Dari Ibnu Umar RA, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Kalian semua adalah pemimpin dan akan di mintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.'” (HR Bukhari dan Muslim).
Hadis tersebut menegaskan bahwa kepemimpinan memiliki tanggung jawab yang berat. Tidak hanya kepada sesama orang yang dipimpin, ma nusia, tapi juga kepada Allah Yang Ma hakuasa. Begitu besar pahala jika mampu menjadi seorang pemimpin yang diridhai Allah SWT. Hanya saja, dalam praktiknya, tidak semua orang mampu menja lankan peran kepemimpinan dengan baik.
Ada lima sikap yang harus ditanamkan dalam diri seorang pemimpin. Pertama, ikhlas menjalankan amanah kepemimpinan, hanya mengharap keridhaan Allah SWT semata. “Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan?” (QS an-Nisa: 125).
Seseorang yang menyerahkan dirinya kepada Allah Yang Mahakuasa, artinya memurnikan tujuan dan amal karena Allah SWT serta mengikuti Rasulullah SAW dan sunahnya. Kedua, sabar saat ikhlas sudah tertanam dalam hati. “Dan Kami jadi kan di antara mereka itu pemimpinpemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar, dan mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS as-Sajdah: 24).
Ketiga, istiqamah berkaitan dengan perkataan, perbuatan, keadaan, dan niat. Umar bin Khatab berkata, “Istiqamah artinya engkau teguh hati pada perintah dan larangan serta tidak menyimpang seperti jalannya rubah.” Sementara, Utsman bin Affan berkata, “Istiqamah artinya amal yang ikhlas karena Allah.”
Keempat, ikhtiar yang maksimal. Berusaha sekuat tenaga memberikan pelayanan dan pengabdian terbaik dengan cara-cara yang diridhai Allah SWT. Yakinilah bahwa sekecil apa pun ikhtiar kita, jika dimaksudkan untuk kemaslahatan, Allah akan hadirkan pertolongan-Nya.
Kelima, tawakal secara total. Bertawakal kepada Allah SWT adalah cara terbaik menghadirkan ketenangan dan kasih sayang-Nya. Allah SWT berfirman, “Kemudian, apabila kamu telah membulatkan tekad maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (QS Ali Imran: 159)
Demikianlah lima modal penting dalam proses kepemimpinan. Semua upaya itu adalah ikhtiar terbaik dengan kesadaran bahwa tiada daya dan kekuatan melainkan semuanya berasal dari kemahakuasaan Allah SWT. Oleh karena itu, sudah sepatut nya seorang pemimpin memiliki lima sikap tadi sebagai bekal menjalankan amanah. Wallahu a’lam.
Oleh: Mahmud