Kisah Yahudi yang Masuk Islam karena Gamelan

Aron, bukan nama asli, merupakan seorang bekas penganut Yahudi dari New York yang masuk Islam dan menjadi mualaf setelah mengikuti pertukaran pelajan ke Indonesia.

Dia mengisahkan pengalaman hidupnya hingga akhirnya memilih kembali masuk Islam kepada About Islam.

Aaron dibesarkan dalam keluarga Yahudi yang berasal dari Eropa Timur, tepatnya di Polandia. Mereka meninggalkan rumah dan bermigrasi ke Amerika Serikat usai Kekaisaran Rusia yang antisemit menguasai beberapa wilayah Polandia setelah tahun 1795.

Setelah menempuh perjalanan panjang, mereka tiba dan menetap di New York. Keluarga Aaron tidak pernah menjadi penganut Yahudi ortodoks. Namun demikian, Yudaisme memainkan peran penting dalam kehidupan kami dan merupakan penanda penting identitas kami.

Mereka mengikuti ritual dan perayaan tradisional sambil terlibat dengan masyarakat di sekitar.

Musik Membawanya ke Indonesia

Sejak masih kecil Aaron sangat menyukai musik terutama alat musik tradisional dari berbagai penjuru dunia.

“Saat saya remaja, saya sangat menyukai musik eksperimental. Dan saya sangat tertarik dengan musik tradisional dan alat musik dari berbagai belahan dunia,” ujar Aaron.

Sampai suatu hari, seorang teman memberitahu Aaron tentang Indonesia dan menyarankannya untuk belajar etnomusikologi di sana. Ia pun lantas bertekad untuk pergi ke Indonesia dan mendaftar di Institut Seni yang menawarkan jurusan tersebut.

Tak Mengaku Sebagai Yahudi

Aaron mengakui bahwa setibanya di Indonesia dan mendaftar di Institut Seni Indonesia, dia tidak memberi tahu siapapun bahwa ia merupakan penganut Yahudi. Dia bahkan mengaku sebagai penganut agama lain.

“Di Indonesia, Anda biasanya harus menyebutkan agama Anda. Saya hanya menyatakan bahwa saya beragama Buddha. Itu adalah pilihan yang paling mudah saat itu,” Aaron berseloroh.

Hal tersebut dilakukannya karena takut orang-orang akan memusuhinya.

“Saya khawatir orang-orang akan menunjukkan permusuhan terhadap saya karena saya seorang Yahudi. Dan karena saya tidak banyak mempraktekkan agama saya sebelumnya, saya tidak keberatan untuk menyatakan bahwa saya beragama Buddha,” kata Aaron.

Saat itu, sekitar tahun 2000an, adalah hal yang keren untuk mengaku sebagai seorang Buddhis atau penganut Buddha, jelas Aaron.

“Orang Indonesia memandang kami “Buddhis Barat yang baru” sebagai sesuatu yang eksotis dan tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak nyaman,” katanya.

Awalnya Tidak Tertarik dengan Islam

Aaron tinggal selama lebih dari dua tahun di Indonesia. Selama itu dia bergabung dengan banyak proyek musik. Dirinya mengaku berupaya untuk menghindari diskusi-diskusi keagamaan sebaik mungkin dan lebih berkonsentrasi pada musik. Itu pula yang menyebabkannya jauh dari agama.

“Saya jauh dari keluarga saya. Jauh dari komunitas Yahudi saya yang biasanya mendukung saya untuk bergabung dalam perayaan-perayaan tradisional kami,” kenang Aaron.

Ia mengaku baginya Islam tampak seperti agama setempat dan merasa tidak cocok dengan agama itu. Menurutnya umat Islam yang taat hanya menghabiskan terlalu banyak waktu untuk berdoa daripada melakukan hal-hal yang benar-benar penting.

Gamelan dan Islam

Kemudian, suatu hari Aaron bergabung dengan sebuah pertunjukan Gamelan tradisional. Gamelan adalah alat musik perkusi tradisional Jawa yang terbuat dari logam.

Di sebelahnya duduk seorang pria tua yang mulai mengajaknya bicara. Saat itu Aaron sudah cukup mampu berbahasa Indonesia dengan baik.

Pria itu menjelaskan kepada Aaron tentang hubungan antara Gamelan dan Islam. Dia bercerita tentang ansambel Gamelan kerajaan kuno yang memiliki satu-satunya tujuan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad (SAW), Maulid.

Gamelan Sekaten lebih besar dari gamelan lainnya dan hanya digunakan setahun sekali. Pria tua itu melanjutkan bahwa permainan gamelan ini seharusnya mewakili pujian yang terus menerus untuk Nabi Muhammad (saw).

Cerita ini membuat Aaron terkesan karena dia tidak pernah berpikir tentang aspek spiritual dari musik. Penjelasannya memberikan dampak yang mendalam bagi Aaron.

Membaca tentang Islam

Aron pun terus menyusun musik eksperimental. Dan rekaman gamelan ia miliki menjadi bagian penting dari hal tersebut. Sejak itu Aaron mulai membaca lebih banyak tentang aspek spiritual Islam dan terutama apa yang disebut sebagai mistisisme Islam di Indonesia.

Dan sejujurnya, hal itu menyentuh saya. Hal itu mempengaruhi saya. Aaron mengerti bahwa Islam adalah agama yang hidup dan penuh dengan spiritualitas yang diinginkan dalam hidupnya.

Dia tak lagi melihat Islam sebagai agama yang kering dan ketat yang hanya berfokus pada aspek luar dan aturan.

Setelah membaca tentang Islam di Indonesia, Aaron mengetahui bahwa persepsinya tentang Islam jauh dari kenyataan. Dan semakin banyak dia membaca, semakin tertarik pula Islam baginya.

Tak hanya Islam di Indonesia, namun Islam di tempat-tempat lain di berbagai belahan dunia. Aaron terpesona dengan kekayaan Islam.

Mengikuti Kata Hati

Aaron tertarik untuk memeluk Islam dan menjadi seorang Muslim. Tetapi dia khawatir akan respon keluarganya. Apa yang akan mereka katakan? Seorang Yahudi menjadi Muslim? Aaron tidak ingin mengecewakan mereka.

Meski begitu, Allah SWT akhirnya menguatkan hati Aaron.

Dia pun mengucapkan syahadat dan masuk Islam di sebuah pusat komunitas Muslim kecil di New York City. Dia mulai sholat dan bergabung dengan halaqoh dzikir rutin di sana.

“Irama dzikir kepada Allah sungguh luar biasa. Itu seperti musik rohani yang menenangkan hati dan menenangkan pikiran,” aku Aaron.

Respon Keluarga

Aaron mengaku tak berani memberi tahu keluarganya kabar bahwa dirinya telah masuk Islam untuk waktu yang sangat lama.

