DARI Aisyah, beliau menuturkan, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidaklah beliau memilih di antara dua perkara, melainkan beliau akan memilih yang paling ringan di antara kedua pilihan tersebut, selama tidak mengandung dosa. Namun jika mengandung dosa, maka beliau adalah manusia yang paling jauh darinya. Demi Allah, beliau tidak pernah marah karena kepentingan pribadi, dan jika kehormatan Allah dilanggar, maka beliau marah karenaNya. (HR. Bukhari)
Hikmah hadis:
1. Kebijaksanaan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam menentukan satu urusan, khususnya terkait kepentingan umatnya. Hal ini terlihat dari hadis di atas, ketika beliau dihadapkan pada dua pilihan, beliau memilih pilihan yang paling ringan dan paling mudah serta tidak memberatkan, selama pilihannya tersebut bukan merupakan perkara yang dilarang, menyalahi aturan, atau mengandung dosa.
2. Namun jika ada perkara yang mengandung dosa, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling membencinya dan paling menjauhinya. Dan hendaknya setiap kita juga demikian, boleh memilih pilihan yang ringan dan memudahkan selama tidak menyenggol pada yang haram, dan senantiasa berusaha menghindarkan diri sejauh-jauhnya dari perbuatan yang mengandung dosa dan haram.
3. Bolehnya marah karena Allah Ta’ala, yaitu ketika kehormatan agama Islam dihinakan atau direndahkan oleh orang lain, dan kita marah oleh karenanya. Maka, tidak boleh membuat pilihan yang berdampak pada merendahkan harkat dan martabat kita sebagai seorang muslim, atau bahkan yang merendahkan harkat dan martabat agama Islam.
Wallahu A’lam. [Ustadz Rikza Maulan, Lc., M.Ag]
– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2345718/rasul-memilih-yang-paling-ringan-antara-2-pilihan#sthash.8ogqYfdr.dpuf