Mualaf di Daerah Minoritas Butuh Perhatian

Mualaf di daerah minoritas butuh perhatian umat Islam. Pasalnya, sebagian dari mereka belum memperoleh pembinaan yang cukup dalam memperkuat akidah.

Ketua LPPD Khairu Ummah Ustaz Ahmad Yani, mengatakan, selama ini, para mualaf dinilai cenderung jarang mendapatkan perhatian, baik dari lembaga dakwah setempat ataupun dari tokoh-tokoh Islam setempat. Melalui pesantren kilat mualaf, LPPD coba memberikan perhatian itu.

“Program ini dilakukan agar pada dai dan tokoh Islam setempat memberi perhatian kepada pembinaan mantan non-Muslim, karena banyak di antara mereka yang belum sepenuhnya terbina,” tutur Ustaz Ahmad Yani dalam pesan pendek kepada Republika.co.id beberapa waktu lalu.

Dalam kesempatan tersebut, Ustaz Ahmad Yani memberikan pesan tausiyah kepada para mualaf seputar keislaman. Pesan tersebut antara lain adalah dengan menanamkan kebanggaan sebagai Muslim, yaitu dengan selalu menunjukkan identitas keislaman.

Tidak hanya itu, para peserta juga diajarkan untuk bergaul dan berlaku sebaik mungkin kepada keluarga ataupun teman yang masih non-Muslim. Bukan tidak mungkin, dia menjelaskan, secara bertahap mereka juga dapat mengajak keluarga atau teman mereka untuk memeluk agama Islam.

“Tidak hanya itu, saya juga berharap para mualaf tersebut bisa terus meningkatkan pemahaman kepada Islam dan memperkuat komitmen untuk terus memeluk agama Islam,” ujar Ustaz Ahmad Yani yang juga menjadi pengurus harian Dewan Masjid Indonesia (DMI) tersebut.

Untuk memberikan bekal dan memperkaya pengetahuan keislamannya, para peserta juga mendapatkan berbagai buku panduan. Mulai buku tentang keimanan, buku panduan untuk masuk surga, buku berisi soal sedekah, dan buku yang membahas secara lengkap soal tata cara shalat.

Selain digelar di Baranusa, program tersebut juga digelar diselenggarakan di sejumlah tempat di NTT, seperti di Maumere, Niki-Niki, Lembata, Alor, dan Kupang. Kegiatan ini pun tidak berhenti di situ. Rencananya, pada Desember mendatang, program Pesantren Bina Mualaf ini juga akan digelar di Pulau Rote, NTT. Kegiatan ini setidaknya berlangsung selama dua hari.

Di Baranusa, pesantren ini digelar selama dua hari beturut-turut. “Seluruh biaya dari kegiatan ini berasal dan didukung dari dana infak kaum Muslimin dan sejumlah lembaga zakat,” tutur Ustaz Ahmad Yani.

Selain membina para mualaf, LPPD Khairu Ummah juga menggelar berbagai pelatihan manajemen terhadap para pengurus dan khatib masjid di sekitar NTT. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan para dai dalam menjawab permasalahan yang dihadapi umat. Kegiatan ini pun bekerja sama dengan Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) setempat.

Lebih lanjut, Ustaz Ahmad Yani menegaskan, cukup penting untuk memberikan perhatian yang besar terhadap dakwah di daerah-daerah terpencil. Karena itu, perhatian itu tidak hanya dilakukan oleh para pendakwah, tetapi juga berbagai elemen umat, terutama yang berada di daerah-daerah tersebut, termasuk juga dengan adanya bantuan-bantuan atau donasi dari kaum Muslimin dan lembaga-lembaga penyalur zakat.

”Untuk program ke daerah-daerah minoritas Muslim, bentuknya berupa kerja sama dengan organisasi setempat. Karena itu, dana harus kami usahakan sendiri. Bahkan, ada yang sepenuhnya berasal dari kami. Karena itu, terhadap para donatur dan pihak-pihak yang telah membantu, kami ucapkan banyak terima kasih,” tuturnya.

 

sumber:  Republika Online