Islam di Ethiopia

Pendidikan Islam di Ethiopia Digeliatkan Sahabat Rasulullah

Islam masuk ke Ethiopia pada abad ke-7 setelah para sahabat Rasulullah SAW hijrah ke tempat ini menjadi perlindungan di Nejashi. Para sahabat bermukim di Tigray Utara, sekitar 800 km dari Addis Ababa. Para sahabat kemudian membangun Masjid Al Nejashi yang bersejarah. 

“Pendidikan Islam di negara ini setua kedatangan Islam di sini. Masjid Al-Nejashi menjadi sekolah pendidikan Alquran pertama,”kata Sheik Ahmed Awol, seorang guru di Sekolah Quran Saidna Hamzaa, di Addis Ababa, Ethiopia, seperti dilansir Anadolu Agency, Kamis (17/6).  Sejak itulah, mulai bermunculan sekolah-sekolah Alquran yang menjamur di Ethiopia.

Lantunan ayat-ayat suci Alquran kini banyak terdengar pada sebuah bangunan kayu dan lumpur. Bangunan tersebut bentuknya khas mencerminkan eksotisme arsitektur tradisional Afrika.

Di dalam bangunan itu, anak-anak duduk melingkari gurunya. Satu per satu, anak-anak itu mulai membaca ayat-ayat suci Alquran begitu bersemangat.

“Beginilah pendidikan Islam di Ethiopia. Perkembangannya semakin baik,”kata Awol.

Kepala Sekolah Quran Saidna Hamzaa Abdul Geni Kedir, mengungkap ada sembilan sekolah Alquran di Addis Abba dan 15 lainnya di daerah lain. Sementara, ada 70 sekolah umum di 10 wilayah.

“Kami telah melahirkan cendikiawan Muslim selama 12 tahun terakhir dan banyak dari mereka bertugas sebagai imam dan pemimpin komunitas yang dihormati di berbagai bagian Ethiopia,” kata dia.

Anwar Ahmed, seorang guru, mengatakan sekolah menawarkan metodologi pengajaran yang ketat yang melibatkan ujian dan berbagai jenis tes di tingkat yang berbeda.

“Siswa diharuskan menyelesaikan tingkat pertama pembelajaran Alqur’an dan Hadits dalam dua hingga tiga tahun. Mereka yang lulus ujian akan melanjutkan tingkat kedua yang biasanya memakan waktu lima tahun. Kami menjalankan sekolah model perguruan tinggi,” kata Ahmed.

Menurut Awol, aspek pendidikan yang paling dihargai adalah moralitas yang merupakan dasar ajaran Islam.

“Kami mengajarkan kepada siswa kami moralitas integritas agama, kedamaian, dan pemahaman yang akan mengatur perilaku dan karakter mereka di masyarakat,” katanya. 

“Ini berkontribusi untuk mempertahankan hubungan antaragama yang harmonis sejak lama.”

Abdul Razak Ali, 17, berada di tingkat pertama di sekolah. Ia mengaku ingin menjadi Muslim yang taat sehingga dapat membantu masyarakat dengan ilmunya.

“Saya ingin menyelesaikan kuliah dan menjadi khatib atau guru di madrasah pedesaan,” tambahnya.

Populasi Muslim Ethiopia yang didominasi Sunni mencapai 40 persen dari 112 juta jiwa. Muslim Ethiopia dan Kristen dari berbagai denominasi telah hidup berdampingan secara damai selama beberapa generasi.

Namun, selama tiga tahun terakhir, kekerasan pecah antara pengikut dua agama besar di beberapa bagian negara. Para pemimpin agama dan pejabat pemerintah menyalahkan kekuatan politik sebagai pemicu konflik.

Selain Sekolah Sadina Hamzaa, ada 218 sekolah Alquran yang diakui secara resmi di Ethiopia, menurut Dewan Tertinggi Urusan Islam Ethiopia.

IHRAM