12. Nabi Isa akan turun untuk di Negeri Syam, untuk Membunuh Dajjal
(مَا شَأۡنُكُمۡ؟) قُلۡنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، ذَكَرۡتَ الدَّجَّالَ غَدَاةً. فَخَفَّضۡتَ فِيهِ وَرَفَّعۡتَ، حَتَّىٰ ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخۡلِ. فَقَالَ: غَيۡرُ الدَّجَّالِ أَخۡوَفُنِي عَلَيۡكُمۡ. إِنۡ يَخۡرُجُ، وَأَنَا فِيكُمۡ، فَأَنَا حَجِيجُهُ دُونَكُمۡ. وَإِنۡ يَخۡرُجۡ، وَلَسۡتُ فِيكُمۡ، فَامۡرُؤٌ حَجِيجُ نَفۡسِهِ. وَاللهُ خَلِيفَتِي عَلَىٰ كُلِّ مَسۡلِمٍ، إِنَّهُ شَابٌّ قَطَطٌ، عَيۡنُهُ طَافِئَةٌ. كَأَنِّي أُشَبِّهُهُ بِعَبۡدِ الۡعُزَّى بۡنِ قَطَنٍ، فَمَنۡ أَدۡرَكَهُ مِنۡكُمۡ فَلۡيَقۡرَأۡ عَلَيۡهِ فَوَاتِحَ سُورَةِ الۡكَهۡفِ. إِنَّهُ خَارِجٌ خَلَّةً بَيۡنَ الشَّأۡمِ وَالۡعِرَاقِ. فَعَاثَ يَمِينًا وَعَاثَ شِمَالًا، يَا عِبَادَ اللهِ، فَاثۡبُتُوا قُلۡنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَا لَبۡثُهُ فِي الۡأَرۡضِ؟ قَالَ: (أَرۡبَعُونَ يَوۡمًا، يَوۡمٌ كَسَنَةٍ، وَيَوۡمٌ كَشَهۡرٍ، وَيَوۡمٍ كَجُمُعَةٍ، وَسَائِرُ أَيَّامِهِ كَأَيَّامِكُمۡ). قُلۡنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، فَذٰلِكَ الۡيَوۡمُ الَّذِي كَسَنَةٍ، أَتَكۡفِينَا فِيهِ صَلَاةُ يَوۡمٍ؟ قَالَ: (لَا، اقۡدُرُوا لَهُ قَدۡرَهُ). قُلۡنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَا إِسۡرَاعُهُ فِي الۡأَرۡضِ؟ قَالَ: (كَالۡغَيۡثِ اسۡتَدۡبَرَتۡهُ الرِّيحُ. فَيَأۡتِي عَلَى الۡقَوۡمِ فَيَدۡعُوهُمۡ، فَيُؤۡمِنُونَ بِهِ وَيَسۡتَجِيبُونَ لَهُ. فَيَأۡمُرُ السَّمَاءَ فَتُمۡطِرُ، وَالۡأَرۡضَ فَتُنۡبِتُ، فَتَرُوحُ عَلَيۡهِمۡ سَارِحَتُهُمۡ، أَطۡوَلَ مَا كَانَتۡ ذُرًا، وَأَسۡبَغَهُ ضُرُوعًا، وَأَمَدَّهُ خَوَاصِرَ. ثُمَّ يَأۡتِي الۡقَوۡمَ، فَيَدۡعُوهُمۡ، فَيَرُدُّونَ عَلَيۡهِ قَوۡلَهُ. فَيَنۡصَرِفُ عَنۡهُمۡ. فَيُصۡبِحُونَ مُمۡحِلِينَ لَيۡسَ بِأَيۡدِيهِمۡ شَيۡءٌ مِنۡ أَمۡوَالِهِمۡ. وَيَمُرُّ بِالۡخَرِبَةِ فَيَقُولُ لَهَا: أَخۡرِجِي كُنُوزَكِ. فَتَتۡبَعُهُ كُنُوزُهَا كَيَعَاسِيبِ النَّحۡلِ. ثُمَّ يَدۡعُو رَجُلًا مُمۡتَلِئًا شَبَابًا، فَيَضۡرِبُهُ بِالسَّيۡفِ فَيَقۡطَعُهُ جَزۡلَتَيۡنِ رَمۡيَةَ الۡغَرَضِ. ثُمَّ يَدۡعُوهُ فَيُقۡبِلُ وَيَتَهَلَّلُ وَجۡهُهُ يَضۡحَكُ. فَبَيۡنَمَا هُوَ كَذٰلِكَ إِذۡ بَعَثَ اللهُ الۡمَسِيحَ ابۡنَ مَرۡيَمَ فَيَنۡزِلُ عِنۡدَ الۡمَنَارَةِ الۡبَيۡضَاءِ شَرۡقِيَّ دِمَشۡقَ، بَيۡنَ مَهۡرُودَتَيۡنِ. وَاضِعًا كَفَّيۡهِ عَلَىٰ أَجۡنِحَةِ مَلَكَيۡنِ. إِذَا طَأۡطَأَ رَأۡسَهُ قَطَرَ. وَإِذَا رَفَعَهُ تَحَدَّرَ مِنۡهُ جُمَانٌ كَاللُّؤۡلُؤِ. فَلَا يَحِلُّ لِكَافِرٍ يَجِدُ رِيحَ نَفَسِهِ إِلَّا مَاتَ، وَنَفَسُهُ يَنۡتَهِي حَيۡثُ يَنۡتَهِي طَرۡفُهُ. فَيَطۡلُبُهُ حَتَّىٰ يُدۡرِكَهُ بِبَابِ لُدٍّ. فَيَقۡتُلُهُ (رواه مسلم)
Dari An-Nawwas bin Sam’an, beliau mengatakan: Rasulullah ﷺ menyebutkan Dajjal pada suatu pagi. Beliau menghinakan Dajjal dan menjelaskan besar ujiannya, sampai kami menyangka bahwa Dajjal ada di suatu sisi kebun kurma. Ketika kami kembali kepada beliau, beliau mengetahui ada ketakutan pada diri kami. Beliau bertanya, “Kenapa kalian?”
Kami menjawab: Wahai Rasulullah, Engkau menyebutkan Dajjal pada suatu pagi. Engkau menghinakan Dajjal dan menjelaskan besar ujiannya, sehingga kami menyangka bahwa Dajjal ada di suatu sisi kebun kurma. Beliau berkata: Bukan Dajjal yang paling aku takutkan atas kalian. Jika Dajjal muncul keluar ketika aku masih berada di tengah-tengah kalian, maka aku akan berada di depan kalian yang akan mengalahkannya dengan dalil.
Apabila dajalal muncul keluar ketika aku sudah tidak bersama kalian, maka seseorang akan membela dirinya sendiri dan Allah adalah penggantiku sebagai pembela bagi setiap muslim. Sesungguhnya Dajjal adalah seorang pemuda yang berambut keriting gimbal, bermata menonjol. Seakan-akan aku menyerupakannya dengan ‘Abdul ‘Uzza bin Qathan. Siapa saja di antara kalian yang mendapatinya, maka bacakan kepadanya ayat-ayat pembuka surah Al-Kahfi. Sesungguhnya dia akan keluar di suatu jalan antara Syam dan ‘Iraq.
Dia menebar kerusakan ke kanan dan menebar kerusakan ke kiri dengan cepat, wahai hamba-hamba Allah, kokohkanlah diri kalian! Kami berkata: Wahai Rasulullah, berapa lama dia menetap di muka bumi? Beliau menjawab, “Empat puluh hari. Satu hari seperti setahun, satu hari seperti sebulan, satu hari seperti sepekan, dan seluruh hari sisanya seperti hari-hari kalian sekarang ini.” Kami berkata: Wahai Rasulullah, pada hari yang seperti setahun itu, apakah shalat satu hari sudah cukup bagi kami? Beliau menjawab, “Tidak, kalian perkirakanlah waktunya.”
