Ketekunan Sunaryanto (53), warga Kulonprogo, DIY, membuahkan hasil. Setelah menabung selama 15 tahun, pria yang berprofesi sebagai buruh gendong atau kuli angkut ini akhirnya naik haji.
Sunar, panggilan Sunaryanto, bekerja di Pasar Bendungan, Kecamatan Wates, Kulonprogo. Pasar ini terletak sekitar 100 meter dari rumah Sunar. Sebagai kuli angkut, dia dapat mengumpulkan uang sebesar Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu per hari.
“Saya tabung Rp 10 ribu. Sisanya untuk keperluan keluarga di rumah dan memberi uang saku anak saya yang kuliah,” ungkap Sunar kepada wartawan di rumahnya, Dusun Bendungan Kidul, Wates, Kulonprogo Jumat (21/8/2015).
Sunar tidak pernah mematok ongkos jasa angkut. Berapapun bayarannya, dia ikhlas. “Mau memberi Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5.000, berapapun saya terima. Semua pedagang di pasar sudah kenal semua, sudah seperti saudara saja,” katanya.
Saat mengetahui tahun ini bisa berangkat haji, Sunar bersujud syukur. Sesegera mungkin, dia memenuhi semua persyaratan, termasuk melakukan pelunasan.
“Banyak tetangga dan para pedagang di pasar yang mengetahui akan berhaji banyak yang minta didoakan,” ungkapnya.
Selain bekerja di pasar, Sunar adalah takmir Masjid Al Fallah di dusunnya. Dia menjadi petugas kebersihan masjid. Jumat pagi, dia bersama salah seorang rekannya juga sedang mengepel lantai masjid sebelum digunakan untuk salat.
|
“Kami sekeluarga tidak pernah meninggalkan salat wajib, salat sunat, dhuha maupun salat tahajud. Saat ini saya sudah mempersiapkan fisik maupun mental agar bisa fokus ibadah di tanah suci nanti,” katanya.
Sunar yang tergabung dalam Kloter SOC 28 bersama jamaah asal Kulonprogo dan Sleman itu akan berangkat pada gelombang pertama, tanggal 30 Agustus 2015 melalui Embarkasi Haji Donohudan Solo/Bandara Adi Soemarmo Solo menuju Madinah.
(bgs/try)