Rasulullah SAW tak luput memberikan pesan-pesan kepada keluarga dan umat- nya, pada masa-masa akhir hidupnya. Syekh al-Khathib menukilkan sebuah riwayat dari Ali bin Abi Thalib. Keponakan sekaligus menantu Rasulullah SAW itu mengisahkan bagaimana suasana masa-masa Rasul berjuang menghadapi sakit dan kegigihannya menyampaikan pesan kepada umat. Kisah tersebut terangkum panjang, tetapi inilah di antara sebagian penggalan wasiat terakhir Rasulullah.
Ali menuturkan, tatkala surah an-Nashr turun, Rasul akhirnya tertimpa sakit. Di tengah sakitnya tersebut, Rasul keluar dan mengumpulkan segenap umat pada suatu Kamis. Meski menahan sakit di kepalanya, Rasul tetap naik ke mimbar. Raut mukanya menguning. Air matanya berlinang.
Kemudian, dia meminta Bilal menyerukan segenap warga berkumpul di tengah Madinah untuk mendengarkan wasiat Rasulullah, sebab ini adalah pesan terakhir. Perintah ini dilaksanakan bilal. Semua warga tak terkecuali orang dewasa atau anak kecil berkumpul dan membiarkan pintu rumah mereka terbuka begitu saja.
Demikian pula dengan pasar yang ditinggal sepi begitu saja.Bahkan, orang tua yang uzur keluar dari rumah untuk mendengarkan wejangan pamungkas Rasulullah.Masjid pun penuh sesak.
“Lapangkan, berikan tempat untuk yang lain, perintah Rasulullah. Rasul lantas berdiri dan menangis, kemudian hening. Kemudian memuji Allah dan bersalam kepada para nabi dan atas dirinya, lalu bersabda, “Wahai umat manusia, ketahuilah diriku telah capai dan tibalah saatku meninggalkan dunia. Saya merindukan pertemuan dengan Tuhanku, dan sungguh teramat sedih meninggalkan umatku. Apa yang mereka ucapkan setelah aku (Muhammad) meninggal? Ya Allah ucapkan salam, ucapkan salam wahai manusia. Dengarkan, camkan, dan ingatlah wasiatku. Hendaknya mereka yang datang menyampaikan kepada mereka yang tak hadir karena ini wasiat terakhirku bagi kalian. Wahai manusia, Allah telah menjelaskan bagi kalian dalam Alquran, apa yang halal dan haram bagi kalian, apa yang boleh dilakukan dan perkara yang mesti ditinggalkan.Ha lalkanlah apa yang memang halal bagi kalian, dan haramkanlah apa yang memang haram buat kalian. Percayalah kepada ayat-ayat mutsya bih, kerjakanlah ayat-ayat yang sudah terang benderang dan ambillah I’tibar dari ayat-ayat perumpa an. Rasul pun mengangkat kepalanya dan berkata, “Ya Allah aku te lah sampaikan (wasiatku) maka saksikanlah.
Dalam pesan terakhir itu pula, mewanti-wanti nafsu yang jauh dari ridha Allah dan hendaknya tetap berpegang teguh pada jamaah dan istikamah. Sebab, yang demikian itu sangat dekat dengan surga dan jauh dari neraka. Rasul juga mengingatkan agar umatnya takut kepada Allah dalam memegang agama dan amanat. Rasul mengingatkan agar tak berbuat sewenang-wenang pada hamba sahaya, berperilaku baik kepada istri, dan keluarga. Rasul juga menegaskan dalam pesan terakhirnya tersebut, agar umat mematuhi pemimpin dan jangan sampai membangkang meski pemimpin tersebut seorang hamba sahaya berkulit hitam. Barang siapa yang mematuhi pemimpin dia telah mematuhiku, dan barang siapa yang membangkang, dia telah bermakasiat kepadaku, titah Rasul.