Pohon dan Ekologi: Perhatian Islam terhadap Lingkungan

Pohon dan Ekologi: Perhatian Islam terhadap Lingkungan

Dalam proyek melestarikan lingkungan, umat beragama terkadang sering tidak ikutkan dalam promosi tersebut. Namun, ini juga menjadi wajar karena sedikit sekali umat beragama dan tokoh beragama sekalipun yang memiliki konsen terhadap lingkungan. Seolah persoalan pelestarikan lingkungan hidup bukan menjadi tanggungjawab keagamaan.

Beragama yang hanya menekankan hubungan dengan Tuhan dan manusia, sejatinya, telah mengabaikan aspek relasi dengan makhluk yang lain. Memang banyak yang berargumen tentang keseimbangan relasi dengan Tuhan, Manusia dan Alam sekitar. Namun, nampaknya konsep ini hanya teori dan tidak pernah menjadi praktek dalam umat beragama bahkan di materi-materi khutbah yang ada.

Padahal, dalam Islam misalnya, hal teknis seperti penghargaan terhadap pohon menjadi konsen. Pohon dianggap sebagai salah satu manifestasi kebesaran Allah yang harus dihormati dan dijaga oleh manusia. Pandangan ini tercermin dalam nilai-nilai keislaman yang menekankan pentingnya menjaga lingkungan dan memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak.

Dalam Al-Qur’an, pohon disebut sebagai bukti kekuasaan dan keindahan penciptaan Allah, mengajarkan umatnya untuk menghargai keberagaman alam semesta. Pohon, sebagai ciptaan Allah yang mulia, memiliki peran penting dalam konteks ekologi, ekonomi, dan sosial dalam perspektif Islam.

Dalam ekologi, pohon menjaga keseimbangan ekosistem dengan menyediakan oksigen, menyaring udara, dan mendukung keberlangsungan kehidupan. Aspek ekonomi juga tidak terlepas, karena pohon memberikan manfaat ekonomi melalui hasilnya seperti buah, kayu, dan produk lainnya.

Pentingnya menjaga pohon dan lingkungan sejalan dengan konsep tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi. Dalam Islam, manusia diberikan amanah untuk merawat alam semesta, termasuk menjaga kelestarian pohon dan tumbuhan lainnya. Prinsip ini senada dengan semangat pelestarian alam dan keberlanjutan yang semakin mendapat perhatian di tingkat global.

Nabi Muhammad SAW juga pernah menyampaikan tentang urgensi menjaga alam, termasuk pohon. Rasulullah bersabda, “Jika seorang muslim menanam atau menanamkan tanaman, lalu burung, manusia, atau binatang makan darinya, itu dihitung sebagai sedekah baginya.” Hal ini menunjukkan bahwa tindakan positif terhadap alam dianggap sebagai amalan kebajikan.

Dalam hadist yang lain, Rasulullah melarang umat Islam dalam peperangan sekalipun untuk menebang pepohonan. Jika dalam masa perang saja dilarang, tentu di kondisi normal juga sangat dilarang. Artinya, penjagaan terhadap pohon sebagai salah satu penentu pelestari lingkungan menjadi konsen utama.

Pohon dalam tradisi Islam juga dihubungkan dengan simbol-simbol kehidupan dan keberkahan. Beberapa hadis mencatat bahwa pohon di surga memberikan pakaian kepada penghuninya, menciptakan citra keberlimpahan dan kemurahan di surga. Bahkan, memberikan minuman dari air zamzam di bawah pohon di surga dianggap sebagai salah satu kenikmatan bagi orang-orang beriman.

Dalam konteks kekinian, pandangan Islam tentang pohon menunjukkan kesadaran akan keharmonisan antara manusia dan alam. Pohon bukan hanya dianggap sebagai anugerah Allah yang harus dijaga, tetapi juga sebagai mitra hidup yang perlu dimanfaatkan dengan penuh tanggung jawab. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip pelestarian alam dan nilai-nilai keberkahan yang menjadi inti ajaran Islam.

Dengan demikian, pandangan Islam tentang pohon bukan hanya relevan dalam konteks spiritual dan moral, tetapi juga memiliki dasar ilmiah dalam pelestarian lingkungan. Keseluruhan pandangan ini memperkuat kesadaran akan perlunya menjaga keberlanjutan alam semesta, menggambarkan betapa pohon sebagai ciptaan Allah memiliki peran yang signifikan dalam kehidupan manusia.

Alam kini sedang menggeliat sehingga sering kali menimbulkan bencana, baik gempa, banjir, tanah longsor, angin topan. Alam marah karena tingkah laku manusianya yang sudah berada di ambang batas normal. Banyaknya penebangan liar, industrialisasi tanpa wawasan lingkungan, dan perbuatan buruk lainnya manusia telah membuat alam menjadi murka.

Karena itu, masyarakat harus menjaga lingkungan hidup secara baik dan manusia harus mampu mengubah sikap hidup secara Islami dengan mengamalkan ajaran-ajaran Islam dan perintah al-Qur’an yang menekankan pentingnya menjaga lingkungan hidup dan merawat alam semesta serta menghindari perbuatan yang berpotensi merusak alam dan lingkungan.

ISLAMKAFFAH