SAUDARA saya dan istrinya cekikikan saat kami makan siang di restoran Pindang Sahari Lampung. Bagaimana tidak cekikikan sementara menu utama yang ditawarkan adalah kepala Simba dan Baung.
Kata Simba mengingatkan pada film animasi Simba yang terkenal itu. Iya, Simba adalah harimau. Sementara Baung mengingatkan saudara saya yang asli Madura itu pada Baung Madura. Baung adalah sejenis binatang hantu. Wajar saja kalau mereka kemudian tertawa bersama.
Kepala Simba ternyata adalah kepala ikan laut. Segar sekali dan rasanya maknyus sekali dengan bumbu rempah-rempah dapur yang masih segar-segar. Sementara Baung adalah jenis ikan sungai sejenis kutuk mirip keteng. Ke Lampung tanpa merasakan masakan ini sepertinya belumlah sah. Itu sama dengan ke Mekah tanpa thawaf, kata sang Tuan rumah.
Ada yang unik lagi untuk dikisahkan. Kalau Madura terkenal dengan SAMBEL PENCIT alias sambel mangga muda, di restoran ini terkenal dengan sambel duriannya. Bagaimana rasanya? Ah, kata-kata tak bisa mewakili rasa sambel ini. Keringat di dahi kami lah yang menjadi simbol kelezatannya.
Tuan rumah yang menjamu kami ini memang pandai membaca watak watuk wahing kami, alias kesukaan dan selera kami. Lebih dari itu, beliau memang manusia unik yang baik sekali. Tak ada yang kami bisa balaskan kecuali doa semoga panjang umur selalu saudaraku. Semoga bersama keluarga besarnya senantiasa dalam lindungan dan rahmat Allah. [*]
Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi