Ahli Surga selalu menebar senyuman; tidak merengut, judes, membenci, marah, dan sifat-sifat yang kurang baik lainnya, dan dengan senyuman seseorang kita selalu merasakan kebahagiaan.
Surga, idaman semua orang, semua agama, semua ajaran, semua kepercayaan, bahkan orang yang melakukan kemungkaran, kekejian, kerusakan juga mengharap berada di Surga. Surga dalam pandangan mereka berbeda-beda, sesuai dengan nalar dan kepercayaan mereka.
Tidak hanya orang dewasa yang mengharapkan Surga, anak kecil pun yang belum tahu dosa dan pahala, juga menginginkan Surga. Dan dalam pandangan mereka Surga hanyalah satu keyakinan, yaitu tempat yang indah, semua serba ada, dan semua kebetuhan terpenuhi.
Orang yang bosan terhadap proses menuju Surga yang sebenarnya, terkadang membuat Surga-surga dalam pikiran dan perilaku mereka, dengan melakukan perzinahan, menegak minuman yang memabukkan, ekstasi, dan mengumbar segala kekayaannya, kemewahannya dan kesombongannya. Mereka melakukan dua hal demi kepuasan Surga dunia mereka, dengan (fisik) harta, tahta, perempuan/laki-laki, keturunan dan (non fisik) pujian, kesombongan, dan lain sebagainya.
Surga yang dijanjikan oleh Allah (bagi umat Islam) adalah tempat yang aman, nyaman, kekal (ad-Dukhan : 51-57), semuanya hidup rukun, tidak ada; pertengkaran, perselisihan, pertentangan, (al-Hijr : 45-48). Hidup dengan segala keindahan, kemewahan, dan segala perhiasan (al-Kahfi : 30-31). Memperoleh rizki yang tidak pernah ada habis-habisanya, disediakan minuman, buah-buahan, daging dsb, dan tidak pernah merasakan kenyang atau pusing dan mabu setelah memakan atau meminumnya. Disediakan pelayan dan ditemani oleh bidadari yang cantik dan sebaya umurnya (Shad : 49-54) dan (al-Waqi’ah : 13-38).
Tidak pernah kesulitan dalam kehidupan di Surga, tidak ada buah yang busuk. Semuanya diliputi dengan kemudahan, dan apapun yang diinginkan pasti terpenuhi. (QS: Ar-Rahman: 68). Serta semuanya tampan dan cantik, selalu muda, memiliki kulit yang mulus dengan pakaian yang tak pernah kumal.Tidak pernah sakit, menderita atau mati (HR.Muslim). dan kesenangan yang lainnya, perempuannya yang cantik-cantik, dan laki-lakinya tampan-tanpan, terdapat sungai-sungai yang mengalirkan susu, madu bahkan arak dan tidak memabukkan dan selalu menebar senyuman dan masih banyak gambaran-gambaran bagaimana kehidupan ahli Surga. yang pada intinya, adalah kehidupan yang indah.
Menurut pandangan saya, selain keindahan Surga yang Allah janjikan di atas (dan itu nanti setelah yaum hisab), maka kita akan selalu menemukan dan merasakan Surga yang berada di dunia dengan melakukan beberapa hal yang dilakukan oleh penduduk Surga. Karena kebaikan, keindahan, kebahagiaan, dan kenikmatan tidak pernah dilarang oleh Allah di dunia sebagaimana doa yang selalu kita harapkan, “Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah waqina adzabannar” (Ya Allah, berikanlah kepada Kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah Kami dari siksa neraka.” (QS. al-Baqarah : 201).
Ibnu Kasir memberi makna “hasanah fi dunya” dengan segala keinginan dan kebutuhan dunia seperti kesehatan, tempat yang nyaman, pasangan yang baik, rizki yang banyak (wasi’), ilmu yang bermanfaat, dan perbuatan yang baik. Kenikmatan, kenyaman, kebahagiaan yang tidak dilarang oleh Allah adalah yang tidak bertentangan dengan hukum-hukum Allah, sedangkan kebahagiaan, kenyamanan, dan kenikmatan yang dirasakan indah tetapi bertentangan dengan ajaran Islam adalah kenikmatan semu belaka, menipu, dan pada akhirnya hanyalah fatamorgana, tidak akan menemukan kekekalannya.
Seperti orang yang mencari ketenangan dan kedamaian, ia mencarinya di dalam harta, tahta, perempuan/laki-laki, dan lainnya setelah ia menemukannya dan merasakannya, maka ketenangannya akan sirna pula. Tetapi berbeda dengan ketenangan yang Allah berikan, yaitu hanya dengan mengingatNya, “..Orang-orang yg beriman dan hati mereka menjadi tenteram (tahmainnu) dengan mengingati Allah, Ingatlah..hanya dengan mengingati Allah hati akan menjadi tenang (tahmainnu)…(QS: Ar-Ra’d:28).
