Obat yang Sering Dilupakan Kaum Muslimin (Bagian 2)

Saudaraku!

Jadikanlah tawakal kepada Allah Ta’ala sebagai senjata awal, kemudian berusahalah untuk mencari pengobatan dengan cara-cara medis kepada ahli kesehatan dalam segala bentuknya.

Selain tawakal dan berharap kepada Allah Ta’ala, ada obat lain yang sangat penting dan sering dilupakan yaitu dokter yang pandai lagi cerdik.

Dokter yang menguasai bidang keilmuan dan profesinya. Dokter yang selalu mengikuti perkembangan bidang spesialisasinya.

Dokter yang selalu berusaha sekuat tenaga untuk mengembangkan profesionalismenya.

Dokter itu siap untuk mengorbankan segala hal yang ia miliki hingga sesuatu yang paling mahal dalam rangka meningkatkan kemampuan bidang keilmuan dan profesinya, melalui penelitian-penelitian dan usaha yang berkesinambungan.

Dokter muslim yang taat, tidak pernah merasa tinggi hati -meskipun ia telah mencapai tingkat akademik yang tinggi.

Ia mengerti dan tahu bahwa sikap sombong akan menghentikannya dari usaha untuk selalu mengembangkan kemampuan bidang keilmuan dan profesinya.

Dokter yang selalu merasa bahwa dirinya masih pemula –yunior-, yang selalu menuntut ilmu walaupun ia telah banyak memakan garam asamnya kedokteran.

Walaupun ia telah mahir di bidangnya dan walaupun ia telah mencapai derajat keilmuan yang tinggi, dia merasa ilmunya belum seberapa.

Beginilah seharusnya setiap dokter muslim, yang tidak pernah putus asa atau bosan dalam meneliti, belajar dan berusaha.

Walaupun kadang dokter nonmuslim melakukan usaha yang sama, akan tetapi ada satu kelebihan yang terdapat pada pribadi dokter muslim yang hal itu tidak dimiliki oleh dokter nonmuslim.

Inti perbedaan yang sekaligus merupakan kelebihan yang dimiliki oleh seorang dokter muslim dibandingkan dokter nonmuslim ialah bahwa seorang dokter muslim menaruh harapannya kepada Allah Ta’ala, yang mana hal itu tidak mungkin dilakukan oleh dokter nonmuslim.

Dengan begitu, seorang dokter muslim memiliki banyak kelebihan atas dokter nonmuslim.

Sebab, jika niat seorang dokter muslim tulus ia akan segera menghadap Allah dengan berharap kepada-Nya, meminta pertolongan kepada-Nya, beristighatsah kepada-Nya dan berdoa kepada-Nya yang semua ini bersumber dari rasa takutnya kepada Allah Ta’ala.

Perbedaan-perbedaan ini bagaikan senjata ampuh yang berada di tangan seorang dokter muslim.

Jika ia menggunakannya dengan benar maka senjata tersebut akan mempunyai andil yang besar dalam kesembuhan pasiennya.

 

 

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]