“Karena saya tidak tinggal bersama mereka lagi, cukup mudah untuk menyembunyikannya. Namun, akhirnya mereka curiga terhadap saya. Saya mencoba untuk menyiasati perayaan keagamaan dan pertemuan rutin komunitas Yahudi kami,” ungkap Aaron.

Ketika saya memberi tahu mereka, mereka hanya diam selama beberapa saat. Kemudian ibu saya bertanya apakah saya bahagia. Dan saya menjawab:

“Ya!”

Tetapi ayah saya mengajukan sebuah permintaan: “Bisakah kamu menunggu untuk mengumumkannya ke publik? Maksudku, saat ini orang-orang memiliki opini yang buruk tentang Muslim. Dan ayah tidak ingin teman-teman kita berpikir negatif tentang kamu atau kita.”

Saya menuruti permintaan ayah saya. Dan sampai sekarang saya masih melakukannya. Kami hanya tidak berbicara tentang agama. Saya hanya sesekali bergabung dengan pertemuan komunitas Yahudi. Selebihnya, saya tetap menjaga kerahasiaan. Hal ini telah bekerja dengan baik bagi kami semua. Saya masih bisa bertemu dan mengunjungi keluarga saya. Alhamdulilah.*

HIDAYATULLAH

Pendapat Ulama Empat Mazhab tentang Puasa Rajab

Puasa sunah di bulan Rajab termasuk persoalan khilafiyah.

Bulan Rajab termasuk salah satu bulan suci dalam Islam, sehingga pada bulan ini banyak muslim yang melakukan ibadah puasa sunah. Namun, para ulama berbeda pendapat tentang puasa sunah di bulan Rajab, ada yang menyunahkan dan ada juga yang melarangnya.

Semua ulama empat madzhab dalam Islam, Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali sepakat mengenai dibolehkannya puasa bulan Rajab secara tidak penuh. Yang terjadi perbedaan pendapat adalah terkait berpuasa penuh di bulan Rajab tanpa disertai dengan puasa lainnya. Dan khilafiyah yang terjadi berkisar antara hukum sunnah dengan makruh, bukan haram.

Pendapat Mazhab Hanafi

Para ulama Mazhab Hanafi berpendapat bahwa puasa di bulan Rajab secara mutlak adalah perkara yang disukai. Sebagaimana jika seorang bernadzar untuk berpuasa penuh di bulan Rajab, maka ia wajib berpuasa sebulan penuh dengan berpatokan pada hilalnya. (Syarh Fath Al Qadir, 2/391) 

Sedangkan dalam buku kumpulan fatwa-fatwa dari madzhab Hanafi, al-Fatawa al-Hindiyyah dijelaskan:

في الفتاوي الهندية 1/202 : ( المرغوبات من الصيام أنواع ) أولها صوم المحرم والثاني صوم رجب والثالث صوم شعبان وصوم عاشوراء ) اه

“Macam-macam puasa yang disunnahkan adalah banyak macamnya. Pertama, puasa bulan Muharram, kedua puasa bulan Rajab, ketiga, puasa bulan Sya’ban dan hari Asyura.”

Pendapat Mazhab Maliki

Mazhab Maliki berpendapat mengenai kesunnahan puasa di bulan Rajab secara mutlak, meski dengan sebulan penuh. Ulama Mazhab Maliki menyatakan bahwa bulan-bulan yang paling utama untuk berpuasa setelah Ramadhan adalah tiga, yakni Al Muharram, Rajab dan Sya’ban.

Ad Dardir menyatakan bahwasannya disunnahkan puasa bulan Muharram, Rajab dan Sya’ban, demikian juga di empat bulan haram yang di mana paling utama adalah Muharram kemudian Rajab lalu Dzulqa’dah dan Dzulhijjah. (Syarh Ad Dardir ‘ala Khalil, 1/513)

Dalam kitab Syarh al-Kharsyi ‘ala Mukhtashar Khalil (2/241), ketika menjelaskan puasa yang disunnahkan, al-Kharsyi berkata:

(والمحرم ورجب وشعبان ) يعني : أنه يستحب صوم شهر المحرم وهو أول الشهور الحرم , ورجب وهو الشهر الفرد عن الأشهر الحرم )

“Muharram, Rajab dan Sya’ban. Yakni, disunnahkan berpuasa pada bulan Muharram – bulan haram pertama, dan Rajab – bulan haram yang menyendiri.” 

Maksudnya adalah bulan Rajab, bahkan disunnahkan berpuasa pada semua bulan-bulan haram yang empat, yang paling utama bulan Muharram, lalu Rajab, lalu Dzul Qa’dah, lalu Dzul Hijjah.”

Pendapat Mazhab Syafi’i

Mazhab Syafi’i menyunnahkan puasa Rajab secara mutlak, tanpa memandang bahwa amalan itu dilakukan di sebagian bulan Rajab atau di seluruh hari-harinya.

Namun, Imam Syafi’i dalam pendapat qadim menyatakan, makruh menyempurnakan puasa satu bulan di selain bulan Ramadhan, agar tidak ada orang jahil yang meniru dan mengira bahwa puasa itu diwajibkan, karena yang diwajibkan hanyalah puasa Ramadhan. Namun ketika unsur itu hilang, Imam Syafi’i menyatakan,”jika ia mengerjakan maka hal itu baik.” (Fadhail Al Auqat, 28)

Para ulama Mazhab Syafi’i menyunahkan puasa di bulan Rajab sebagaimana perkataan Imam An Nawawi:  ”Telah berkata ashabuna: Dari puasa yang disunnahkan adalah puasa di bulan-bulan haram, yakni Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Al Muharram dan Rajab.” (Al Majmu’, 6/438)

Hal senada juga disampaikan Ibnu Hajar Al Haitami. Dia menyatakan, ”Dan disunnahkan (puasa) di bulan-bulan haram, bahkan ia adalah seutama-utamanya bulan untuk berpuasa setelah Ramadhan, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Al Muharram dan Rajab.” (Minhaj Al Qawim dengan Hasyiyah At Tarmasi, 5/804,805)

Sementara itu, para ulama Mazhab Hanbali menyatakan bahwa mengkhususkan puasa di bulan Rajab hukumya makruh. Namun, Al Buhuti melanjutkan, ”Dan hilang kemakruhan dengan berbuka meskipun hanya sehari, atau berpuasa pada bulan lain di tahun itu.” (Kasyf Al Qina’, hal. 1003)

Hal yang sama juga disampaikan Ibnu Rajab Al Hanbali, bahwa kemakruhan puasa di bulan Rajab hilang dengan tidak berpuasa penuh di bulan Rajab atau berpuasa penuh dengan menambah puasa sebulan di bulan lainnya di tahun itu. Sedangkan Imam Ahmad menyatakan tidak berpuasa Rajab secara penuh kecuali bagi yang berpuasa terus-menerus. (Lathaif Al Ma’arif, hal. 230)

Dengan demikian, mazhab Hanbali hanya memandang makruh bagi yang mengkhususkan Rajab untuk berpuasa sebulan penuh, namun ketika hal itu dilakukan tidak penuh di bulan itu, atau berpuasa penuh namun dengan berpuasa sebulan di bulan lain maka hilanglah unsur kemakruhan.

