Pesan Terakhir Jamaah Haji Indonesia yang Meninggal saat Sujud di Masjid Nabawi kepada Anaknya

Malam itu Rabu 18 Juli 2019 sekira pukul 21.30 WIB sebuah kabar datang dari Madina, Arab Saudi, yang menggetarkan hati Desy Ika Setyawati (32). Ia tak kuasa menahan tangis mendengar kabar ayahnya meninggal dunia di Tanah Suci.

Kabar itu datang dari salah seorang tetangganya Rini yang merupakan calon jamaah haji dari yayasan tempat ayahnya Sukardi Ratmo Dihardjo (59) berangkat ke Tanah Suci Makkah.

Ia pun akhirnya berkomunikasi dengan ibunya Sugiarti yang saat itu juga berada di Makkah bersama-sama sang suami menunaikan ibadah haji. Percakapan singkat itu diwarnai suasana haru dan tangis. Dari cerita ibunya, dia tahu bahwa ayahnya meninggal saat melaksanakan salat Ashar di Masjid Nabawi, Madina, pada, Rabu 18 Juli 2018.

“Tahu (meninggal waktu salat Asar) dari ibu komunikasi,” kata Desy menceritakan dengan mata berkaca-kaca, saat ditenui di kediamannya, di Kawasan Cakung, Kelurahan Ujung Menteng, RT 011 RW 02, Kamis 19 Juli 2018 malam.

Berangkat untuk melaksanakan rukun Islam ke lima itu memang sudah lama menjadi keinginan Sukardi. Sejak 7 tahun lalu atau 2011 dirinya sudah mendaftar dan baru mendapat kesempatan pada 2018.

Rencana Sukardi untuk berangkat ke Makkah sempat khawatir. Setelah pensiun dari sebuah perusahaan swasta di 2014 dokter menyatakan dirinya mengidap penyakit jantung. Kondisi itu tak menyurutkan langkahnya untuk tetap berangkat.

Jelang keberangkatannya Sukardi menanyakan kondisinya kepada dokter di RS Omni untuk meminta izin agar tetap bisa berangkat. Saat itu dokter menolak dan tidak mengizinkan. Sukardi diminta untuk melakulan terapi untuk memungkinkan kondisinya.

Tak putus asa, Desy menceritakan, sang ayah didampingi keluarga pun mencari rumah sakit lain untuk memastikan agar mendapat izin berangkat Haji. Akhirnya dokter di sebuah RS Islam Jakarta mengizinkan kepergian Sukardi.

“Kan kemarin berobat ke RS Omni di cek jantung, sama dokter Omni sebenernya enggak boleh berangkat (haji), terus bapak bingung nunggunya sudah 7 tahun, terus dipanggilnya tahun ini, dia nyari rumah sakit akhirnya di RS Islam bisa berangkat aja pak kata dokternya,” terangnya.

Kenangan Sang Anak mengenai sosok Sukardi

Meski tengah berduka sang adik, Okki Setiyadi tahu betul naik haji memang sudah menjadi keinginan. Ia sadar ayahnya di ‘ambil’ sang Maha Kuasa dalam kondisi baik.

“Orang haji itu ibarat jihad, jadi segala sesuatu dalam berhaji itu semua ikhlas dunia akhirat untuk niat berhaji, jadi dia enggak mikirin mau balik mau pulang, tapi dia niatnya untuk berhaji jadi Alhamdulillah meninggal dalam keadaan seperti itu,” tuturnya.

Meski begitu Okki yang saat itu tengah mengenakan sarung untuk persiapan tahlilan ayahnya mengisahkan, sebelum berangkat Sukardi tak lupa berpesan untuk selalu saling menjaga silaturahmi keluarga, rumahnya, dan saling mendoakan.

Sejak kecil, Okki dididik dengan tegas, dan diajarkan untuk rajin dalam mengerjakan segala sesuatu. Oki kerap membantu pekerjaan di rumah. Di sisi lain sebagai imam rumah tangga dirinya menunjukkan bahwa kewajiban ibadah tak pernah ditinggalkan.

Bagi sang kakak Desy, satu hal yang paling diingat dari sosok ayahnya adalah sangat perhatian kepada keluarga. Suatu hari ayahnya itu belum mengirim uang bulanan ke neneknya di Klaten, Jawa Tengah. Sukardi kepikiran akan ibunya itu dan meminta untuk segera mengirim uang.

“Kalau belum ngirim uang bulanan itu suruh dikirim. Mama saya nanti makan apa,” kata Desy menirukan sang ayah dengan nada parau.

Sukardi dikabarkan meninggal saat sujud kedua rakaat ketiga salat Asar di Masjid Nabawi, Madina. Kepergian Sukardi tentu membuat duka bagi kerabat, tetangga, dan keluarganya yang ditinggalkan.(fid)

OKEZONE