Allah Swt Berfirman :
وَبَرَزُواْ لِلَّهِ جَمِيعٗا فَقَالَ ٱلضُّعَفَاءُ لِلَّذِينَ ٱسۡتَكۡبَرُوٓاْ إِنَّا كُنَّا لَكُمۡ تَبَعٗا فَهَلۡ أَنتُم مُّغۡنُونَ عَنَّا مِنۡ عَذَابِ ٱللَّهِ مِن شَيۡءٖۚ قَالُواْ لَوۡ هَدَىٰنَا ٱللَّهُ لَهَدَيۡنَاكُمۡۖ سَوَآءٌ عَلَيۡنَآ أَجَزِعۡنَآ أَمۡ صَبَرۡنَا مَا لَنَا مِن مَّحِيصٖ
Dan mereka semua (di padang Mahsyar) berkumpul untuk menghadap ke hadirat Allah, lalu orang yang lemah berkata kepada orang yang sombong, “Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan kami dari azab Allah (walaupun) sedikit saja?” Mereka menjawab, “Sekiranya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh atau bersabar. Kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri.” (QS.Ibrahim:21)
Dalam banyak ayatnya, Al-Qur’an sering menjelaskan problem manusia kemudian memberi solusinya. Dan salah satu masalah utama yang sering dihadapi oleh manusia adalah masalah “menyembah selain Allah”.
Sama saja apakah ia “menyembah selain Allah” karena memiliki kekuatan dan kemampuan atau karena lemah dalam berpikir dan banyaknya dosa yang menjerumuskan.
Allah Swt Berfirman tentang Fir’aun :
فَٱسۡتَخَفَّ قَوۡمَهُۥ فَأَطَاعُوهُۚ إِنَّهُمۡ كَانُواْ قَوۡمٗا فَاسِقِينَ
“Maka (Fir‘aun) dengan perkataan itu telah mempengaruhi kaumnya, sehingga mereka patuh kepadanya. Sungguh, mereka adalah kaum yang fasik.” (QS.Az-Zukhruf:54)
Di hari kiamat para penguasa dzalim (Thogut) di hisab karena mereka menjerumuskan manusia dalam kesesatan. Dan manusia yang lain di hisab karena mau mengikuti mereka tanpa pikir panjang. Bukankah Allah Swt telah memberikan bekal akal dan hati nurani kepada mereka untuk berpikir?
Para Nabi datang untuk mengeluarkan manusia dari “penyembahan terhadap makhluk” menuju satu-satunya yang layak disembah yaitu Allah Swt, Rabbul Alamin.
Sayyidina Ali bin Abi tholib pernah berkata ;
«لا تكن عبد غيرك وقد جعلك الله حراً»
“Janganlah engkau menjadi hamba bagi selainmu sedangkan Allah Swt telah menjadikanmu sebagai insan yang merdeka.”
Para penguasa dzalim selalu ingin menguasai manusia dan menjadikan mereka hamba-hamba yang patuh terhadap keinginan tuannya. Dan Al-Qur’an telah menggambarkan dengan sangat gamblang bahwa para penguasa itu dan orang-orang yang mengekor di belakangnya akan berada dalam satu barisan saat menghadap kepada Allah Swt.
وَبَرَزُواْ لِلَّهِ جَمِيعٗا فَقَالَ ٱلضُّعَفَاءُ لِلَّذِينَ ٱسۡتَكۡبَرُوٓاْ إِنَّا كُنَّا لَكُمۡ تَبَعٗا فَهَلۡ أَنتُم مُّغۡنُونَ عَنَّا مِنۡ عَذَابِ ٱللَّهِ مِن شَيۡءٖۚ
Dan mereka semua (di padang Mahsyar) berkumpul untuk menghadap ke hadirat Allah, lalu orang yang lemah berkata kepada orang yang sombong, “Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan kami dari azab Allah (walaupun) sedikit saja?”
Mereka tidak bisa menuntut pertanggung jawaban dari para penguasa bejat itu karena penguasa itu tak lagi memiliki kekuasaan sedikit pun. Bagaimana mereka akan menyelamatkan yang lain sementara untuk menyelamatkan diri sendiri saja tak mampu?
قَالُواْ لَوۡ هَدَىٰنَا ٱللَّهُ لَهَدَيۡنَاكُمۡۖ
Mereka menjawab, “Sekiranya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu.
Karenanya, jangan pernah menjadi hamba dari selain Allah Swt. Karena mereka tidak bisa memberi manfaat sedikit pun kepadamu. Sekuat apapun mereka di dunia tidak akan mampu menyelamatkanmu dihadapan Sang Pencipta.
سَوَآءٌ عَلَيۡنَآ أَجَزِعۡنَآ أَمۡ صَبَرۡنَا مَا لَنَا مِن مَّحِيصٖ
“Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh atau bersabar. Kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri.” (QS.Ibrahim:21)
Ruang ujian itu hanya di dunia. Tidak ada kesempatan sedikit pun untuk menawar ketentuan dan balasan Allah ketika kita telah memasuki alam akhirat, Hari Pembalasan atas semua perilaku kita di dunia.
Janganlah engkau tunduk kepada orang kaya karena kekayaan mereka. Jangan tunduk pada penguasa karena kekuasaan mereka. Jangan tunduk pada siapa pun karena kehebatan yang mereka miliki. Karena setiap ketundukan yang bukan karena Allah pasti ia sedang tunduk dengan keinginan setan. Dan itulah arti “ibadah kepada selain Allah Swt”.
۞أَلَمۡ أَعۡهَدۡ إِلَيۡكُمۡ يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ أَن لَّا تَعۡبُدُواْ ٱلشَّيۡطَٰنَۖ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٞ
“Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu.” (Ya-Sin:60)
Semoga Bermanfaat ..