Sementara itu, dalam bukunya yang berjudul //Masuk Neraka Gara-Gara Puasa Rajab?//, Ustaz Ahmad Sarwat Lc MA menjelaskan, ada beberapa fatwa dari para ulama khalaf (kontemporer) yang mengatakan, puasa di bulan Rajab hukumnya bid’ah. Di antaranya adalah fatwa Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, juga Syekh Shalif Fauzan.

Ada juga ulama yang berpendapat bahwa hukum puasa di bulan Rajab adalah makruh, yaitu pendapat dari sebagian ulama salaf, khususnya mazhab al-Hanabilah (Hanbali). Namun, sebagian besar ulama (jumhur) di luar mazhab Hanbali justru menghukumi sunah berpuasa pada bulan Rajab.

Para ulama yang membolehkan atau menyunahkan puasa di bulan Rajab di antaranya adalah Ibnu Shalah, Al-Izz Ibnu Abdissalam, As-Sututhi, Ibnu Hajar al-Haitsami, Ash-Shawi, dan Asy-Syaukani serta masih banyak lagi lainnya.

Berdasarkan perbedaan pendapat ulama di atas, maka dapat disimpulkan bahwa puasa sunah di bulan Rajab termasuk masalah khilafiyah. Meski ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama, umat Islam tidak boleh saling mencaci atau menghina. Sebaliknya, semua pendapat itu wajib dihormati.

ISLAMDIGEST

Hidup Itu Saling Memandang

Pernahkah Anda mengalami kejadian yang tidak menyenangkan dalam hidup Anda? Itulah kehidupan di dunia. Semua orang pernah dan akan mengalami hal-hal yang tidak mengenakkan di muka bumi, baik laki-laki maupun perempuan, baik orang yang muslim ataupun yang kafir.

Allah Ta’ala berfirman,

ذَٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِّعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَىٰ قَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۙ وَأَنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Demikian itulah, karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu kenikmatan yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri. Dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Anfal: 53)

Seseorang tidak akan berubah dari bahagia menjadi sedih, dari rezeki yang lancar menjadi sukar, kalau bukan dirinya sendiri yang mengubahnya, disebabkan dosa dan maksiat yang diperbuat. Selain itu, kebahagiaan dan kenikmatan yang ia miliki, baik berupa jasmani (fisik dan akal yang sempurna, tidak cacat, kesehatan, pasangan, keturunan, kecukupan harta, kendaraan, tempat tinggal, maupun makanan) atau rohani (ketenangan jiwa) bisa berganti menjadi kesedihan dan kekurangan tatkala ia tergoda untuk membanding-bandingkan apa yang ia miliki dengan orang lain.

Ketika dirinya mulai tertarik melihat media sosial atau film yang di sana ditampilkan wanita cantik dan membuka aurat, mulailah ia membandingkan pasangannya dengan para artis. Kala bisnisnya mulai lancar atau gajinya sudah naik, mulailah ia membandingkan dengan orang lain yang gajinya lebih besar dan jabatannya lebih tinggi. Saat ia melihat temannya sudah memiliki mobil, ia mulai membandingkan kendaraan roda dua yang dimilikinya. Tatkala seseorang mulai membanding-bandingkan apa yang ia miliki dengan orang lain, maka saat itu juga secara bertahap kebahagiaan dan ketenangan yang ia miliki menjadi semakin kecil dan berkurang, bahkan berganti menjadi keresahan dan kesempitan.

Allah Ta’ala telah mengingatkan,

وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِۦٓ أَزْوَٰجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ ۚ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ

“Dan janganlah kalian terpesona (silau) kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami uji mereka dengannya. Dan karunia (rezeki) Tuhan kamu adalah lebih baik untukmu dan (pahala yang disediakan di akhirat) lebih kekal.” (QS. Thaha: 131)

Hidup itu bagaimana cara kita memandang

Hidup itu hanya masalah pandang dan memandang, jangan hanya memandang dari apa yang dipandang. Hidup itu adalah melihat dan dilihat, jangan hanya melihat dari apa yang terlihat. Kita melihat orang lain seakan-akan bahagia, padahal kenyataannya belum tentu demikian. Bahkan, bisa jadi, ia malah melihat kita lebih bahagia. Saat kita melihat orang lain memiliki rumah dan mobil mewah, bisa jadi ia sedang diuji dari sisi lain, seperti belum dikaruniai keturunan atau sakit parah yang mana ia memandang kita lebih bahagia karena memiliki anak dan diberikan kesehatan. Orang yang sering terpukau dengan kenikmatan yang dimiliki oleh orang lain akan timbul perasaan iri, dengki, syukur yang semakin berkurang, bahkan protes terhadap pemberian dari Allah kepada dirinya.

Allah Ta’ala menegaskan,

أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَتَ رَبِّكَ ۚ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم مَّعِيشَتَهُمْ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۚ وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَٰتٍ لِّيَتَّخِذَ بَعْضُهُم بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗ وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

“Apakah mereka yang berhak membagi-bagi rahmat Tuhan kalian? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia. Dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat saling memberi manfaat sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Az-Zukhruf: 32)

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ ۗ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا

“Dan kami jadikan sebagian kamu ujian bagi sebagian yang lain. Maukah kalian bersabar? Dan Tuhanmu Maha Melihat.” (QS. Al-Furqan: 20)

Memandang ke bawah agar lebih bersyukur

Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,

انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ

Lihatlah orang yang berada di bawah kamu, dan jangan lihat orang yang berada di atas kamu (dalam masalah dunia). Karena dengan begitu, kamu tidak meremehkan nikmat Allah yang diberikan-Nya kepada kamu. (HR. Bukhari dan Muslim)

Tiada seorang pun yang tertimpa musibah di dunia ini, kecuali ia akan menemukan orang yang lebih besar lagi musibahnya. Jika ia sedang ditimpa kesusahan, masih banyak orang yang lebih susah dari dirinya. Dengan memandang orang yang berada di bawah, maka kesusahan dan rasa sedih yang ia rasakan akan berkurang dan membuat hatinya terhibur, sehingga membantunya untuk bersabar dan bersyukur karena ternyata masih ada orang yang berada di bawahnya.

***

Penulis: Arif Muhammad

Sumber: https://muslim.or.id/90747-hidup-itu-saling-memandang.html
Copyright © 2024 muslim.or.id

Bolehkah Istri Puasa Sunnah Rajab tanpa Izin Suami?

