang rakus tersebut. “Ya Allah, hamba mohon cabutlah harta yang Engkau titipkan pada saudagar ini. Sesungguhnya ia telah menyengsarakan orang lain karena hartanya.”
Benar saja. Allah mengabulkan doa sang pengemis tua yang teraniaya. Waktu bergulir dan bisnis saudagar tersebut mengalami kerugian sampai akhirnya bangkrut dan jatuh miskin. Ia pun ditinggalkan oleh keluarga yang selama ini tidak menerima perhatian dan kasih sayangnya. Saudagar tersebut mulai hidup menggelandang dan mencari belas kasihan dari orang lain. Lalu, tak jarang pula orang mengacuhkannya.
Sesungguhnya kisah ini mengingatkan kita untuk senantiasa tersadar bahwa harta kekayaan yang kita miliki adalah titipan dari Allah swt. Kita harus ingat bahwa di sana ada hak-hak orang lain, seperti anak yatim dan fakir miskin, yang harus dipenuhi. []
– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2294913/kerakusan-seorang-saudagar#sthash.EMywz03h.dpuf