Mengapa Allah memilih Nabi Musa untuk berdialog dengan Rasulullah? Dalam perjalanan mi’raj, Nabi Muhammad SAW diberikan kewajiban sholat. Pada awal mulanya kewajiban sholatnya itu 50 kali, namun ketika beliau hendak pulang, lalu singgah di Nabi Musa As, Rasulullah diminta untuk mengahadap ke Allah Swt lagi guna meminta dispensasi shalat.
Pasalnya, 50 kali sholat dalam sehari semalam itu terlalu banyak, terlebih postur dan kekuatan fisik ummatnya itu terbilang cukup rendah dibanding kekuatan dan postur umat nabi terdahulu. Syahdan, Rasulullah mengamini permintaan Nabi Musa As, sehingga beliau sowan lagi kepada Allah, untuk meminta dispensasi kewajiban sholat.
Karena Allah Maha pemurah, Allah mengafirmasi permintaan Nabi Saw. Sehingga yang pada awalnya itu diwajibkan sholat sebanyak 50 kali, sekarang menjadi 45 kali. Turunlah lagi beliau, di tengah perjalanan beliau sowan lagi kepada Nabi Musa As guna menginformasikan bahwa permintaannya sudah dikabulkan, sekarang sholatnya menjadi 45 kali.
Mendengar kabar ini, Nabi Musa As masih merasa iba. sebab ditakutkan umatnya beliau tidak mampu untuk melaksanakannya, syahdan beliau meminta Rasulullah untuk sowan lagi kepada Allah Swt guna meminta dispensasi lagi agar jumlah sholatnya dikurangi. Mendengar permintaan Nabi Musa As ini, Rasulullah menuruti lagi, Allah pun mengamini.
Kejadian ini berulang sebanyak 9 kali, Nabi Musa memandang jumlah sholatnya itu akan memberatkan ummatnya. Hatta ketika pengurangan sholatnya sudah menjadi 5 kali (sebab dalam satu kali sowan itu dikurangi 5 waktunya), padahal awalnya berjumlah 50 kali, Nabi Musa As tetap meminta agar meminta dispensasi lagi.
Namun pada taraf ini, Rasulullah merasa malu untuk meminta dispensasi lagi, Sebab sudah banyak sekali pengurangannya. Hingga pada akhirnya, jumlah sholat yang diperintahkan adalah 5 kali, sebagaimana sabdanya Rasulullah SAW yang berbunyi:
فَرَّضَ اللهُ على أُمَّتِى لَيْلَةَ الإِسْرَاءِ خَمْسِيْنَ صَلاَةً فَلَمْ أَزَلْ أُرَاجِعُهُ وأَسْأَلهُُ التَّخْفِيْفَ حَتّى جَعَلَهَا خَمْسًا فِىْ كُلِّ يَوْمٍ ولَيْلَةٍ
“Allah swt pada malam Isra’ mewajibkabkan atas umatku lima puluh shalat, kemudian aku terus-menerus kembali kepada Allah swt dan memohon keringan sehingga Allah Swt menjadikannya menjadi lima shalat sehari semalam.” (Hasyiyah Al-Baijuri ala Fath al-Qarib al-Mujib, Juz 1 halaman 230)
Dari kisah ini mungkin terlintas dalam benak, mengapa yang meminta Nabi Muhammad SAW untuk meminta dispensasi kepada Allah Swt adalah Nabi Musa As, padahal masih banyak nabi lainnya yang berada di langit semisal Nabi Ibrahim As?
Syekh Sulaiman Al-Bujairimi menjawab:
فَإِنْ قُلْتَ: لِمَ لَمْ يَأْمُرْهُ إبْرَاهِيمُ بِالرُّجُوعِ لِرَبِّهِ فِي شَأْنِ ذَلِكَ مَعَ أَنَّهُ مَرَّ عَلَيْهِ قَبْلَ مُوسَى؟ أُجِيبَ: بِأَنَّهُ خَلِيلُ اللَّهِ وَالْخَلِيلُ شَأْنُهُ التَّسْلِيمُ وَمُوسَى كَلِيمُ اللَّهِ وَالْكَلِيمُ شَأْنُهُ الْكَلَامُ.
Jika engkau bertanya mengapa mengapa Nabi Ibrahim As tidak memerintahkan untuk meminta dispensasi kepada Allah, padahal beliau dilewati terlebih dahulu (posisi Nabi Ibrahim berada di langit ketujuh, sedang nabi Musa berada di langit keenam) dari pada Nabi Musa As?
Maka aku menjawab: sebab Nabi Ibrahim As adalah Khalilullah, kekasih Allah Swt, dan karakter seorang kekasih itu adalah penurut (maka Nabi Ibrahim as tidak menyuruh Nabi Muhammad saw untuk meminta dispensasi).
Sedangkan Nabi Musa as adalah Kalimullah, Yang pada umumnya bertugas sebagai diplomasi, maka dari itu Nabi Musa lah yang berani menyuruh Nabi Muhammad SAW untuk meminta dispensasi kepada Allah swt, bukan Nabi Ibrahim As. (Hasyiyah Al-Bujairimi ala al-Khatib, judul aslinya adalah Tuhfat al-habib ala syarh al-khatib,juz 1 halaman 382)
Jadi, demikianlah alasan Mengapa Allah Memilih Nabi Musa untuk Berdialog dengan Rasulullah, bukan Nabi yang lainnya? Semoga bermanfaat.