Berikut penjelasan tentang bolehkah istri puasa sunnah Rajab tanpa izin suami? Saat ini kita tengah berada diujung bulan Jumadil Akhir. Artinya, tinggal menghitung hari, sudah memasuki bulan yang mulia yakni bulan Rajab. Bulan Rajab pada tahun 2024 Masehi ini jatuh pada tanggal 13 Januari.

Dalam momentum bulan Rajab ini Islam menganjurkan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan melakukan ibadah-ibadah sunnah, salah satunya puasa.

Tak pelak banyak dari kaum Muslimin banyak yang berpuasa pada bulan Rajab ini, baik yang telah menikah maupun yang belum. Nah, andaikan ada seorang istri ingin berpuasa sunnah Rajab, bolehkah ia berpuasa tanpa izin suaminya?

Dalam literatur fikih, bulan Rajab memang bulan yang mulia, sehingga Islam menganjurkan memperbanyak ibadah sunnah salah satunya puasa, sebagaimana penjelasan Syekh Abdul Aziz Al Malibari dalam kitabnya Fathul Mu’in halaman 281;

أفضل الشهور للصوم بعد رمضان: الأشهر الحرم وأفضلها المحرم ثم رجب ثم الحجة ثم القعدة ثم شهر شعبان 

Artinya: “Paling utamanya bulan untuk berpuasa setelah bulan Ramadhan adalah bulan bulan Haram (Asyhurul Hurum) dan paling utamanya bulan Haram adalah bulan Muharram, kemudian Rajab, Dzulhijjah, Dzulqa’dah, dan bulan Sya’ban.”

Perihal istri berpuasa sunnah Rajab tanpa seizin suami telah dijelaskan oleh Syekh Zakariya Al Anshari dalam kitabnya Asnal Mathalib juz 1 halaman 433;

(وَيَحْرُمُ) عَلَى الْمَرْأَةِ صَوْمُ نَفْلٍ مُطْلَقٍ (بِغَيْرِ إذْنِ زَوْجٍ) لَهَا (حَاضِرٍ) لِخَبَرِ الصَّحِيحَيْنِ «لَا يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُومَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إلَّا بِإِذْنِهِ»…….. فَلَوْ صَامَتْ بِغَيْرِ إذْنِهِ صَحَّ وَإِنْ كَانَ صَوْمُهَا حَرَامًا كَالصَّلَاةِ فِي دَارٍ مَغْصُوبَ…… أَمَّا صَوْمُهَا فِي غِيبَةِ زَوْجِهَا عَنْ بَلَدِهَا فَجَائِزٌ بِلَا خِلَافٍ.

Artinya: “Diharamkan bagi perempuan berpuasa sunnah mutlak dengan tanpa izin suami yang hadir. Berdasarkan Hadis Imam Bukhari Muslim: “Tidak halal bagi perempuan berpuasa sementara suaminya hadir kecuali dengan izinnya”……Oleh karena itu, jika perempuan bersikukuh berpuasa tanpa izin suami maka puasanya dianggap sah namun haram. Seperti shalat di tempat ghasab…….adapun jika suaminya gaib dari negaranya maka boleh bagi perempuan berpuasa tanpa seizin suami dengan tanpa ada khilaf.”

Dengan demikian seorang istri yang ingin berpuasa sunnah Rajab ia harus meminta izin suaminya terlebih dahulu. Jika suami tidak mengizinkan maka haram hukumnya berpuasa bagi si istri, sekalipun puasanya dihukumi sah. namun jika suami tidak ada (ghaib) semisal pergi merantau atau bepergian jauh, bagi istri tak perlu meminta izin jika ia ingin berpuasa sunnah Rajab.

Demikian penjelasan perihal bolehkah istri puasa sunnah Rajab tanpa izin suami, semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bishawab.

BINCANG SYARIAH

5 Doa Terbaik Dibaca Usai Subuh, Memohon Rezeki dan Dihilangkan Kekhawatiran Dunia

Rasulullah SAW juga telah mencontohkan berdoa pada pagi hari.

Waktu subuh hingga fajar terbit adalah salah satu waktu terbaik untuk mengamalkan doa-doa pembuka pintu rezeki. Mayoritas seseorang memulai aktivitasnya dalam mencari rezeki sesudah Subuh.

Rasulullah SAW juga telah mencontohkan berdoa pada pagi hari. Baginda SAW berharap dengan doa pagi dapat dilimpahkan rezeki yang disertai dengan keberkahan.

Berikut lima doa terbaik yang bisa dibaca setelah sholat subuh, dikutip dari Albawaba.

5 Pilihan Doa Terbaik Dibaca Sesudah Subuh

Doa Pertama

يا رب في هذا الفجر ارزقني ما أريد وما أحتاج إليه فلا أحد يعرف ما بداخلي سواك، اللهم بدل حزني فرحًا، وهمومي سعادة، وضيقي فرجًا، وارزقني يومًا أفضل من أمسي.

Ya rabi fi hadza alfajr arzuqni ma ‘urid wama ‘ahtaj ‘iilayh fala ahad ya’rif ma bidakhili sawak, allahuma badal huzni farhan, wahumumi sa’idatun, wadiqay farjan, warzuqni yawman afdal min ‘amsi.

Artinya: “Ya Tuhan, di waktu fajar ini, berilah aku apa yang kuinginkan dan apa yang kubutuhkan, karena tidak ada seorang pun yang tahu apa yang ada di dalam diriku kecuali Engkau. Ya Tuhan, gantikan kesedihanku dengan kegembiraan, kekhawatiranku dengan kebahagiaan, dan kesusahanku dengan kelegaan, dan berikanlah bagiku sehari lebih baik dari kemarin.”

Doa Kedua

ربي هب لي من لدنك رزقًا واسعًا وارزقني من فضلك بكل ما يقر عيني ويفرح قلبي وينشر البهجة في حياتي.

Rabi hab li min ladunka rizqan wasi’an warzuqni min fadlik bikulli ma yuqiru ‘aini wayafrahu qalbi wayanshuru albahjati fi hayaati

Artinya: “Ya Tuhanku, berilah aku rezeki yang berlimpah dari-Mu, dan berilah aku segala sesuatu yang menyenangkan mataku, menyenangkan hatiku, dan menebarkan kegembiraan dalam hidupku.”

Doa Ketiga

اللهم أنت الفتاح العليم القدير أسألك باسمك الذي إذا سئلت به أجبت، وإذا استجرت به أجرت، أن تجبرني من الفقر وضيق الرزق، وأن تفتح لي باب رزق يسد ديني، ويغنيني عن سؤال العالمين، ويكفلني وأهلي ومن أعول، اللهم أزل عثرتي وفرج كربتي يا سميع الدعاء ويا قريب الرجاء اللهم تقبل.

