Seorang sosiolog asal Australia Susan Carland mengaku pernah takut membuka jati dirinya sebagai seorang Muslim. Hal itu karena banyaknya tekanan dari orang-orang di sekitar yang mengatakan padanya bagaimana buruknya Islam.
Bahkan, ia sendiri pernah berpikir bahwa Islam adalah sebuah agama yang kuno dan bar-bar. Carland tidak pernah tertarik menjadi seorang Muslim hingga hidayah benar-benar datang kepadanya di usia 19 tahun.
“Saya sangat takut ketika itu memberi tahu orang-orang terdekat mengenai kepercayaan yang saya anut dan membayangkan mereka beraksi negatif,” ujar Carland seperti dikutip News.au.com.
Ia menjelaskan, pikiran-pikran negatif mengenai Islam mulai hilang saat Carland masuk ke universitas dan mempelajari berbagai agama. Dengan membaca berbagai buku, hingga bergabung dengan grup perempuan Muslimah, istri dari Waleed Aly ini yakin bahwa Islam yang terbaik untuknya.
Meski banyak orang yang bereaksi negatif terhadapnya, Carland tidak mengurungkan niat untuk mengenakan hijab. Ia mengaku saat ini hidup mungkin terasa lebih mudah bila dirinya bukan seorang Muslim. Hal itu tidak terlepas dari bagaimana Islam dikaitkan dengan terorisme global yang melanda dunia.
“Saat ini saya mengakui bagaimana terorisme selalu dikaitkan dengan Islam dan saya juga harus melawan orang-orang yang berpikir mengapa saya yang berpendidikan memilih agama ini,” jelas Carland.
Meski demikian, perempuan lulusan Universitas Monash itu tidak putus asa. Carland tetap yakin bahwa Islam adalah agama yang membawa rahmat dan kebaikan bagi banyak orang. “Saya percaya Islam adalah agama sesungguhnya dan dunia harus menyadari betapa indahnya menjadi seorang Muslim,” kata Carland menambahkan.