Kami bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana cepatnya Dajjal di bumi ini? Beliau menjawab, “Seperti hujan yang diiringi angin. Dia akan mendatangi suatu kaum lalu mengajak mereka. Lalu mereka pun beriman kepadanya dan menyambut ajakannya. Dia memerintahkan langit hingga turunlah hujan. Dia memerintahkan bumi hingga ia menumbuhkan tanaman hingga binatang gembalaan mereka kembali di sore hari dalam keadaan punuknya lebih tinggi, ambingnya lebih besar, dan perutnya lebih besar daripada sebelumnya.
Kemudian dia mendatangi kaum yang lain, lalu ia mengajak mereka, namun kaum itu menolak ucapannya. Dajjal itu pun berpaling dari mereka, lalu esoknya tanah mereka menjadi gersang tidak memiliki sesuatu harta pun di tangan-tangan mereka. Lalu dia melewati suatu tempat yang telah hancur lalu berkata kepadanya: Keluarkanlah perbendaharaanmu. Lalu perbendaharaan itu mengikutinya seperti ratu-ratu lebah. Kemudian dia mengajak seseorang pemuda belia, dia menebasnya dengan pedang sehingga memotongnya menjadi dua bagian yang terpisah sejauh lemparan anak panah.
Kemudian dajal memanggilnya, lalu pemuda itu pun datang dengan wajah bersinar dan tertawa. Ketika Dajjal dalam keadaan itu, tiba-tiba Allah mengutus Al-Masih ‘Isa bin Maryam. Nabi ‘Isa turun di dekat menara putih sebelah timur Damaskus dengan mengenakan dua pakaian yang dicelup wars lalu safron. Beliau meletakkan kedua telapak tangannya di atas sayap dua malaikat. Apabila beliau menundukkan kepalanya, air menetes darinya. Apabila dia mengangkatnya, turunlah darinya butiran perak seperti mutiara. Lalu tidaklah seorang kafir pun yang mendapati bau nafas beliau kecuali mati. Padahal nafas beliau dapat tercium sejauh jarak pandangan mata beliau. Nabi ‘Isa mencari Dajjal sampai mendapatinya di pintu Ludd lalu beliau membunuhnya…” (HR: Muslim).
Membebaskan Palestina
Sebagaimana diketahui, Palestina saat ini masih dalam kondisi terjajah. Maka sudah menjadi kewajiban kita untuk peduli terhadap mereka. Terkait solusi untuk membantu saudara kita di sana, tentu kita perlu melihat fakta masalah di Palestina.
Masalah di palestina itu saat ini adalah pertama, adanya penjajah (zionis dan negara-negara backing-nya) dan kedua, adanya korban penjajah. Untuk Penjajah maka tidak ada solusi lain adalah mengusirnya, sebagaimana dahulu Bangsa Indonesia mengusir penjajah.
Sementara untuk korban, maka diantara solusinya adalah memberikan bantuan semampunya baik itu dengan, obat-obatan, makanan, pakaian, hingga dengan memanjatkan doa. Karena itu penting kiranya umat Islam untuk kembali bersatu menolong saudara di Palestina dan juga negeri-negeri lain yang saat ini sedang terjajah.
Semua itu insyaAllah akan efektif meujudkannya jika umat Islam memiliki sebuah kepimpinan Umat Islam kembali. Seorang Khalifah yang menjadi perisai atau pelindung ummat. Sebagaimana dicontohkan para Shalaful ummah. Wallahu A’lam.*/Ali Mustofa Akbar, peneliti Aksara, Aktivis Sadar Sejarah