Allahuma ant alfataah ‘alim alqadir asaluka biasmik aladzi idzaa suilat bihi ajabtu, waidza astajarat bihi ajartu, an tujbirani min alfaqr wadiq alruzqi, wa’an taftah li bab rizqi yasadu diini, wayughnini ‘an suaali ‘aalamina, wayakfuluni wa ahli wa min ‘awali, allahuma azal ‘athrati wafaraj karbati ya sami’i aldua’ waya qaribu alraja’ allahuma taqabal

Artinya: “Ya Tuhan, Engkaulah Pembuka, Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Kuasa, aku memohon kepada-Mu dengan nama-Mu, yang dengannya jika aku ditanya, Engkau jawab, dan jika aku memohon pertolongan dengannya, aku akan diberi pahala, untuk membebaskanku dari kemiskinan dan penghidupan yang sempit, serta dibukakan bagiku pintu rezeki yang dapat melunasi utang-utangku, menghindarkanku dari bertanya-tanya pada dunia, dan melindungi keluargaku dan orang-orang yang ku andalkan. Ya Allah, hilangkanlah batu sandunganku dan hilangkan kesusahanku, Wahai Pendengar, semoga Allah kabulkan.”

Doa Keempat

اللهم سخر لي رزقي واعصمني من الحرص والتعب في طلبه، ومن شغل الهم ومن الذل للخلق، اللهم يسر لي رزقًا حلالًا وعجل لي به يا نعم المجيب.

Allahuma sakhir li rizqi wa’samni mina alhirs waltaeab fi thalabihi, waman shaghil alhama wamin aldhuli lilkhuluqi, allahuma yasar li rizqan halalan wa’ajal li bihi ya na’am almujib

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah rezekiku sebagai hamba dan peliharalah aku dari nafsu dan keletihan dalam mencarinya, dari rasa khawatir, dan dari kehinaan terhadap ciptaan.”

Doa Kelima

اللهم أرزقني رزقًا واسعًا حلالًا طيبًا من غير كد، واستجب دعائي من غير رد، وأعوذ بك من الفضيحتين، الفقر والدين.

Allahuma ‘arzaqani rizqan wasi’an halalan thoyiban min ghayri kada, wastajab di’aiy min ghayr rad, wa’aeudh bika min alfadihatayni, alfaqr waldiyna.

Artinya: “Ya Allah, berilah aku rezeki yang berlimpah, halal, dan baik tanpa kesulitan, dan kabulkan doaku tanpa jawaban, dan aku berlindung kepada-Mu dari dua masalah, kemiskinan dan utang.”

IQRA

Tiga Cara Memupuk Iman

Memupuk iman adalah perjalanan seumur hidup yang memerlukan usaha dan dedikasi yang konsisten. Ibarat tanaman, iman membutuhkan penyiraman dan pemupukan secara teratur agar dapat tumbuh subur dan menghasilkan buah yang baik. Berikut ini adalah beberapa cara untuk memupuk iman.

Imam Bukhari dalam Bab Menebarkan Salam, menyebutkan perkara-perkara yang dapat menumbuhkan Iman. Siapa saja yang membiasakan diri melakukan hal tersebut dapat memupuk iman dalam hati. Sehingga iman akan tumbuh dengan subur.  Imam Bukhari mengutip perkataan seorang sahabat, yang bernama Ammar bin Yasar. Ia mengatakan;

 ثلاث من جمعهن فقد جمع الايمان الانصاف من نفسك وبذل السلام ﷲ للعالم والانفاق من القتار

“Tiga hal siapa saja yang mengumpulkannya, maka dia telah mengumpulkan keimanan, yaitu: bersikap inshaf, mengucapkan salam kepada kaum muslim, berinfak dalam kesempitan rezeki”.

Menurut Amar bin Yasar, ketiga hal tersebut jika telah dimiliki oleh seorang muslim berarti ia mengumpulkan keimanan kepada Allah dalam hatinya. Ia akan merasakan buah dari rasa iman dan keutamaan-keutamaannya sebab melakukan amalan tersebut.

Cara Memupuk Iman

Pertama, menginsafkan diri maksudnya berlaku adil menunaikan hak Allah dan manusia. Hak Allah adalah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Hak manusia adalah memberikan hak mereka sebagai manusia dan menuntut hal yang bukan haknya.

Kedua, menyampaikan dalam kepada kaum muslim. Dalam atsar di atas, ‘Ammar menggunakan frasa lil-‘alam kepada semua yang ada di alam. Maka maksud salam bisa diartikan dengan kedamaian. Kedamaian bisa tercapai mana kala orang lain selamat dari kejahatan tangan ataupun lisan sebagaimana Rasulullah sebutkan dalam hadis lainnya.

Ketiga, berinfaq di kala sempit rejeki. Yaitu ketika ia mengalami kesulitan dalam hidup ia tetap berinfaq. Seseorang yang dapat melakukannya berarti keimanan telah tumbuh dalam hatinya. Sebab berinfak di kala ia sendiri sedang mengalami kesulitan merupakan puncak tawakal dan kepercayaan seorang hamba kepada Rabb-nya.

Demikian penjelasan tentang tiga cara memupuk iman. Semoga bermanfaat.

BINCANG SYARIAH

Ternyata Ini Asal-Usul Doa Setelah Sholat Dhuha, Bermula dari Wanita Badui

Berikut ini doa setelah sholat dhuha yang umum diucapkan oleh banyak Muslim.

Ada doa yang populer diucapkan setelah melaksanakan sholat dhuha. Berikut ini doa setelah sholat dhuha yang umum diucapkan oleh banyak Muslim.

 اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

“Ya Allah, jika rezekiku masih di atas langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah. Jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang shaleh.”

Namun, pertanyaannya kemudian, dari mana asal muasal doa tersebut? Apakah ada landasan hadits yang meriwayatkan doa tersebut?

Doa tersebut belum terbukti ada dalam kitab-kitab hadits. Juga belum terbukti ada dalam riwayat-riwayat dari Nabi Muhammad SAW. Doa itu juga tidak tercatat ada dalam atsar sahabat Nabi SAW dan kalangan tabiin.

Doa tersebut bersumber dari doa seorang wanita badui tak dikenal yang didengar oleh sebagian ulama di Arafah. Dalam Al Majalisah wa Jawahir Al Ilm, Al Dinuri meriwayatkan dengan jalur sanad dari Al Asma’i, yang berkata:

سَمِعْتُ أَعْرَابِيَة بِعَرَفَات وَهِيَ تَقُول : اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ ، وَإِنْ كَانَ فِي الأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ ، وَإِنْ كَانَ نَائِياً فَقَرِّبْهُ ، وَإِنْ كَانَ قَرِيْباً فَيَسِّرْهُ ” انتهى .

“Aku mendengar seorang wanita Arab badui di Arafah mengucapkan:

 اللهُمَّ إِنَّ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ ، وَإِنْ كَانَ فِي الأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ ، وَإِنْ كَانَ نَائِياً فَقَرِّبْهُ ، وَإِنْ كَانَ قَرِيْباً فَيَسِّرْهُ ” انتهى .

