MEREKA yang hanya melihat dengan menggunakan dua mata kepalanya akan melihat semua peristiwa berdasarkan penampakan zahirnya saja. Sementara mereka yang melihat dengan menggunakan mata batinnya akan melihat sesuatu dari sisi posisi hakikinya di hadapan Allah.
Apakah mungkin tampakan zahir dan hakikat batin itu berbeda? Jawabannya adalah iya. Mulia dan hina, menang dan kalah, serta kaya dan miskin bisa jadi berbeda antara pandangan kebanyakan manusia dan hakikatnya menurut Allah. Pertanyaannya adalah “yang manakah yang paling penting untuk diperoleh?”
Sebut sebagai contoh misalnya adalah pertarungan antara Yazid bin Muawiyah dan Sayyidina Husain bin Ali. Singkat kisah, Sayyidina Husain dalam fakta zahirnya adalah kalah dan kepalanya terpenggal di Karbala. Mereka yang memandang dengan kacamata zahir politik mengatakan bahwa Sayyidina Husain kalah terkapar. Namun bagaimana posisi beliau dihadapan Allah? Rasulullah bersabda: “Sungguh, Jibril datang menyampaikan kabar gembira kepadaku bahwa Hasan dan Husain adalah pemimpin para pemuda penduduk surga.”
Lihat saja satu contoh lain tentang Nabi Yahya. Singkat kisah, menurut sebagian sumber, orang Yahudi berhasil memenggal kepala Nabi Yahya. Orang Yahudi secara zahir menang. Namun, menurut riwayat yang terpercaya, Nabi Yahya berkedudukan mulia berada di langit kedua bersama Nabi Isa AS dan para malaikat Allah. Begitu mulianya posisi beliau di hadapan Allah.
Ada orang yang sibuk berusaha mati-matian menjaga citra diri dalam pandangan zahir manusia. Ada pula orang-orang yang sibuk berusaha mati-matian mengejar citra diri di hadapan Allah. Kita mau masuk kelompok yang mana? Salam, AIM. [*]