Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief memastikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas sangat konsen menyiapkan penyelenggaraan haji dan umroh. Persiapan ini dilakukan secara profesional, inklusif, terbuka, dan tidak diskriminatif.
“Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mendorong percepatan persiapan ibadah haji dan umrah 1443 H secara profesional, terbuka, inklusif, dan tidak diskriminatif,” kata Hilman melalui keterangan tertulisnya, kemarin.
Selain itu kata Hilman, Menag juga minta persiapan dilakukan dengan sigap dan cermat baik persiapan terkait jemaah, PPIU dan PIHK. Hal ini juga berlaku bagi persiapan protokol kesehatan, serta persiapan lainnya.
Hilman menegaskan, keterbukaan dan profesionalitas penting karena ibadah haji dan umrah menjadi ajang silaturahim antar umat Islam dari berbagai latar belakang. Mulai dari ormas, golongan, daerah, dan lain sebagainya.
“Arahan Menag jelas dan tegas, pengelolaan dan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah harus lebih inklusif karena ibadah ini milik semua umat Islam Indonesia dari berbagai kalangan, tanpa ada diskriminasi dan perbedaan, baik prioritas jemaah, penyelenggara maupun para pembimbing haji dan umroh,” terangnya.
Menurutnya, jamaah memiliki latar belakang tradisi keagamaan yang bermacam-macam yang semua harus dilayani dengan baik. Ia menegaskan, penyelenggaraan ibadah haji dan umrah betul-betul disiapkan dan dilaksanakan.
“Kami akan mempersiapkan penyelenggaraan haji dan umrah secara profesional, termasuk dengan memperhatikan perbedaan karakter, baik pembimbing, petugas, serta jamaah,” katanya.