Hidup tak selamanya lapang. Terkadang, seseorang kurang beruntung dalam menjalani hidup yang tak berkecukupan. Di sisi lain, ada pula mereka yang berkecukupan dan bergelimang harta. Islam mengajarkan agar mereka yang mempunyai harta mengulurkan tangan dan memberi pertolongan kepada mereka yang kekurangan.
Syekh Muhammad Thoriq Muhammad Shalih dalam bukunya Ensiklopedi Amalan Muslim mengatakan sudah semestinya seorang Muslim memberikan bantuan kepada saudara seiman yang membutuhkan. Ia mengutip hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar.
Menurut Rasulullah, seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya dan ia tak menzalimi saudaranya itu. Siapa saja yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah SWT akan menutupi kebutuhannya. Seorang Muslim yang mengeluarkan Muslim lainnya dari musibah, Allah akan menyelamatkannya dari musibah pada hari kiamat.”
Shaleh Ahmad Asy-Syaami mengatakan, mereka yang bersedia memberikan bantuan dan berbuat kepada sesamanya merupakan orang yang mempunyai kelapangan dada, kebaikan hati, dan jiwa yang lembut. Ia menyebut dalam bukunya, Beradab dan Berakhlak Mulia, orang yang suka menolong dan memberi itu adalah dermawan.
Mereka yang enggan berbuat demikian adalah orang-orang kikir. Nabi Muhammad memberikan perumpaan antara mereka yang dermawan dan kikir melalui hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim. Beliau menggambarkan orang dermawan dan kikir seperti dua orang yang mengenakan baju tameng dari besi.
Setiap bersedekah, baju yang dipakai si dermawan itu melebar dan meluas sampai-sampai dia mampu menyeret baju yang dipakainya sehingga jejak telapak kakinya terhapus, sedangkan si kikir, setiap akan bersedekah, hatinya akan terasa berat. Baju tameng besi yang dikenakannya seolah semakin menyempit, membuatnya sesak.