“Ya Allah, jika rezekiku masih di atas langit, turunkanlah. Jika ada di dalam bumi, keluarkanlah. Jika jauh maka dekatkanlah. Jika dekat maka mudahkanlah.”

Doa tersebut juga diriwayatkan oleh Al Jahiz dalam Al Bayan wal Al Tabyiin, dan Al Zamakhsyari dalam Rabi’ Al Abrar, dan beberapa riwayat lainnya.

Maksud doa tersebut ialah untuk memperoleh rezeki dan memudahkan datangnya rezeki. Terlepas dari periwayatannya, tidak ada salahnya mengucapkan doa tersebut. Hal ini sebagaimana dalam riwayat Aisyah RA, dia berkata:

( كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَحِبُّ الْجَوَامِعَ مِنْ الدُّعَاءِ وَيَدَعُ مَا سِوَى ذَلِكَ )

“Rasulullah SAW menyukai doa yang menyeluruh, dan meninggalkan selain itu.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)

Niat sholat dhuha

أصلي سنة الضحى ركعتين لله تعالى الله أكبر

Ushallii sunnatadh dhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa. Allaahu akbar.

Artinya:

“Aku niat mengerjakan sholat sunah Dhuha dua rakaat karena Allah Ta’ala. Allah Mahabesar.”

IQRA

Kejahatan Zionis ‘Israel’ di Gaza

Penjajah ‘Israel’ –yang didukung mati-matian Amerika—bisa saja lolos dari pengadilan internasiona atas kejahatannya, tapi Zionis tak akan lepas dari pengadilan sejarah

Oleh: Alwi Alatas

SEJAK tanggal 7 Oktober 2023 lalu, Perang di Gaza sudah berlangsung sekitar tiga bulan, dan perang belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Bahkan ada indikasi perang semakin meluas ke beberapa belahan dunia lainnya.

Gaza sudah hancur lebur dihujani bom, jumlah korban jiwa mencapai 22.000 orang. Dua pertiga dari angka itu adalah perempuan dan anak-anak. Jumlah yang luka-luka mencapai 57.000 orang, dan sebagian besar penduduk kehilangan tempat tinggal mereka (Israel maintains onslaught,” 2024).

Kita sulit membayangkan bagaimana zionis ‘Israel’ mampu melakukan kejahatan kemanusiaan semacam ini, walaupun kita tahu ini bukan pertama kalinya negara Apartheid ini melakukan kejahatan dan kekejian terhadap warga Palestina. Kejahatan ini telah didukung pula secara terbuka oleh Amerika Serikat dan beberapa sekutu Eropanya.

Kita mungkin pernah membaca tentang teori konspirasi. Dikatakan bahwa kitab suci Yahudi menganggap bahwa orang-orang goyim (non-Yahudi) sebagai hewan atau separuh hewan. Juga ada yang menyebutkan bahwa orang-orang Yahudi pada masa sekarang ini telah mengendalikan negara-negara besar di Barat, bahkan mengendalikan dunia.

Teori konspirasi sebenarnya perlu dihindari atau dibaca dengan sangat hati-hati, karena banyak kandungannya yang berlebihan, tidak masuk akal, dan tidak ilmiah. Namun, pada hari-hari ini kita terkejut mendengar ucapan dan tindakan para petinggi zionis terkait perang yang banyak membunuh masyarakat sipil di Gaza, yang sepertinya mengkonfirmasi sebagian dari narasi konspiratif yang ada.

Dua hari setelah dimulainya perang, pada tanggal 9 Oktober, menteri pertahanan ‘Israel’, Yoav Gallant, memerintahkan pengepungan Gaza secara total. Akses terhadap makanan, bahan bakar, dan listrik sepenuhnya ditutup, yang berarti akan berdampak pada seluruh penduduk sipil di Gaza, bukan hanya pada anggota Hamas.

Gallant kemudian mengatakan, “Kita sedang memerangi manusia-manusia hewan dan kami bertindak sesuai dengan hal itu” (We are fighting human animals and we are acting accordingly) (Fabian, 2023; Israel’i defence minister, 2023).

Pada akhir Oktober, Dan Gillerman, mantan dubes ‘Israel’ di PBB, menyebut orang-orang Palestina sebagai “hewan-hewan yang biadab” (inhuman animals). Ia juga merasa heran mengapa masyarakat dunia menaruh perhatian yang besar terhadap nasib penduduk Gaza (Kasim, 2023).

Kemarahan zionis tidak hanya diarahkan kepada Hamas, tetapi kepada seluruh penduduk Gaza. Presiden ‘Israel’, Isaac Herzog, menyatakan bahwa “seluruh bangsa [Palestina] di luar sanalah [Gaza] yang bertanggung jawab” (It is an entire nation out there that is responsible) (Blumenthal, 2023). Artinya, ia sama sekali tidak membedakan antara militer dan sipil yang berada di Gaza.

Seorang menteri ‘Israel’ bahkan sempat menyarankan untuk membom Gaza dengan nuklir, yang kemudian menimbulkan kecaman serta pertanyaan dari sejumlah negara tentang kapasitas dan ancaman nuklir negara zionis itu (Lederer, 2023).

Bisa saja dikatakan bahwa semua itu hanyalah ungkapan emosi dan kemarahan para pejabat ‘Israel’ disebabkan serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023. Namun, penggambaran orang-orang Palestina sebagai hewan bukan baru muncul dalam tiga bulan terakhir ini saja.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Hebrew University pada tahun 2003 tentang buku-buku teks di ‘Israel’, misalnya, mendapati bahwa orang-orang Arab digambarkan sebagai “seekor unta, dalam pakaian Ali Baba” (a camel, in an Ali Baba dress) (McGreal, 2023).

Sikap dan tindakan ‘Israel’ di dalam Perang Gaza ini juga dapat dikatakan sejalan dengan apa yang mereka ucapkan di atas. Jumlah korban di Gaza sejauh ini menunjukkan bahwa dalam setiap jam rata-rata 6 orang mati terbunuh.

Tentara zionis ‘Israel’ tanpa ragu dan malu menyerang sejumlah rumah sakit, sekolah, masjid, gereja, dan rumah penduduk sipil. Warga sipil Gaza secara jelas menjadi target serangan tentara ‘Israel’.

Para jurnalis, yang semestinya termasuk yang mendapat perlindungan, banyak yang gugur selama perang ini. Jumlahnya tidak main-main. Sebuah laporan menyebutkan bahwa sejak tanggal 7 Oktober 2023 hingga 5 Januari 2024, setidaknya 77 jurnalis telah menjadi korban di Gaza (“Journalist casualties,” 2024). Ini hampir mencapai rata-rata satu orang per hari. Bahkan ada laporan yang menyebutkan bahwa sudah lebih dari 100 jurnalis di Gaza mati terbunuh.

