Salman Al Farisi adalah salah seorang sahabat Rasulullah. Salman al-Farisi dianggap oleh Rasulullah sebagai salah seorang ahli bait ‘keluarga’, sekalipun Salman al-Farisi tidak memiliki hubungan darah dengan Rasulullah. Salman itu seorang pemuda yang berasal dari Negeri Persia.
Salman al-Farisi adalah salah seorang sahabat Rasulullah sangat rajin dan taat dalam beribadah. Dia mengahabiskan akhir malamnya dengan beribadah kepada Allah. Dikisahkan dari seorang sahabat yang bernama Thariq bin Syihab ketika dia tidur di rumah Salman al-Farisi untuk menyelidiki tahajudnya.
Pada akhir malam, Thariq bin Shihab melihat Salman bagun dari tidurnya dan kemudian ia melihat Salman mealaksanakan shalat. Setelah selesai dari melaksanakan shalat, Salman al-Farisi menasehati Thariq bin Shihab.
Salam berpesan, “Jagalah shalat lima waktu ini, karena ia merupakan pelebur dari berbagai dosa selama kamu tidak melakukan dosa besar. Kemudian Salman menjelaskan kepada Thariq bin Shihab tentang tinkatan-tingkatan manusia ketika melalui malam-malam mereka.”
Menurut Salman Al Farisi, manusia dalam menghabiskan malamnya terbagi ke dalam tiga tingkatan, sebagaimana yang tertera dalam kitab Hilyatul Auliya’:
Pertama, orang yang menanggung dosa tetapi tidak memiliki pahala pada malam harinya. Menurut Salman, orang dengan kategori ini adalah orang yang memanfaatkan gelapnya malam dan kelalaian manusia untuk shalat malam tetapi di samping itu dia juga menjerumuskan dirinya dalam melakukan kemaksiaan.
Orang itu menanggung dosa tetapi tidak mendapakan pahala. Dengan artian, dia tidak mendapatkan pahala dari shalat malamnya tersebut dikarenakan ia juga menenggelamkan dirinya kedalam kemaksiatan.
Kedua, orang yang mendapatkan pahala dan tidak mendapatkan dosa. Menurut Salman al-Farisi, kategori orang ini adalah orang yang memanfaatkan gelapnya malam dan kelalaian manusia untuk bangun dan kemudian meaksanakan shalat.
Orang ini menghiasi malam-malamnya hanya unuk beribadah kepada Allah. Akan tetapi, dia tidak menjerumuskan dirinya kedalam kemaksiatan. Iniah orang yang mendapatkan pahala pada malam harinya dan tidak mendapatkan dosa.
Ketiga, orang yang tidak mendapatkan pahala dan juga tidak mendapatkan dosa. Maksud golongan orang seperti ini menurut Salman al-Farisi adalah orang yang setelah melaksanakan shalat Isya kemudian ia tidur. Ia tidak bangun lagi di akhir malamnya untuk Qiyamullail dan juga tidak untuk berbuat maksiat. Iniah orang yang tidak berpahala pada malam harinya dan juga tidak menanggung dosa.