Islam mengajarkan agar para orangtua tak mengabaikan perkembangan anak-anaknya. Sebab jika tidak, malapetaka yang terjadi. Anak-anak bisa berperilaku kurang baik dan terganggu emosinya.
Di pundak orangtualah, tanggung jawab untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya. Sebuah pendidikan dan peningkatan akhlak Islam, yang didasarkan karakter mulia yang ditetapkan Nabi SAW.
Menurut Syekh Muhammad Ali Hasyimi dalam buku /Hidup Saleh dengan Nilai-nilai Spiritual Muslim/, tugas di atas hendaknya menjadi perhatian bersama. Sebab, lingkungan pun akan memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan mereka.
Oleh karenanya, semua pihak harus memahami psikologi anak. Mereka harus mengetahui cara bergaul dengan mereka, menerapkan metode terbaik serta paling efektif dalam perawatan dan pendidikannya.
Aisyah RA meriwayatkan, ”Anak-anak kita adalah hati kita, yang berjalan di antara kita di muka bumi. Bahkan jika sebuah angin dingin kecil menimpa mereka, kita tidak dapat tidur karena mengkhawatirkan mereka.”
Muslim sejati, sambung Syekh Muhammad, tidak dapat mengabaikan anak-anaknya dan membiarkan mereka dalam kesengsaraan. ”Wahai orang-orang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu-batu.” (QS: at-Tahrim [66] : 6)
Nabi SAW, sejak 1500 tahun lampau, telah memberikan contoh terbaik akan metode membimbing dan mendidik anak. Beliau menunjukkannya langsung dalam kata dan perbuatan.
Metode pembimbingan sesuai arahan Nabi antara lain memberikan contoh yang baik, melihat tingkat perkembangan usia mereka, memperlakukan anak dengan baik, tunjukkan kasih sayang, cinta, dukungan, nasihat, koreksi dan bimbingan.
Banyak hadis dan riwayat yang menggambarkan kasih sayang beliau kepada Hasan dan Husein, cucu beliau, juga anak-anak lainnya. Nabi memperlakukan mereka dengan penuh cinta, kelembutan dan perhatian.