Tiba-tiba sebelah kanan tubuh anak durhaka ini lumpuh di depan Ka’bah, ia kualat akibat perilakunya terhadap ayahnya
KONON, ada seorang pemuda bernama Munazil. la gemar bersenda gurau, bermain-main, dan berbagai kesenangan, namun ia tidak juga sadar dari hal-hal itu.
la memiliki seorang ayah yang taat beragama. Ayahnya sering memberinya nasihat.
“Nak, waspadalah terhadap kesalahan dan kekeliruan pemuda, karena Allah memiliki kuasa dan siksa yang tidaklah jauh dari orang-orang dzalim.”
Setiap kali sang ayah memintanya dengan sangat, ia semakin membangkang dan berlaku lalim terhadap ayahnya. Pada suatu hari, ayahnya terus memberi nasihat atas kebiasaan buruknya, tapi kemudian anak itu menampar ayahnya.
Sang ayah pun bersumpah dengan nama Allah seraya bersungguh-sungguh dan berkata, “la akan mendatangi Baitullah lalu bergantungan di kain Ka’bah.”
Sang ayah mendoakan keburukan pada anaknya. Si anak pun pergi hingga sampai ke Baitullah. la bergantungan di kain Ka’bah lalu berkata:
Wahai Zat yang didatangi oleh ALHajjaj, mereka telah memutus harapan dari dekat dam jauh
Aku mendatangi-Mu wahai Zat yang tidak menyia-nyiakan
Orang yamg menyeru-Nya dengan sepenuh hati dengan menyebut
Maha Esa tempat bergantung
Ini Munazil yang tidak melepaskan diri dari kedurhakaan
Dengan hakku, renggnutlah aku dari ayahk, wahai Yang Maha Pemurah
Dengan daya-Mu, sisi tubuhnya menjadi lumpuh
Wahai Zat Yang Suci yang tidak dilahirkan dan yang tidak melahirkan
Konon, belum sempat ia menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba sebelah kanan tubuh anak durhaka ni lumpuh.Kita berlindung kepada Allah dari kerasnya hati.*/Ibrahim Abd Muqtadir, “Wisdom of Luqman El Hakim” (Aqwam)