Al Qurthubi rahimahullahu berkata:
“Siapa yang terus menerus meninggalkan sunah, maka itu kekurangan dalam agamanya. Jika ia meninggalkannya karena meremehkan dan tidak suka. Maka itu kefasikan.”
Karena adanya ancaman dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, “Siapa yang tidak menyukai sunahku, maka ia bukan dari golonganku.”
Dahulu para sahabat dan orang-orang yang mengikutinya senantiasa menjaga yang sunah sebagaimana menjaga yang wajib. Mereka tidak membedakan keduanya dalam meraih pahala. (Fathul Baari syarah Shahih Al Bukhari 3/265).
Banyak sunah yang diremehkan di zaman ini. Dengan alasan: ah itu kan cuma sunah.
Padahal sunah bukanlah untuk ditinggalkan. Banyak perkara sunnah yang berpahala amat besar.
Seperti salat qabliyah subuh yang lebih baik dari dunia dan seisinya. Bahkan ada amalan sunah yang menjadi tonggak kebaikan.
Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Senantiasa manusia di atas kebaikan selama mereka bersegera berbuka puasa.” (HR Bukhari dan Muslim).
Bagi kita penuntut ilmu. Mari hiasi hari hari dengan sunah. Meraih cinta Allah. Dia berfirman dalam hadis qudsi:
“Senantiasa hambaKu bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada-Ku dengan ibadah yang sunah hingga Aku mencintainya.”
Untuk inilah kita berlomba. Barakallahu fikum, semoga bermanfaat.
[Ustz Abu Yahya Badrusalam, Lc]