Sebuah potongan video memperlihatkan betapa seorang tentara ‘Israel’ sambil tersenyum mengatakan bahwa ia mungkin telah membunuh gadis berusia dua belas tahun. Tapi sebenarnya ia mencari bayi (untuk dibunuh). Namun, sudah tidak ada lagi bayi yang tersisa (“Israel’i soldiers,” 2023).

‘Israel’ berkeinginan untuk mengusir warga Gaza keluar dari wilayah itu. Namun, negara-negara Arab menolak untuk menerima para pengungsi Palestina. Pemerintah ‘Israel’ dikatakan telah melakukan pembicaraan dengan pemerintah Kongo tentang kemungkinan pemindahan warga Gaza ke negara Afrika itu (Yerushalmi, 2024).

Tetapi hal ini kemudian dibantah oleh pemerintah Kongo, bahwa sama sekali tidak ada pembicaraan tentang hal itu (“Congo denies that it’s in talks with Israel,” 2024).

Kekejian dan kejahatan perang ini telah membuka mata banyak orang seluruh dunia. Namun, anehnya Amerika Serikat dan sejumlah negara Barat, yang selama ini selalu menguliahi dunia tentang nilai-nilai kemanusiaan, tanpa rasa malu menutup mata terhadap apa yang berlaku di Gaza.

Amerika Serikat sudah dua kali memveto upaya Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan resolusi gencatan senjata bagi perang di Gaza (Nichols, 2023).

Sejak awal Joe Biden menyatakan bahwa Amerika memberi dukungan kepada ‘Israel’ tanpa syarat. Amerika juga memberi dukungan keuangan, senjata, dan juga ikut mengirimkan tentara bagi membantu ‘Israel’ dalam perang di Gaza.

Hal ini membuat pemerintah Amerika kehilangan simpati dunia, semakin dimusuhi di Timur Tengah, semakin diprotes oleh rakyatnya sendiri, dan semakin tergerus keuangannya dalam membiayai perang.

Amerika Serikat yang merupakan negara super power itu seperti takut dan tunduk sepenuhnya terhadap ‘Israel’. Dalam beberapa kesempatan, pejabat Amerika Serikat menampakkan rasa tidak nyaman dan menunjukkan sikap yang agak berbeda dengan ‘Israel’, tetapi pada akhirnya tetap saja mereka membantu ‘Israel’. Begitu besarnyakah pengaruh lobi Yahudi di Amerika Serikat hingga pemerintah Amerika terpaksa menuruti semua kemauan negara zionis itu?

Apa yang dilakukan ‘Israel’ di Gaza selama perang ini dianggap telah memenuhi bukti untuk dikatakan sebagai kejahatan perang. Amnesty International, misalnya, menyimpulkan bahwa tindakan ‘Israel’ di Gaza “harus diselidiki sebagai kejahatan perang” (“Damning evidence,” 2023).

Hamas juga dituduh oleh beberapa pihak telah melakukan kejahatan perang, karena melakukan pembunuhan dan penculikan pada tanggal 7 Oktober 2023. Terlepas dari itu, kita dapat melihat perlakuan manusiawi Hamas terhadap tawanan saat dilakukan pertukaran tahanan. Para tahanan Hamas dikembalikan dalam keadaan baik dan tidak melaporkan sebarang siksaan atau yang semisalnya selama berada di Gaza. Bahkan ada tawanan remaja yang kembali ke ‘Israel’ bersama anjingnya.

Hal yang sama tidak terjadi terhadap penduduk sipil Palestina yang ditahan oleh ‘Israel’, baik di Gaza maupun di Tepi Barat. Sebuah keluarga di Gaza, misalnya, menceritakan apa yang ia dan yang lainnya alami saat ditahan tentara ‘Israel’. Ia dan anak-anaknya mengibarkan bendera putih saat tentara ‘Israel’ membuldoser rumah-rumah penduduk. Rumah mereka digeledah, uang dan telefon mereka dirampas.

Mereka kemudian dibawa dengan truk bersama sejumlah orang lainnya, dalam keadaan ditutup matanya dan yang lelaki dibuka pakaiannya. Setelah itu mereka dikumpulkan di sebuah bangunan, diinterogasi, dipukuli, dan tidak bisa tidur karena lantainya penuh berisi butiran beras yang menggores kulit-kulit mereka. Ada dua anak lelaki yang ditembak mati karena mencari air. Mereka juga menyiksa anak-anak selama proses penahanan itu.

Salah seorang korban penahanan itu menyebutkan bahwa tentara-tentara ‘Israel’ terus menerus berkata, “Kamu semua adalah Hamas.” Ia tidak bisa melupakan apa yang telah dialaminya. “Kebencian mereka terhadap kami tidak wajar, seolah kami adalah makhluk yang lebih rendah (lesser beings).”

Seorang korban lainnya berkata, “Mereka memiliki rasisme yang luar biasa. Mereka sangat membenci kami. Ini bukan tentang Hamas. Ini tentang memusnahkan kita semua. Ini tentang genosida, yang ditandatangani oleh [Presiden AS] Biden.”

Para tawanan Gaza di atas mengalami siksaan itu selama lima hari, sebelum akhirnya dibebaskan. Tapi mereka merasa seolah telah ditahan selama lima tahun lamanya. “It was hell on earth,” ujar salah seorang dari mereka (Alsaafin & Humaid, 2023).

Zionis ‘Israel’ juga telah dituduh mencuri organ dari jenazah-jenazah warga Palestina di Gaza. Ini merupakan satu bentuk kejahatan yang lain yang perlu diperiksa. Dan ini bukan pertama kalinya ‘Israel’ dituduh mengambil organ jenazah Palestina tanpa izin keluarganya.

Seorang dokter ‘Israel’ bernama Meira Weiss, misalnya, menyebutkan di dalam bukunya bahwa antara tahun 1996 dan 2002 organ-organ tubuh telah diambil dari jenazah-jenazah Palestina untuk keperluan riset medis dan untuk ditransplantasikan ke pasien-pasien ‘Israel’ (Askew, 2023).

Beberapa upaya telah dilakukan untuk membawa kejahatan perang ‘Israel’ ke pengadilan internasional, antara lain ke International Criminal Court (ICC). Tapi apakah pengadilan internasional tersebut akan menerapkan standar ganda juga terkait apa yang dilakukan negara zionis tersebut, kita masih harus menunggu. Mungkin saja ‘Israel’ akan lolos dari tuntutan semacam itu, tetapi ia tidak akan pernah bisa lepas dari pengadilan sejarah.*/Kuala Lumpur, 25 Jumadil Akhir 1445/7 Januari 2024

Penulis adalah staf akademik di International Islamic University Malaysia (IIUM)

HIDAYATULLAH

Hadirkan Hati dalam Setiap Ibadah Ternyata Ampuh Datangkan Rezeki

Salah satu cara mendatangkan rezeki melimpah dengan meningkatkan ibadah.

