SEORANG muslim tiap harinya dituntut melaksanakan 360 sedekah. Barangsiapa melakukannya lalu meninggal dunia pada hari itu, berarti ia telah menjamin dirinya dijauhkan dan terjaga dari api neraka jahannam ketika ia menyeberanginya dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.
‘Aisyah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya, setiap anak cucu Adam diciptakan di atas 360 ruas persendian. Barangsiapa bertakbir kepada Allah, bertahmid kepada Allah, bertahlil kepada Allah, bertasbih kepada Allah, beristighfar (memohon ampunan) kepada Allah, menyingkirkan sebuah batu dari jalan (yang dilalui) manusia, atau duri, atau juga tulang dari jalan (yang dilalui) manusia, amar makruf, atau nahi munkar (mencegah sesuatu yang mungkar) dengan jumlah 360 ruas persendian itu, sesungguhnya ia berjalan dalam sebuah riwayat: memasuki waktu sore pada hari itu dengan menjauhkan (menghindarkan) dirinya dari api neraka.”
Sementara sejumlah sedekah itu dapat digantikan dengan melaksanakan dua rakaat shalat Dhuha. Abu Dzarr r.a. meriwayatkan bahwa Nabi Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Setiap memasuki pagi hari ada sedekah yang harus ditunaikan bagi setiap ruas persendian setiap orang dari kalian. Maka setiap tasbih (Subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (La ilaha illallah) adalah sedekah, setiap takbir (Allahu akbar) adalah sedekah, menyuruh kepada yang makruf adalah sedekah dan mencegah kemungkaran juga sedekah. Hal itu dapat digantikan dengan dua rakaat yang dilakukannya pada shalat Dhuha.”
Abu Buraidah r.a. meriwayatkan, “Aku pernah mendengar Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Pada manusia terdapat 360 ruas persendian. Maka, ia harus melakukan sedekah untuk setiap ruas persendiannya. Para sahabat bertanya, ‘Siapa yang sanggup demikian wahai Nabi Allah?’ Beliau bersabda, ‘Ludah di masjid yang engkau timbun dan sesuatu (bahaya) yang engkau singkirkan dari jalan. Lalu, jika engkau tidak menemukannya maka dengan dua rakaat shalat Dhuha, niscaya dapat mencukupkanmu.”
Karena itu, selayaknya kita tidak lalai terhadap dua rakaat ini. Jika kita tak bisa mengerjakan hal itu disebabkan kondisi pekerjaan atau sebagainya, maka paling tidak kita menyibukkan lisan kita dengan membiasakan amal-amal saleh lainnya, seperti tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil sebanyak sejumlah sedekah tersebut. Sebab, yang demikian tidak sampai menyita lima menit dari waktu kita.*/Sudirman STAIL
Sumber buku: Di Atas Titian Jahannam, penulis: Dr. Muhammad An-Nuaim.