Di sini ada pengulangan kata “tahmainnu” dua kali dengan menggunakan fiil mudhari’ (kata kerja sedang atau akan) yang memiliki arti “selalu” (liddawam). Serta menggunakan taukit (penguat/pengokohan). Artinya akan selalu merasa tenang (damai, tentram), jika seseorang mengingat Allah. Kedamaian, kebahagiaan, keindahan akan selalu menghiasinya jika ia selalu mengingat Sang Pencipta, Sang Tempat Kembali, Sang pemberi Rizqi dan Yang mengambilnya. Maka, ia akan merasakan Surga di dunia, jika selalu mengingat “dari” dan “ke” mana pada akhirnya.
Bagaiman menemukan Surga di dunia?, ini pertanyaannya. Seseorang yang melakukan apa yang dilakukan orang-orang ahli Surga, ia akan menemukan Surga itu. Seperti apa:
Pertama, menciptakan tempat yang aman; secara spikis dapat dilakukan dengan selalu berkhusnudhan kepada orang lain, tidak sombong, tidak hasad dan tidak dengki.
Kedua, nyaman; selalu berbuat baik kepada orang lain (maka insyallah orang lain akan juga demikian), selalu melayani kepentingan orang lain, tidak minta untuk selalu dilayani.
Ketiga, semuanya hidup rukun,tidak ada; pertengkaran, perselisihan, pertentangan, seperti cerminan ahli Surga dalam surat al-Hijr : 45-48.
Keempat, hidup dengan segala keindahan; berkata indah, bersikap indah, melihat keindahan-keindahan Allah dengan bersyukur dan bertasbih, seperti cerminan ahli Surga dalam surat al-Kahfi : 30-31.
Kelima, memperoleh rizki yang tidak pernah ada habis-habisanya; kalau gambaran ahli Surga selalu disediakan minuman, buah-buahan, daging dsb, dan tidak pernah merasakan kenyang atau pusing dan mabuk setelah memakan atau meminumnya. Disediakan pelayan dan ditemani oleh bidadari yang cantik dan sebaya umurnya (Shad : 49-54) dan (al-Waqi’ah : 13-38).
Maka bagaimana kita mendapatkannya di dunia?
Dengan bertakwa kepada Allah, maka akan dicukupkan rizkinya oleh Allah dan akan diberikan rizki dari berbagai arah (min haisu la yahtasib). Dan sikap kita di dunia juga menentukan kebahagian hidup dengan qonaah (merasa cukup) terhadap rizki yang sudah diberikan oleh Allah, orang qonaah adalah orang yang paling kaya dari pada kaya dengan limpahan harta, tetapi mereka (orang yang kaya) selalu kurang dan tidak pernah puas dengan pemberiaan lllah, sehingga orang yang seperti ini akan tersiksa di dunia, walau banyak harta dan serba tercukupi.
Keenam, semuanya diliputi dengan kemudahan, dan apapun yang diinginkan pasti terpenuhi. (QS: Ar-Rahman: 68).
Orang yang bahagia, jika semua keinginannya selalu dimudahkan oleh Allah dan selalu tepenuhi, lagi-lagi orang yang bertaqwa dan beriman akan merasa, Allah selalu memberi kemudahan dalam segala urusannya, selalu diberikan jalan keluar dalam kesulitannya, dan cara menghadapi kesulitan pun tetap menggantungkan diri kepada Allah, sehigga dalam setiap nafasnya hanya Allahlah yang dapat memberi solusi dalam setiap permasalahan, maka jika Allah hanya tempat kembali, maka ia akan merasakan ketenangan, karena tidak ada angin yang berhembus keculi dengan kuasaNya, dan tidak ada nafas yang berhenti juga kecuali dengan kuasaNya.
Ketujuh, ahli Surga selalu menebar senyuman; tidak merengut, judes, membenci, marah, dan sifat-sifat yang kurang baik lainnya, dan dengan senyuman seseorang kita selalu merasakan kebahagiaan, demikian juga kita memberikan senyuman kepada orang lain, di sana ada keindahan , kedamaian dan kebahagiaan. Maka, memberikan senyuman, serasa kita menciptakan Surga di dunia.
Selain gambaran Surga di atas masih banyak gambaran-gambaran kehidupan ahli Surga lainnya. Mudah-mudahan coretan singkat, menambah kebaikan kepada penulis sendiri, dan juga bermanfaat apda pembaca. Allah A’lam bishawab.*/Halimi Zuhdi, pengajar UIN Maulana Malik Ibrahim Malang