Salah satu cara untuk mendatangkan rezeki yang berlimpah adalah dengan meningkatkan amal ibadah kepada Allah SWT. Namun, dengan menghadirkan hati dalam setiap amal ibadah yang dilakukan.

Ulama Yusuf Al Qaradhawi mengatakan salah satu faktor yang mendatangkan rezeki adalah menghadirkan hati pada setiap amal ibadah yang dilaksanakan.

Dalam riwayat Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

 “إن الله تعالى يقول: يا ابن آدم، تفرغ لعبادتي أملأ صدرك غنى، وأسد فقرك، وإن لا تفعل ملأت يدك شغلًا، ولم أسد فقرك”، رواه الترمذي وابن ماجه وصححه الألباني.

“Allah berfirman, ‘Wahai anak Adam, luangkanlah waktumu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku akan penuhi dadamu dengan kekayaan (batin). Aku akan hilangkan kemiskinanmu. Jika kamu tidak melakukannya, maka Aku akan masuki hatimu dengan kesibukan dan Aku tidak akan menghilangkan kemiskinanmu.” (HR Ibnu Majah dan Tirmidzi).

Diriwayatkan pula dari Maqil bin Yasar RA, Nabi SAW bersabda:

“يقول ربكم تبارك وتعالى: يا ابن آدم، تفرغ لعبادتي أملأ قلبك غنى، وأملأ يديك رزقًا. يا بن آدم، لا تباعدني فأملأ قلبك فقرًا، وأملأ يديك شغلًا” رواه الحاكم

“Allah berfirman, ‘Wahai anak Adam! Beribadahlah kepada-Ku sepenuhnya, niscaya Aku penuhi hatimu dengan kekayaan, Aku penuhi kedua tanganmu dengan rezeki. Wahai anak Adam! Jangan jauhi Aku, sehingga Aku penuhi hatimu dengan kefakiran dan Aku penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan.” (HR Al Hakim).

Dalam dua hadits tersebut, Allah SWT menjanjikan dua hal kepada siapa pun yang bertaqwa kepada-Nya, yaitu mengisi hatinya dengan harta dan mengisi tangannya dengan rezeki. “Tidak ada satu pun hadits yang menyerukan untuk menganggur, meninggalkan pekerjaan, atau berhenti mencari rezeki,” ujar Al Qaradhawi.

Dia juga menyampaikan, yang dimaksud dalam hal ini adalah hati yang hadir saat beribadah. Terbebas dari kesibukan dan kekhawatiran yang mengalihkan perhatian hamba dari Allah SWT.

“Lalu, hati merasa sedang berbincang dengan Pemilik bumi dan langit. Dengan cara ini, ia menjadi mandiri atas orang lain (tidak tergoda dengan ajakan kemaksiatan), hati pun senang dengan ketaatan dan hidup berlimpah rezeki,” jelasnya.

IQRA

Doa Ziarah di Makam Rasulullah 

Berikut ini doa ziarah di makam Rasulullah. Sejatinya, selain mengucap salam dan shalawat saat tiba di depan makam Rasulullah Saw., kita dianjurkan memohon ampunan Allah melalui perantara baginda nabi. Sebab doa Nabi itu makbul, siapa pun yang didoakan nabi pasti manjur. Bila baginda Nabi sendiri yang memohonkan ampunan kepada Allah untuk kita, maka yakinlah Allah akan mengampuni kita.

Sebagaimana firman Allah Swt.;

وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا لِيُطَاعَ بِاِذْنِ اللّٰهِۗ وَلَوْ اَنَّهُمْ اِذْ ظَّلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ جَاۤءُوْكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللّٰهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُوْلُ لَوَجَدُوا اللّٰهَ تَوَّابًا رَّحِيْمًا ۝٦٤

Artinya; Kami tidak mengutus seorang rasul pun, kecuali untuk ditaati dengan izin Allah. Seandainya mereka (orang-orang munafik) setelah menzalimi dirinya datang kepadamu (Nabi Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

Nah, Imam Ibnu Qudamah dalam kitab Al-Mughni, Jilid V, halaman 467 menerangkan tata cara memohon ampunan Allah saat berziarah ke makam nabi sesuai dengan QS. An-Nisa ayat 64, termasuk bacaan yang dianjurkan dibaca ketika itu. Bacaan doa saat ziarah di makam Rasulullah itu dibaca setelah mengucap salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad. 

Adapun bacaannya sebagai berikut:

«اللَّهُمَّ إنَّك قُلْتَ ‌وقَوْلُكَ ‌الحَقُّ: {وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّابًا رَحِيمًا}. وقد أتَيْتُكَ مُسْتَغْفِرًا من ذُنُوبِى، مُسْتَشْفِعًا بِكَ إلى رَبِّى، فأسْأَلُكَ يَا رَبِّ أن تُوجِبَ لى المَغْفِرَةَ، كما أوْجَبْتَها لمن أتَاهُ فى حَياتِه، اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ أوَّلَ الشَّافِعِينَ، وأنْجَحَ السَّائِلِينَ، وأَكْرَمَ الآخِرِينَ والأَوَّلِينَ، بِرَحْمَتِكَ يا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

Allāhumma innaka qulta wa qawlukal ḥaqq: {wa law annāhum idz ẓalamau anfusahum jāūka fastagfirullāha wastagfiral lahumur-rasūlu lawajadū Allāha tawwāban raḥīmā}. Waqad ataituka mustaghfirān min żunūbī, mustashfī’an bika ilā rabbi. Faʾasaluka yā rabbī an tujibbalī l-magfirata, kamā ʾawjabtahā liman atāhu fī ḥayātih. Allāhumma ijʿalhu awwalal-syāfiʿīna, wa anjahaṣ-sāʾilīna, wa akramal-ākhirīna wal-ʾawwalīna, birahmatika yā arḥamar-rāḥimīn.

Artinya: Allahumma sesungguhnya Engkau berfirman “walau annahum idz dhalamû anfusahum jâ’ûka fastaghfarullâha wastaghfara lahumur-rasûlu lawajadullâha tawwâbar raḫîmâ” dan firman-Mu pasti benar. Sungguh aku datang kepada-Mu sera memohon ampun atas dosa-dosaku dan memohon syafaat kepada Tuhanku dengan perantaramu (wahai nabi). Maka aku memohon kepada-Mu ya rabbi agar memberiku ampunan sebagaimana engkau memberikan ampunan kepada orang yang menziarahi nabi semasa hidupnya.

Allahumma jadikanlah beliau (kanjeng nabi) orang pertama yang memberikan syafaat, orang yang paling beruntung di antara orang-orang yang meminta, dan paling mulianya orang di antara orang-orang masa awal dan akhir, dengan rahmat-Mu wahai Zat yang Paling Maha Penyayang di antara para penyayang.

Demikianlah penjelasan terkait doa ziarah di makam Rasulullah. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.

BINCANG SYRIAH